Bendungan Titab Segera Diisi Air
Bendungan Titab–Ularan yang berada di wilayah Kecamatan Busungbiu dan Seririt, Kabupaten Buleleng, sudah siap diisi air kembali hingga penuh.
SINGARAJA, NusaBali
Rencananya pengisian air dimulai Januari 2017. Di sisi lain, Pemprov Bali sudah siapkan dana sekitar Rp 37 miliar guna membangun jaringan distribusi air menuju wilayah Kecamatan Seririt dan Gerokgak.
Bendungan Titab–Ularan sudah sempat diujicoba dengan pengisian air. Kala itu pengisian air tidak mencapai seluruh genangan bendungan. Dari uji coba itu diketahui ada beberapa titik kerusakan, hingga perlu perbaikan. Nah selama perbaikan, air yang sudah ditampung di bendungan, kemudian dibuang. Perbaikan dilakukan terhadap landasan saluran irigasi di bagian hulu dan hilir bendungan, termasuk perbaikan di bagian konstruksi tower intake.
Kini seluruh genangan Bendungan Titab–Ularan akan diisi air. Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS-BP) I Putu Edi Purnawijaya, ketika mendampingi Komisi III DPRD Bali ke Buleleng, Jumat (16/12), mengatakan, pengisian air bendungan dilakukan Januari 2017, setelah perbaikan di beberapa titik tuntas. “Kami akan lakukan pengisian air di tahun 2017 nanti. Paling perlu waktu dua minggu, karena debit air di Sungai Saba itu cukup besar. Pengisian air ini dalam rangka mendapat sertifikat, sehingga bendungan siap dioperasikan,” tuturnya.
Kasatker Putu Edi menjelaskan perbaikan bendungan meliputi bagian konstruksi tower intake, dan landasan saluran irigasi di bagian hulu dan hilir. Kemudian ada juga penataan kawasan yang difungsikan sebagai jogging track dan objek wisata. “Dulu diisi air sifatnya hanya uji coba, sekarang juga masih terus diujicoba. Kemudian air di bendungan dikosongkan karena kami ingin melihat perilaku bendungan saat kosong. Kemudian juga ada penataan di hulu dan hilir. Kami nanti juga akan bikin jogging track, karena bendungan ke depannya menjadi objek wisata,” jelas Putu Edi.
Dalam pengisian air kali ini, seluruh genangan akan terisi penuh hingga air bisa masuk ke konstruksi spillway. Seluruh genangan bendungan mampu menampung air hingga 12–13 juta meter kubik. “Nanti dari bendungan itu bisa menghasilkan listrik hingga 1,5-2 MW, tergantung dari teknologi yang dipakai,” ujar Putu Edi.
Sementara Sekretaris Komisi III DPRD Bali Ketut Kariasa Adnyana mengungkapkan, di tahun 2017 Pemprov Bali telah mengalokasikan dana sebesar Rp 37 miliar untuk persiapan pembangunan jaringan air dari Bendungan Titab–Ularan menuju wilayah Kecamatan Seririt hingga wilayah Kecamatan Gerokgak. “Nanti wilayah Kecamatan Gerokgak yang selalu kesulitan air baku, sudah bisa tertangani. Air dari Bendungan Titab–Ularan sudah bisa didistribusikan ke Seririt dan Gerokgak,” ungkap politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng, ini.
Menurut Kariasa, pemprov menyediakan dana puluhan miliar rupiah untuk beberapa kegiatan di antaranya pembebasan lahan untuk jaringan pipa dan resevoir (bak penampungan air) di beberapa titik hingga air bisa mengalir ke wilayah Seririt dan Gerokgak. “Kalau tidak salah tahun ini sudah mulai ada pembebasan lahan,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, proyek Bendungan Titab itu sendiri mengambil lahan yang pembebasannya dilakukan di enam desa wilayah dua kecamatan bertetangga. Rinciannya, empat desa di wilayah Kecamatan Busungbiu yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga. Sedangkan dua desa lagi di wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit.
Data yang diperoleh NusaBali, total lahan yang dibebaskan dalam pembangunan proyek Bendungan Titab ini mencapai sekitar 137 hektare. Pembebasan lahan dibagi masing-masing Balai Wilayah Sungai-Bali Penida (BWS-BP) seluas 69 hektare, Pemprov Bali seluas 48 hektare plus 30 are, dan Pemkab Buleleng seluas 20 hektare plus 70 are.
Pembebasan lahan di enam desa wilayah Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt dilakukan dalam tiga tahap, mulai tahun 2010 hingga 2013. Selama pembebasan, harga ganti rugi disepakati sebesar Rp 10 juta per are. Sedangkan dari total lahan yang dibebaskan mencapai 137 hektare lebih tersebut, seluas 64 hektare diplot untuk genangan Bendungan Titab. Untuk tubuh bendungan seluas 5 hektare, untuk spillway dan bangunan lainnya seluas 10 hektare, plus 69 hektare lagi peruntukannya buat kawasan sabuk hijau. * k19
Bendungan Titab–Ularan sudah sempat diujicoba dengan pengisian air. Kala itu pengisian air tidak mencapai seluruh genangan bendungan. Dari uji coba itu diketahui ada beberapa titik kerusakan, hingga perlu perbaikan. Nah selama perbaikan, air yang sudah ditampung di bendungan, kemudian dibuang. Perbaikan dilakukan terhadap landasan saluran irigasi di bagian hulu dan hilir bendungan, termasuk perbaikan di bagian konstruksi tower intake.
Kini seluruh genangan Bendungan Titab–Ularan akan diisi air. Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS-BP) I Putu Edi Purnawijaya, ketika mendampingi Komisi III DPRD Bali ke Buleleng, Jumat (16/12), mengatakan, pengisian air bendungan dilakukan Januari 2017, setelah perbaikan di beberapa titik tuntas. “Kami akan lakukan pengisian air di tahun 2017 nanti. Paling perlu waktu dua minggu, karena debit air di Sungai Saba itu cukup besar. Pengisian air ini dalam rangka mendapat sertifikat, sehingga bendungan siap dioperasikan,” tuturnya.
Kasatker Putu Edi menjelaskan perbaikan bendungan meliputi bagian konstruksi tower intake, dan landasan saluran irigasi di bagian hulu dan hilir. Kemudian ada juga penataan kawasan yang difungsikan sebagai jogging track dan objek wisata. “Dulu diisi air sifatnya hanya uji coba, sekarang juga masih terus diujicoba. Kemudian air di bendungan dikosongkan karena kami ingin melihat perilaku bendungan saat kosong. Kemudian juga ada penataan di hulu dan hilir. Kami nanti juga akan bikin jogging track, karena bendungan ke depannya menjadi objek wisata,” jelas Putu Edi.
Dalam pengisian air kali ini, seluruh genangan akan terisi penuh hingga air bisa masuk ke konstruksi spillway. Seluruh genangan bendungan mampu menampung air hingga 12–13 juta meter kubik. “Nanti dari bendungan itu bisa menghasilkan listrik hingga 1,5-2 MW, tergantung dari teknologi yang dipakai,” ujar Putu Edi.
Sementara Sekretaris Komisi III DPRD Bali Ketut Kariasa Adnyana mengungkapkan, di tahun 2017 Pemprov Bali telah mengalokasikan dana sebesar Rp 37 miliar untuk persiapan pembangunan jaringan air dari Bendungan Titab–Ularan menuju wilayah Kecamatan Seririt hingga wilayah Kecamatan Gerokgak. “Nanti wilayah Kecamatan Gerokgak yang selalu kesulitan air baku, sudah bisa tertangani. Air dari Bendungan Titab–Ularan sudah bisa didistribusikan ke Seririt dan Gerokgak,” ungkap politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng, ini.
Menurut Kariasa, pemprov menyediakan dana puluhan miliar rupiah untuk beberapa kegiatan di antaranya pembebasan lahan untuk jaringan pipa dan resevoir (bak penampungan air) di beberapa titik hingga air bisa mengalir ke wilayah Seririt dan Gerokgak. “Kalau tidak salah tahun ini sudah mulai ada pembebasan lahan,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, proyek Bendungan Titab itu sendiri mengambil lahan yang pembebasannya dilakukan di enam desa wilayah dua kecamatan bertetangga. Rinciannya, empat desa di wilayah Kecamatan Busungbiu yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga. Sedangkan dua desa lagi di wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit.
Data yang diperoleh NusaBali, total lahan yang dibebaskan dalam pembangunan proyek Bendungan Titab ini mencapai sekitar 137 hektare. Pembebasan lahan dibagi masing-masing Balai Wilayah Sungai-Bali Penida (BWS-BP) seluas 69 hektare, Pemprov Bali seluas 48 hektare plus 30 are, dan Pemkab Buleleng seluas 20 hektare plus 70 are.
Pembebasan lahan di enam desa wilayah Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt dilakukan dalam tiga tahap, mulai tahun 2010 hingga 2013. Selama pembebasan, harga ganti rugi disepakati sebesar Rp 10 juta per are. Sedangkan dari total lahan yang dibebaskan mencapai 137 hektare lebih tersebut, seluas 64 hektare diplot untuk genangan Bendungan Titab. Untuk tubuh bendungan seluas 5 hektare, untuk spillway dan bangunan lainnya seluas 10 hektare, plus 69 hektare lagi peruntukannya buat kawasan sabuk hijau. * k19
1
Komentar