BPBD Bersihkan Sampah di Lokasi Jembatan Jebol
Puluhan personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Sabtu (17/12) pagi turun ke lokasi jembatan akses jalan Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Sukasada yang jebol pada, Kamis (15/12) lalu.
SINGARAJA, NusaBali
Di dasar sungai ditemukan ribuan tumpukan sampah plastik dan dahan kayu besar yang diduga menjadi penyebab jebolnya jembatan tersebut.
Kepala BPBD Buleleng, I Made Subur dikonfirmasi seusai kegiatan pembersihan sampah sungai mengatakan jembatan tersebut jebol karena tidak mampu menampung besarnya debit air sungai yang datang dari dua arah, yakni dari arah barat dan timur. Kedua saluran air yang mengalir ke sungai itu menruut Subur merupakan ancaman berat, dengan kapasitas sungai dan jembatan yang cukup kecil.
“Sebelum ada sekolah, saluran airnya hanya satu, tetapi setelah ada sekolah di hulu jembatan salurannya menjadi dua, air limbah dari sekolah tertampung ke sana,” ujar Subur. Selain itu banyak ditemukan sampah plastik yang tertumpuk dan diyakini telah mengendap sedikit demi sedikit di senderan jembatan. Selain itu ada juga batang-batang kayu dengan ukuran yang cukup besar yang diyakini adalah sisa pembangunan sekolah yang dibuang ke sungai.
Batang kayu itu pun lalu nyangkut di lorong jembatan, dan menyumbat aliran sungai. Sehingga ketika debit air besar saat hujan deras, kayu-kayu tersebut ikut terseret air dan membawa senderan yang dihalanginya. Sehingga jembatan yang ada di atasnya jebol. Untuk penanganan awal, pihaknya mengaku hanya bisa membersihkan saluran sungai, agar air dapat mengalir maksimal. “Kami sudah pasang tali juga agar tidak ada yang melintasi jalan tersebut sebelum diperbaiki,” imbuh dia. * k23
Kepala BPBD Buleleng, I Made Subur dikonfirmasi seusai kegiatan pembersihan sampah sungai mengatakan jembatan tersebut jebol karena tidak mampu menampung besarnya debit air sungai yang datang dari dua arah, yakni dari arah barat dan timur. Kedua saluran air yang mengalir ke sungai itu menruut Subur merupakan ancaman berat, dengan kapasitas sungai dan jembatan yang cukup kecil.
“Sebelum ada sekolah, saluran airnya hanya satu, tetapi setelah ada sekolah di hulu jembatan salurannya menjadi dua, air limbah dari sekolah tertampung ke sana,” ujar Subur. Selain itu banyak ditemukan sampah plastik yang tertumpuk dan diyakini telah mengendap sedikit demi sedikit di senderan jembatan. Selain itu ada juga batang-batang kayu dengan ukuran yang cukup besar yang diyakini adalah sisa pembangunan sekolah yang dibuang ke sungai.
Batang kayu itu pun lalu nyangkut di lorong jembatan, dan menyumbat aliran sungai. Sehingga ketika debit air besar saat hujan deras, kayu-kayu tersebut ikut terseret air dan membawa senderan yang dihalanginya. Sehingga jembatan yang ada di atasnya jebol. Untuk penanganan awal, pihaknya mengaku hanya bisa membersihkan saluran sungai, agar air dapat mengalir maksimal. “Kami sudah pasang tali juga agar tidak ada yang melintasi jalan tersebut sebelum diperbaiki,” imbuh dia. * k23
1
Komentar