Pandemi, Donatur Yayasan Dharma Jati Bali Menurun
DENPASAR, NusaBali.com - Pandemi berkepanjangan di Bali mau tak mau berdampak pada panti asuhan atau yayasan sosial yang berharap pada donatur.
Salah satu yang mengalami dampak ini adalah Yayasan Dharma Jati Bali. “Sebelum masa pandemi kami biasanya menerima donasi itu sekitar Rp 40 juta – Rp 50 dan saat ini kami menerima Rp 4 juta – Rp 5 juta," kata Pimpinan Yayasan Dharma Jati Bali, I Wayan Nika, Sabtu (29/5/2021).
Namun mantan pekerja pariwisata ini bersyukur masih ada yang mau menyisihkan rezekinya untuk membantu sesama." Untuk kebutuhan makan memang masih mencukupi, " kata I Wayan Nika.
Namun untuk memenuhi kebutuhan lainnya diakui sangat kelabakan. "Untuk mengembangkan ruang-ruang pada yayasan sebagai fasilitas anak-anak untuk belajar, berkreativitas, dan bersosialisasi sulit dilakukan," tambahnya.
Yayasan Dharma Jati yang berlokasi di Jalan Trengguli nomor 80, Penatih, Denpasar saat ini sedang menampung 50 orang anak yang terdiri dari keluarga tidak mampu dan yatim piatu.
Yayasan yang telah didirikannya sejak tahun 1985 ini telah berhasil mendidik dan membesarkan ribuan anak-anak terlantar sehingga mereka memperoleh pendidikan yang layak dan memiliki pekerjaan untuk kehidupannya. “Sudah ribuan anak yang dibesarkan oleh yayasan ini, tentunya dengan perhatian dari segala pihak yang ikut serta membantu dan memberikan donasi kepada yayasan agar dapat memberikan kebutuhan pokok dan pendidikan bagi anak-anak disini,” kata Nika.
Awal mula berdirinya Yayasan Dharma Jati ini adalah hasil dari jerih payah I Wayan Nika mengumpulkan dana dari usahanya menjual kayu api hingga menjadi fotografer keliling. “Yayasan ini saya dirikan benar-benar murni dari hasil jerih payah saya sendiri, mulai dari menjual kayu api, hingga menjadi tukang foto keliling,” ungkapnya.
I Wayan Nika pun membagikan cerita suka duka dalam memperjuangkan Yayasan yang didirikannya ini, dari menggadaikan cincin yang tidak bisa ditebus, hingga menjual kendaraan agar dapat membeli lahan yang digunakan untuk menampung anak-anak lebih banyak lagi. “Banyak suka dukanya, waktu itu dulu saya sempat menggadaikan cincin dan tidak bisa ditebus, lalu menjual kendaraan saya untuk dibelikan lahan guna memperluas yayasan,” ungkapnya.
Berkat ketulusan dan kegigihannya dalam merawat anak-anak yatim piatu dan kurang mampu, pada tahun 1995 I Wayan Nika meraih penghargaan Satya Lencana yang diberikan oleh Presiden Soeharta pada saat itu. “Saya sempat diundang ke Aceh pada tahun 1995 oleh Presiden Soeharto untuk diberikan penghargaan Satya Lencana, saya sangat senang,” ungkapnya sambil tersenyum.
Penghargaan yang diterimanya pun tidak serta merta membuat dirinya menjadi puas, namun sebagai pemacu semangat agar dapat menciptakan Yayasan yang dapat menjadi suatu wadah yang mulia dan berbudi luhur untuk mengurangi penderitaan anak-anak terlantar dan yatim piatu. “Penghargaan yang saya terima saya jadikan acuan untuk lebih semangat lagi mengembangkan yayasan ini agar menjadi lebih baik dari tahun ke tahun,” ungkapnya.
Dan kegigihannya pun berbuah hasil manis, banyak alumni dari yayasan yang didirikannya telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, bahkan ada sampai S3, dan ada beberapa yang menjadi PNS. “Senang melihat anak-anak menempuh pendidikan setinggi mungkin, ya walaupun saya tidak bisa memberikan mereka materi setidaknya saya membekali anak-anak dengan pendidikan yang layak,” ungkap I Wayan Nika.
I Wayan Nika pun mengungkapkan bahwa dirinya selalu mengajarkan nilai kejujuran, ketulusan, ketakwaan kepada Tuhan dan menerangkan pentingnya pendidikan untuk bekal menjalani kehidupan nantinya. “Saya ingin nanti anak-anak yang sudah keluar dari yayasan ini, mempunyai bekal sendiri untuk mengurus hidupnya dan keluarganya nanti,” ungkapnya.
Di dalam yayasannya pun terdapat ruang belajar untuk para pengejar paket B dan C yang telah diresmikan pada tahun 2006 oleh AA Ngurah Puspayoga selaku Walikota Denpasar pada saat itu. “Ada ruangan untuk kejar paket B dan C juga di sini,” kata I Wayan Nika.
I Wayan Nika pun berharap ke depannya masyarakat Bali lebih peduli terhadap saudaranya sendiri, agar jumlah anak-anak yang terlantar dan yatim piatu dapat berkurang, dan anak-anak pun dapat menempuh pendidikan yang layak. “Saya berharap agar masyarakat Bali menaruh perhatian lebih kepada saudaranya sendiri, agar tidak ada lagi anak-anak terlantar, yatim piatu dan anak-anak yang tidak mampu menempuh pendidikan yang layak,” ungkapnya. *rma
Komentar