Penderitaan Komang Andika, Bocah Asal Tedung, Gianyar
Komang Andika Pratama,14, alias Komang, warga Banjar Tedung, Desa Abianbase, Kecamatan Gianyar, terpaksa berhenti bersekolah di SD.
Ditinggal Orangtua, Sakit Komplikasi, dan Putus Sekolah
GIANYAR, NusaBali
Karena ia mengidap tumor pada mata kiri dan gagal ginjal, hingga harus berobat secara rutin. Komang berhenti dari SD 2 Abianbase sejak menginjak bangku kelas IV SD, karena sakit yang diderita sudah komplikasi. Salah seorang warga Lingkungan Tedung, I Gusti Ngurah Suarjana, salah seorang anggota Polres Klungkung yang bertanggungjawab terhadap kondisi Komang. Ia menuturkan ibu Komang, Ni Made Ribek sudah meninggal tiga tahun lalu. Sedangkan ayahnya, pergi ke luar Bali sejak tujuh bulan lalu.
Komang tinggal bersama paman dan dua saudaranya, Kadek Aris Wirasanti,17, dan Wayan Ari Pratama,20. Baru beberapa hari ini ayah Komang, I Nyoman Artawan, pulang. "Saya berikan pekerjaan di rumah saya, supaya dia bisa mengurus anaknya. Tidak tinggal di luar lagi," ungkapnya. Gusti Suarjana menuturkan, sakit yang diderita Komang sudah komplikasi, ada Hepatitis B, gagal ginjal serta tumor pada mata.
Komang harus menjalani cuci darah tigas kali seminggu, belum lagi pembersihan mata di RSUP Sanglah Denpasar. Kemudian Komang dua kali gagal menjalani operasi tumor mata, karena kondisi kesehatannya drop. "Dokter menyampaikan sekecil apapun penurunan kondisi tubuh Komang, bila dioperasi justru membahayakan," jelasnya.
Rencana, bila dilancarakan, Januari 2017, operasi mata Komang bisa dilaksanakan. Pengobatan medis serta non medis sudah dijalani. Pihak keluarganya pun sudah pasrah, namun berharap ada keajaiban sehingga Komang bisa sembuh. Dokter pun heran Komang bisa bertahan selama ini hingga membuat semangat keluarga makin kuat.
Kini, dalam keseharian Komang diam di lingkungan rumahnya, bersama sepupu-sepupunya. Usia Komang yang masih belia harus menanggung beban sakit yang berat. Beberapa kali ia berbicara pasrah, ingin suntik mati dan sering memanggil nama ibu yang sudah meninggal. "Kami tidak bisa berbuat apa, kami hanya bisa memberikan dukungan serta semangat," imbuhnya.
Disinggung kenapa Gusti Suarjana mau merawat Komang yang tidak ada hubungan keluarga, Gusti Suarjana mengatakan semua itu didasar rasa sayang. Gusti Suarjana yang juga anggota Polres Klungkung pernah tugas di luar dan sempat ditolong orang lain. "Saya juga pernah seperti Komang, saya dibantu orang lain," tuturnya.
Ditemui NusaBali, Senin (19/12), Komang sedang tidak di rumah karena sedang melakukan cuci darah. Pamannya yakni I Wayan Sudarta menuturkan, ibu Komang meninggal akibat sakit kanker. Komang yang sudah sakit sejak usia enam tahun, bahkan sudah lima tahun ini sulit buang air kecil. "Tidak bisa buang air kecil, kalau dipaksakan paling keluar sedikit," ungkapnya. * cr62
GIANYAR, NusaBali
Karena ia mengidap tumor pada mata kiri dan gagal ginjal, hingga harus berobat secara rutin. Komang berhenti dari SD 2 Abianbase sejak menginjak bangku kelas IV SD, karena sakit yang diderita sudah komplikasi. Salah seorang warga Lingkungan Tedung, I Gusti Ngurah Suarjana, salah seorang anggota Polres Klungkung yang bertanggungjawab terhadap kondisi Komang. Ia menuturkan ibu Komang, Ni Made Ribek sudah meninggal tiga tahun lalu. Sedangkan ayahnya, pergi ke luar Bali sejak tujuh bulan lalu.
Komang tinggal bersama paman dan dua saudaranya, Kadek Aris Wirasanti,17, dan Wayan Ari Pratama,20. Baru beberapa hari ini ayah Komang, I Nyoman Artawan, pulang. "Saya berikan pekerjaan di rumah saya, supaya dia bisa mengurus anaknya. Tidak tinggal di luar lagi," ungkapnya. Gusti Suarjana menuturkan, sakit yang diderita Komang sudah komplikasi, ada Hepatitis B, gagal ginjal serta tumor pada mata.
Komang harus menjalani cuci darah tigas kali seminggu, belum lagi pembersihan mata di RSUP Sanglah Denpasar. Kemudian Komang dua kali gagal menjalani operasi tumor mata, karena kondisi kesehatannya drop. "Dokter menyampaikan sekecil apapun penurunan kondisi tubuh Komang, bila dioperasi justru membahayakan," jelasnya.
Rencana, bila dilancarakan, Januari 2017, operasi mata Komang bisa dilaksanakan. Pengobatan medis serta non medis sudah dijalani. Pihak keluarganya pun sudah pasrah, namun berharap ada keajaiban sehingga Komang bisa sembuh. Dokter pun heran Komang bisa bertahan selama ini hingga membuat semangat keluarga makin kuat.
Kini, dalam keseharian Komang diam di lingkungan rumahnya, bersama sepupu-sepupunya. Usia Komang yang masih belia harus menanggung beban sakit yang berat. Beberapa kali ia berbicara pasrah, ingin suntik mati dan sering memanggil nama ibu yang sudah meninggal. "Kami tidak bisa berbuat apa, kami hanya bisa memberikan dukungan serta semangat," imbuhnya.
Disinggung kenapa Gusti Suarjana mau merawat Komang yang tidak ada hubungan keluarga, Gusti Suarjana mengatakan semua itu didasar rasa sayang. Gusti Suarjana yang juga anggota Polres Klungkung pernah tugas di luar dan sempat ditolong orang lain. "Saya juga pernah seperti Komang, saya dibantu orang lain," tuturnya.
Ditemui NusaBali, Senin (19/12), Komang sedang tidak di rumah karena sedang melakukan cuci darah. Pamannya yakni I Wayan Sudarta menuturkan, ibu Komang meninggal akibat sakit kanker. Komang yang sudah sakit sejak usia enam tahun, bahkan sudah lima tahun ini sulit buang air kecil. "Tidak bisa buang air kecil, kalau dipaksakan paling keluar sedikit," ungkapnya. * cr62
1
Komentar