Satu-Satunya Air Terjun Berundak di Gianyar, Kato Lampo Suguhkan Wisata Air Terjun yang Berbeda
GIANYAR, NusaBali.com - Ada beberapa air terjun di Kabupaten Gianyar, namun air terjun berundak diklaim sebagai satu-satunya di gumi seni ini.
"Kanto Lampo ini adalah satu-satunya air terjun yang berundak di Kabupaten Gianyar, kalau yang lain kan langsung airnya jatuh dari titik atas ke bawah," kata Nyoman Suta, Kepala Pengelola Wisata Kato Lampo sekaligus Kelian Adat, Banjar Adat Kelod Kangin, Desa Beng, Gianyar.
Sebelum pandemi, air terjun Kanto Lampo dapat menerima kunjungan 600 wisatawan per harinya. “Sekarang 20 sampai 30 pada hari Senin sampai Jumat. Aedangkan pada akhir pekan Sabtu-Minggu kedatangan 50-100 orang, " ujarnya.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh I Wayan Sucitrayana, 39, staf bagian informasi di wisata air terjun Kanto Lampo. “Pada hari biasa kami hanya kedatangan sedikit pengunjung, 20 – 30 orang saja, kalau pas ramainya itu di akhir pekan,” ungkapnya.
Kendatipun mengalami penurunan omzet, pihaknya tetap mempekerjakan seluruh staf tempat wisata yang berjumlah 16 orang tersebut. “Kami di sini selalu berusaha untuk membantu staf kami yang merupakan warga asli di sini, dengan tetap mempekerjakan seluruh staf namun dengan penerapan jam khusus,” kata Suta.
Air Terjun Kanto Lampo sempat tutup awal pandemi selama empat bulan, dari Maret 2020 hingga Juni 2020. Dan setelah itu wisata air terjun Kanto Lampo buka kembali dengan memenuhi syarat prokes yang diberikan oleh Dinas Pariwisata Gianyar seperti tempat cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, dan penerapan socialdistancing.
Di masa pandemi pihaknya pun terus melakukan upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung dengan memberikan pelayanan yang ramah, dan selalu aktif mempromosikan di media sosial.
Wisata air terjun Kanto Lampo diresmikan menjadi tempat wisata pada tahun 2015 yang lalu, dan pada awalnya Kanto Lampo merupakan beji (sumber mata air) milik warga yang disucikan keberadaannya. “Jadi sebenarnya sudah ada dari dulu, tapi baru dikemas menjadi tempat wisata semenjak tahun 2015 yang lalu,” ujar Suta.
Kanto Lampo sendiri diambil dari nama pohon Kanto Lampo yang banyak tumbuh di area air terjun. Awal populernya air terjun Kanto Lampo ialah pada saat para pemuda desa sedang mencari tempat memancing ikan, dan menelusuri sepanjang aliran sungai di Desa Beng, sehingga menemukan air terjun yang berundak dan nampak indah, para pemuda tersebut pun mengunggahnya ke media sosial dan menjadi viral lalu diresmikan menjadi sebuah tempat wisata pada tahun 2015 yang lalu.
Jika masyarakat ingin berwisata ke air terjun Kanto Lampo cukup hanya membayar tiket sebesar Rp 20.000 pengunjung dapat menikmati air terjun sepuasnya, kolam, dan sudah termasuk dengan ruang ganti. “Harga tiketnya sama untuk domestik dan asing hanya Rp. 20.000 saja, dan sudah dapat menikmati fasilitas yang ada di sini,” ungkap Suta.
Suta pun berharap agar situasi menjadi normal kembali, agar pengunjung mengalami peningkatan, dan pihaknya dapat membantu mensejahterakan warga sekitar dengan adanya wisata air terjun ini. “Saya hanya berharap pandemi segera berakhir dan menjadi normal kembali, supaya kami disini bersama staf dapat beroperasi dengan normal, dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga asli di sini,” tuturnya.*rma
Sebelum pandemi, air terjun Kanto Lampo dapat menerima kunjungan 600 wisatawan per harinya. “Sekarang 20 sampai 30 pada hari Senin sampai Jumat. Aedangkan pada akhir pekan Sabtu-Minggu kedatangan 50-100 orang, " ujarnya.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh I Wayan Sucitrayana, 39, staf bagian informasi di wisata air terjun Kanto Lampo. “Pada hari biasa kami hanya kedatangan sedikit pengunjung, 20 – 30 orang saja, kalau pas ramainya itu di akhir pekan,” ungkapnya.
Kendatipun mengalami penurunan omzet, pihaknya tetap mempekerjakan seluruh staf tempat wisata yang berjumlah 16 orang tersebut. “Kami di sini selalu berusaha untuk membantu staf kami yang merupakan warga asli di sini, dengan tetap mempekerjakan seluruh staf namun dengan penerapan jam khusus,” kata Suta.
Air Terjun Kanto Lampo sempat tutup awal pandemi selama empat bulan, dari Maret 2020 hingga Juni 2020. Dan setelah itu wisata air terjun Kanto Lampo buka kembali dengan memenuhi syarat prokes yang diberikan oleh Dinas Pariwisata Gianyar seperti tempat cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, dan penerapan socialdistancing.
Di masa pandemi pihaknya pun terus melakukan upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung dengan memberikan pelayanan yang ramah, dan selalu aktif mempromosikan di media sosial.
Wisata air terjun Kanto Lampo diresmikan menjadi tempat wisata pada tahun 2015 yang lalu, dan pada awalnya Kanto Lampo merupakan beji (sumber mata air) milik warga yang disucikan keberadaannya. “Jadi sebenarnya sudah ada dari dulu, tapi baru dikemas menjadi tempat wisata semenjak tahun 2015 yang lalu,” ujar Suta.
Kanto Lampo sendiri diambil dari nama pohon Kanto Lampo yang banyak tumbuh di area air terjun. Awal populernya air terjun Kanto Lampo ialah pada saat para pemuda desa sedang mencari tempat memancing ikan, dan menelusuri sepanjang aliran sungai di Desa Beng, sehingga menemukan air terjun yang berundak dan nampak indah, para pemuda tersebut pun mengunggahnya ke media sosial dan menjadi viral lalu diresmikan menjadi sebuah tempat wisata pada tahun 2015 yang lalu.
Jika masyarakat ingin berwisata ke air terjun Kanto Lampo cukup hanya membayar tiket sebesar Rp 20.000 pengunjung dapat menikmati air terjun sepuasnya, kolam, dan sudah termasuk dengan ruang ganti. “Harga tiketnya sama untuk domestik dan asing hanya Rp. 20.000 saja, dan sudah dapat menikmati fasilitas yang ada di sini,” ungkap Suta.
Suta pun berharap agar situasi menjadi normal kembali, agar pengunjung mengalami peningkatan, dan pihaknya dapat membantu mensejahterakan warga sekitar dengan adanya wisata air terjun ini. “Saya hanya berharap pandemi segera berakhir dan menjadi normal kembali, supaya kami disini bersama staf dapat beroperasi dengan normal, dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga asli di sini,” tuturnya.*rma
Komentar