SMS Blast Gempa dan Peringatan Tsunami Resahkan Warga
Berbarengan dengan Air Laut Naik di Pantai Kuta
Masyarakat diimbau agar tetap tenang, karena hingga saat ini hasil monitoring BMKG menunjukan tidak terjadi gempa berkekuatan magnitudo 8,5 di wilayah Indonesia
MANGUPURA, NusaBali
Air laut yang kembali naik di Pantai Kuta, cukup meresahkan warga, Kamis (27/5) pagi. Pasalnya, naiknya air laut berbarengan dengan beradarnya sebuah pesan singkat atau SMS blast akan ada gempa magnitudo 8,5 dan peringatan dini tsunami dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Belum diketahui secara pasti dari mana asal muasal beredarnya SMS yang meresahkan itu. Dari data yang dihimpun, SMS blast yang dikirim oleh nomor resmi KominfoBMKG itu sendiri diterima sebanyak dua kali oleh masyarakat di Pulau Dewata. Pertama, SMS blast tersebut masuk pada pukul 10.21 Wita. Kemudian, SMS itu kembali muncul pada pukul 10.41 Wita. Namun, selang beberapa menit kemudian atau pukul 10.52 Wita, SMS blast kembali muncul. Isi SMS ke tiga itu untuk meralat informasi sebelumnya, karena terjadi kesalahan dalam sistem test peringatan dini tsunami.
Alhasil, kemunculan SMS blast itu sempat bikin masyarakat heboh sekaligus resah, khsususnya bagi pengunjung Pantai Kuta dan sejumlah pedagang. Saat SMS blast beredar, kebetulan air laut di Pantai Kuta sedang naik dan meluber hingga ke jalan raya. Meski demikian, sejumlah warga yang sedang beraktivitas itu ditenangkan oleh petugas. “Sempat kaget juga setelah dapat SMS blast itu. Untungnya cepat diklarifikasi,” terang salah satu pengujung, Ahmad Aryanto, 25.
Ketua Satgas Pantai Kuta I Wayan Sirna, membenarkan terkait hebohnya masyarakat saat adanya SMS blast itu. Sebab, kata dia, dikarenakan kondisi air laut saat itu sedang naik dan meluber hingga ke jalan dan ke Pos Satgas Pantai Kuta. Untungnya, kehebohan tidak berlanjut, karena adanya klarifikasi berupa ralat dari BMKG, ihwal informasi yang beredar luas itu. Hal itu pula yang membuat dirinya tidak mengumumkan informasi itu melalui pengeras suara.
“Waktu kejadian SMS blast dan air laut Pantai Kuta naik dan meluber itu nyaris berdekatan. Makanya semua pedagang dan pengunjung kaget. Ya, untungnya cepat diralat dan tidak terjadi kepanikan meluas,” kata Wayan Sirna seraya mengakui kondisi pasang air laut yang terjadi di Pantai Kuta masih disebabkan faktor cuaca.
Menyikapi beredarnya pesan berantai tersebut, Koordinator Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Iman Fatchurochman, mengatakan beredarnya SMA blast tersebut tidaklah benar adanya. Menurut dia, SMS blast beredar disebabkan oleh terjadinya kesalahan pada sistem pengiriman informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami melalui kanal SMS blast. “BMKG dan Kominfo telah merespon secara cepat, dengan melakukan klarifikasi terhadap sistem pengirim informasi yang salah tersebut melalui saluran/kanal komunikasi yang sama, yaitu SMS BMKG-Kominfo,” melalui pesan singkat.
Dikatakan, saat ini BMKG bersama Kominfo sedang melakukan penelusuran dan investigasi lebih mendalam, terhadap penyebab kesalahan sistem SMS blast itu hingga tersebar informasi gempa berpotensi tsunami. Masyarakat diimbau agar tetap tenang, karena hingga saat ini hasil monitoring BMKG menunjukan tidak terjadi gempa berkekuatan magnitudo 8,5 di wilayah Indonesia, sehingga secara institusi BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami. “Kesalahan itu masih dalam investigasi tim kami,” kata Iman.
Menurutnya, informasi yang tersebar tersebut juga bukan merupakan prediksi gempa yang akan terjadi dalam waktu dekat, karena hingga saat ini belum ada satu pun teknologi di dunia yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan, dimana, dan berapa besar kekuatan gempa akan terjadi. Dengan adanya ralat dari informasi itu, Iman mengimbau masyarakat agar tetap mengupdate informasi BMKG melalui saluran resmi seperti website, saluran komunikasi infobmkg berbasis media sosial, Call Center 196 maupun kantor BMKG terdekat. “Kami berharap masyarakat tidak panik dan selalu mengupdate setiap informasi dari kami,” harapnya. *dar
Belum diketahui secara pasti dari mana asal muasal beredarnya SMS yang meresahkan itu. Dari data yang dihimpun, SMS blast yang dikirim oleh nomor resmi KominfoBMKG itu sendiri diterima sebanyak dua kali oleh masyarakat di Pulau Dewata. Pertama, SMS blast tersebut masuk pada pukul 10.21 Wita. Kemudian, SMS itu kembali muncul pada pukul 10.41 Wita. Namun, selang beberapa menit kemudian atau pukul 10.52 Wita, SMS blast kembali muncul. Isi SMS ke tiga itu untuk meralat informasi sebelumnya, karena terjadi kesalahan dalam sistem test peringatan dini tsunami.
Alhasil, kemunculan SMS blast itu sempat bikin masyarakat heboh sekaligus resah, khsususnya bagi pengunjung Pantai Kuta dan sejumlah pedagang. Saat SMS blast beredar, kebetulan air laut di Pantai Kuta sedang naik dan meluber hingga ke jalan raya. Meski demikian, sejumlah warga yang sedang beraktivitas itu ditenangkan oleh petugas. “Sempat kaget juga setelah dapat SMS blast itu. Untungnya cepat diklarifikasi,” terang salah satu pengujung, Ahmad Aryanto, 25.
Ketua Satgas Pantai Kuta I Wayan Sirna, membenarkan terkait hebohnya masyarakat saat adanya SMS blast itu. Sebab, kata dia, dikarenakan kondisi air laut saat itu sedang naik dan meluber hingga ke jalan dan ke Pos Satgas Pantai Kuta. Untungnya, kehebohan tidak berlanjut, karena adanya klarifikasi berupa ralat dari BMKG, ihwal informasi yang beredar luas itu. Hal itu pula yang membuat dirinya tidak mengumumkan informasi itu melalui pengeras suara.
“Waktu kejadian SMS blast dan air laut Pantai Kuta naik dan meluber itu nyaris berdekatan. Makanya semua pedagang dan pengunjung kaget. Ya, untungnya cepat diralat dan tidak terjadi kepanikan meluas,” kata Wayan Sirna seraya mengakui kondisi pasang air laut yang terjadi di Pantai Kuta masih disebabkan faktor cuaca.
Menyikapi beredarnya pesan berantai tersebut, Koordinator Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Iman Fatchurochman, mengatakan beredarnya SMA blast tersebut tidaklah benar adanya. Menurut dia, SMS blast beredar disebabkan oleh terjadinya kesalahan pada sistem pengiriman informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami melalui kanal SMS blast. “BMKG dan Kominfo telah merespon secara cepat, dengan melakukan klarifikasi terhadap sistem pengirim informasi yang salah tersebut melalui saluran/kanal komunikasi yang sama, yaitu SMS BMKG-Kominfo,” melalui pesan singkat.
Dikatakan, saat ini BMKG bersama Kominfo sedang melakukan penelusuran dan investigasi lebih mendalam, terhadap penyebab kesalahan sistem SMS blast itu hingga tersebar informasi gempa berpotensi tsunami. Masyarakat diimbau agar tetap tenang, karena hingga saat ini hasil monitoring BMKG menunjukan tidak terjadi gempa berkekuatan magnitudo 8,5 di wilayah Indonesia, sehingga secara institusi BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami. “Kesalahan itu masih dalam investigasi tim kami,” kata Iman.
Menurutnya, informasi yang tersebar tersebut juga bukan merupakan prediksi gempa yang akan terjadi dalam waktu dekat, karena hingga saat ini belum ada satu pun teknologi di dunia yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan, dimana, dan berapa besar kekuatan gempa akan terjadi. Dengan adanya ralat dari informasi itu, Iman mengimbau masyarakat agar tetap mengupdate informasi BMKG melalui saluran resmi seperti website, saluran komunikasi infobmkg berbasis media sosial, Call Center 196 maupun kantor BMKG terdekat. “Kami berharap masyarakat tidak panik dan selalu mengupdate setiap informasi dari kami,” harapnya. *dar
Komentar