Kadiskes Bali Tegaskan Bukan Vaksinnya yang Jadi Penyebab
Heboh Berita Habis Vaksin Meninggal
DENPASAR, NusaBali
Gara-gara berita di media seorang tukang jahit meninggal dunia usai mengikuti vaksin membuat masyarakat takut mengikuti vaksin.
Hal itu diungkapkan Kepada Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya di Denpasar, Rabu (26/5). Kadiskes Suarjaya membantah kalau kasus orang meninggal usai vaksin, sebab bukan vaksinnya yang menjadi penyebab. Namun karena memang yang bersangkutan sudah sakit sejak sebelum divaksin.
Kadiskes Suarjaya sangat menyayangkan beredarnya pemberitaan yang mengatakan ada korban meninggal akibat vaksin Covid-19, tanpa berdasarkan data ataupun informasi yang akurat atau dari sumber berkompeten.
Kadiskes merilis hasil otopsi verbal kronologis meninggalnya Abdullah Maulana, 44, yang diberitakan meninggal setelah mendapatkan vaksinasi Astra Zeneca secara gamblang. Kata Kadiskes Suarjaya korban yang bekerja sebagai tukang jahit ini sudah sakit kurang lebih dari seminggu yang lalu dan hanya istirahat di kamar, jarang keluar apalagi bekerja. Sakit yang dikeluhkan adalah sakit kepala yang terus-menerus bahkan kadang-kadang almarhum sampai muntah-muntah, dan keringat dingin. Almarhum juga dikatakan memang memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes dan kolestrol.
"Pada saat almarhum ikut vaksin, semua proses screening dan lain sebagainya sudah dilakukan dan kondisi beliau saat itu memungkinkan untuk mendapatkan vaksin," beber birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ini. Kemudian dua hari setelah vaksin almarhum ditemukan meninggal. "Kita tidak bisa menyimpulkan kalau beliau meninggal karena vaksin. Setelah vaksin ada observasi dan beliau baik-baik saja saat observasi. Jadi jangan sedikit-sedikit ada orang meninggal dikaitkan dengan Covid-19, atau ada yang meninggal setelah beberapa harinya mendapatkan vaksin dikaitkan meninggal karena vaksin. Mari kita cari dulu data yang akurat dari orang yang kompeten sebelum kita memberitakan ke tengah masyarakat. Dengan demikian informasi tidak bias dan timbul rasa khawatir dari masyarakat untuk vaksin,“ ujar Kadiskes Suarjaya.
Sementara terkait isu korban meninggal akibat vaksin, Kadis Kominfos (Komunikasi, Informasi dan Statistik) Provinsi Bali, Gede Pramana minta media lebih cermat sajikan pemberitaan. Dalam siaran persnya, Selasa (25/5) Gede Pramana meminta agar media lebih cermat menyajikan pemberitaan terkait vaksin di tengah masyarakat, supaya tidak menimbulkan keresahan. Kata dia pemerintah beserta stakeholder terkait terus berupaya keras mengupayakan ketersediaan vaksin yang aman di tengah masyarakat sebagai salah satu cara untuk keluar dari pandemi, di samping penerapan prokes yang ketat.
Dengan adanya pemberitaan negatif terkait vaksin tanpa didukung dengan data serta dari sumber yang akurat dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. "Sangat disayangkan banyak sekali pemberitaan yang mengatakan bahwa ada korban meninggal akibat vaksin, padahal belum ada penjelasan resmi dari pihak yang berkompeten tentang itu, namun sudah diberitakan orang tersebut meninggal karena vaksin. Untuk itu saya meminta agar awak media lebih cermat dalam pemberitaan dan membantu mengedukasi masyarakat melalui berita yang berasal dari sumber dan data yang dapat dipercaya," ujar mantan Kadis PUPR Provinsi Bali ini.
Pejabat kelahiran Banjar Wangaya Kelod, Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini juga meminta masyarakat agar selalu mencari informasi baik itu terkait Covid-19 maupun vaksinasi dari situs-situs resmi yang disediakan oleh pemerintan. "Sehingga informasi yang didapatkan akurat dan dapat dipertangungjawabkan," tegas Pramana. *nat
1
Komentar