Lumpia Saus Siobak, Rasanya Nagih dan Maknyus!
DENPASAR. NusaBali.com - Jajanan lumpia sudah tidak asing lagi karena hampir setiap orang pernah mencicipinya.
Apalagi warga Kota Denpasar dan sekitarnya yang sering berkunjung ke pantai-pantai di wilayah Sanur atau lapangan Renon dan Puputan, pasti melihat pedagang lumpia yang selalu dikerumuni pembeli. Namun, di Kota Denpasar ada juga lumpia yang berbeda dari biasanya. Jika lumpia yang sering dijajakan menggunakan saus sangat kental dengan campuran kacang, maka lumpia yang satu ini tidak memakai kacang sebagai campuran sausnya sehingga terlihat lebih jernih.
Lumpia tersebut ternyata menggunakan saus siobak yang biasanya juga disajikan bersama saus seperti halnya lumpia.
Untuk diketahui siobak merupakan kuliner yang populer di Bali terutama di daerah Singaraja, Buleleng. Menu kuliner yang bermuasal di Tiongkok tersebut terdiri dari olahan daging babi yang dilengkapi dengan saus lumer yang disiram di atasnya.
Penjual lumpia dengan saus siobak, Ni Nyoman Yantiniasih, 33, mengakui jika lumpia yang ia jual memadukan menu utama lumpia dengan saus yang biasa disajikan bersama siobak.
“Sebelum menjalankan usaha ini, sebelumnya saya bekerja dengan orang yang juga menjual lumpia dengan saus siobak di Denpasar. Kebetulan dia orang Singaraja, jadi mungkin sudah kenal dengan saus siobak,” terang Yantiniasih ketika ditemui di tempat usahanya Warung Tipat Cantok Aulia, Rabu (2/6/2021), di Jalan Tukad Batanghari nomor 58, Panjer, Denpasar.
Perempuan asal Abang, Karangasem yang telah menjalankan usahanya sejak tahun 2013 tersebut, mengakui jika saus lumpia yang ia jual sedikit berbeda dengan saus lumpia yang sering dijajakan di pantai-pantai seperti Pantai Sanur.
“Kalau lumpianya kurang lebih hampir sama, isinya tahu, tauge, wortel, yang bikin beda sausnya. Kalau yang di pantai kan pakai kacang, kalau saya nggak. Untuk sausnya saya buat dari petis, tauco, gula merah, cabai merah, bawah putih, dan supaya kental ditambah kanji, itu saja,” ungkap Yantiniasih menjelaskan resep saus lumpianya.
Dirinya pun mengaku jika lumpia buatannya selalu habis dibeli para pelangganya setiap hari, sejak buka pukul 10.00 sampai 18.00 Wita. Dalam sehari rata-rata Yantiniasih membuat 30 potong lumpia. Untuk satu porsi dirinya menjual dengan harga Rp 6.000 yang terdiri dari tiga potong lumpia.
Ia pun menuturkan kalau lumpia merupakan salah satu menu yang paling dicari oleh pelanggan- pelanggannya selain menu khas Bali lainnya seperti tipat cantok dan rujak.
Sepintas tampilan lumpia saus siobak ini cukup menggoda. Potongan-potongan lumpia yang disajikan di atas piring kecil dilumeri dengan saus ditambah potongan cabai hijau. Rasanya memang unik di lidah ketika baru pertama kali dicoba.
Ya agak-agak mirip dengan lumpia Semarang atau lumpia Surabaya, jika sebelumnya pernah mencicipi dua jenis lumpia tersebut. Tetapi bumbunya tetap terasa lebih kental dan tetap memiliki cita rasanya sendiri.
Seorang pelanggan pun menuturkan sangat menikmati lumpia bumbu siobak karena rasanya yang berbeda dibanding kebanyakan lumpia yang biasa dijajakan di pantai-pantai di Bali. “Rasanya lebih bersih, sausnya tidak pekat tapi tetap terasa bumbu-bumbu yang dipakai,” ujar Sinta pelanggan yang sudah sekitar empat tahun mengenal lumpia saus siobak ini.
Lumpia sendiri, seperti siobak, merupakan panganan yang bermula dari negeri tirai bambu, Tiongkok. Lumpia terdiri dari lembaran tipis tepung gandum yang dijadikan sebagai pembungkus dari isian yang umumnya adalah sayuran seperti tauge, wortel, tahu juga terkadang daging dan ikan laut. Cara penyajian lumpia umumnya dengan dipotong-potong kemudian disiram dengan saus. *adi
Komentar