Hormati Petani, Desa Gubug Gelar Lomba Nandur Padi
TABANAN, NusaBali
Desa Gubug, Kecamatan Tabanan menggelar Lomba Nandur Padi serangkaian Bulan Bung Karno, Kamis (3/6).
Lomba Nandur Padi jenis Sertani di areal Subak Gubug II, Desa Gubug ini digelar sebagai bentuk menghormati petani. Lomba Nandur Padi yang diikuti 16 orang petani, Kamis kemarin, dihadiri langsung anggota Komisi IV DPR RI (yang membidangi pertanian), I Made Urip. Politisi senior asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan ini kini menjabat Ketua DPP PDIP. Selain Made Urip, hadir pula Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Sekda Kabupaten Tabanan I Gede Susila, dan Pimpinan OPD Pemkab Tabanan terkait.
Pantauan NusaBali, Lomba Nandur Padi di Subak Gubug II kemarin berlangsung sejak pagi pukul 10.00 Wita. Peserta berjumlah 16 orang dengan terampil nandur (menanam) bibit padi dalam satu petak sawah. Ada pun 16 orang peserta lomba adalah para petani yang tergabung dalam Tempek Ureg Subak Gubug II. Mereka harus nandur padi dengan pola Jajar Legowo 41, yang diklaim bisa membuat tumbuh padi lebih lebat. Peserta yang keluar sebagai pemenang mendapatkan hadiah sekadarnya berupa uang bensin.
Perbekel Gubug, I Nengah Mawan, menyatakan Lomba Nandur Padi ini dilaksanakan sebagai bentuk penghargaan kepada petani. Ini sesuai dengan ajaran Bung Karno bahwa kaum Marhaen seperti petani, harkat dan martabatnya harus diangkat. “Melalui lomba inilah kita manjakan para petani kita sebagai bentuk penghargaan,” ujar Nengah Mawan.
Menurut Nengah Mawan, penghargaan lain yang diberikan Desa Gubug kepada petani khusus di Bulan Bung Karno adalah dengan memberikan bantuan bibit dan pupuk. Namun, bantuan program desa ini baru diberikan di Tempek Ureg, karena melihat kondisi alokasi keuangan desa. “Yang jelas, tujuan kita menggelar lomba nandur ini sebagai bentuk penghargaan kepada petani, supaya harkat dan martabatnya diangkat,” katanya.
Nengah Mawan menyebutkan, Lomba Nandur Padi ini baru pertama kali digelar. Kebetulan, momennya bertepatan dengan dimulainya musim tanam padi di Subak Gubug II. Dalam lomba ini, sejumlah kriteria dinilai dan harus diterapkan peserta, mulai dari kecepatan, ketepatan, hingga kerapian padi yang ditandur.
Versi Nengah Mawan, Desa Gubug memiliki luas lahan pertanian produktif mencapai 291 hektare. Tiap musim panen, Desa Gubug menghasilkan gabah kering sebanyak 2.100 ton. Hanya saja, untuk serapan gabah ke BUMDes, belum memberikan dampak signifikan. Pasalnya, Desa Gubug baru menyertakan modal ke BUMDes sebesar Rp 250 juta.
Sementara itu, Bupati Tabanan IKG Sanjaya mengapresiasi Subak Gubug II, Desa Gubug yang masih memiliki lahan pertanian cukup luas dengan pengairan yang konsisten, meskipun berada di wilayah perkotaan. Bahkan, setiap tahunnya Desa Gubug telah melaksanakan swasembada pangan dengan meningkatkan produksi pertanian.
“Sebagian besar masyarakat Desa Gubug adalah petani. Saya bangga sekali, meskipun di tengah perkotaan, pengairan pertanian di Desa Gubug masih konsisten,” terang Bupati asal Banjar Dauhpala, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan ini.
Bupati Sanjaya menegaskan, kegiatan Lomba Nandur Padi ini sejalan dengan ajaran Tri Sakti Bung Karno yang salah satunya ‘Berdaulat di Bidang Ekenomi’. Menurut Sanjaya, Desa Gubug sudah mampu membeli hasil produksi gabah petani. Dan, pembangunan memang harus dari desa, Pemkab Tabanan menjalankan program dari desa, karena intruksinya bagaimana membangun desa.
“Mudah-mudahan, meskipun di tengah pandemi Covid-19, harus tetap semangat dan pemerintah tetap pro terhadap sektor pertanian di bagian barat. Tabanan akan selalu menjaga pertanian sebagai sektor unggulan. Apalgi, Pak Gubernur menyampaikan ketahanan panganan atau suplai ketahanan pangan seluruh Bali dari Tabanan. Itu cita-cita,” tandas politisi PDIP yang berpengalaman dua kali periode menjadi Wakil Bupati Tabanan (2010-2015, 2016-2021) ini. *des
1
Komentar