Alami KIPI Gatal dan Bentol Pasca Divaksin
Satgas Kabupaten Upayakan Penanganan Maksimal dan Edukasi
SINGARAJA, NusaBali
Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) dialami seorang ibu rumah tangga di Banjar Dinas Lalang
Linggah, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, usai
mendapatkan vaksin dosis pertama Astrazeneca, Minggu (30/5) lalu.
Sekujur tubuhnya mengalami gatal dan bentol kemerahan. Namun hingga Kamis (3/6) kemarin kondisinya sudah membaik dan hampir pulih kembali.
Ni Made Misiani Wismayanti, 35, saat dihubungi via telepon Kamis kemarin mengatakan, mendapatkan jadwal vaksin dosis pertama Astrazeneca pada hari Minggu (30/5) lalu. Lalu setelah usai divaksin dan kembali ke rumah, berselang tiga jam kemudian ibu empat anak ini merasa gatal-gatal di seluruh tubuhnya. “Karena gatal saya garuk-garuk, kemudian muncul bentol dan gatalnya melebar,” kata Misiani. Kondisi yang tak pernah dialami sebelumnya kemudian langsung dilaporkan ke bidan desa setempat keesokan harinya. Misiani lalu diberikan obat antibiotik.
“Pagi periksa dikasi sirup antibiotik langsung hilang, sorenya gatal lagi. Tapi tidak seperti hari pertama vaksin itu dan dari kemarin sudah membaik, sekarang (Kamis,red) masih gatal sedikit dan bentolnya sudah mengempis,” jelas dia. Misiani mengaku sebelum disuntikkan vaksin, dia sudah lolos screening kesehatan yang ujikan tim vaksinator. Dia juga mengaku tak memiliki riwayat alergi obat, sehingga mendapatkan dampak ikutan pasca divaksin. Meskipun ada sedikit ketakutan mendapatkan vaksin dosis kedua, namun dia mengaku akan menyerahkannya kepada ahlinya.
Sementara itu Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa di konfirmasi terpisah Kamis (3/6) kemarin menyatakan kejadian yang menimpa Misiani termasuk KIPI berat. Namun Suyasa yang juga Sekda Buleleng itu memastikan kasus KIPI yang menimpa warga Buleleng itu sudah mendapatkan penanganan optimal.
Kasus KIPI sebelumnya juga sempat muncul pada dua penerima vaksinasi Astrazeneca. Kasus KIPI berat pertama ditemukan di RSUD Tangguwisia. Seorang penerima vaksin mengalami kejang-kejang pasca mendapatkan vaksin dosis pertama. Kejadian yang sama akibat vaksin Astrazeneca juga sempat membuat salah satu penerima vaksin muntah-muntah pasca divaksin.
“Kasus KIPI yang terjadi di Buleleng terbilang sangat minim. Yang termasuk KIPI berat yang laporannya masuk ke Satgas sebanyak 3 orang, salah satunya yang terakhir dari Pancasari kemarin. Jika dibandingkan dengan jumlah vaksinasi saat ini mencapai 124.354 orang, jumlahnya sangat kecil, tetapi tetapi kami memberikan penanganan optimal,” jelas Mantan Asisten Adminitrasi Umum Setda Buleleng ini.
Selain penanganan langsung, Satgas Kabupaten melalui layanan kesehatan terdekat, juga melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada sasaran vaksin yang mengalami KIPI. Hal tesebut disebut Suyasa untuk menyakinkan vaksin yang diterima tidak berbahaya dan dapat melanjutkan vaksin dosis kedua, sesuai dengan jadwal.
Kasus KIPI yang dialami sejumlah orang setelah mendapatkan vaksin menurut Suyasa merupakan hal yang wajar. Sama halnya KIPI pada anak-anak usai diimunisasi. “Setiap individu memiliki reaksi yang berbeda setelah menerima vaksin. Tergantung pada kondisi tubuh saat divaksin. Seperti yang mengalami KIPI muntah-muntah itu setelah ditelisik malam sebelum divaksin yang bersangkutan bergadang. Jadi ada yang bergejala KIPI dosis satu tetapi pada saat dosis kedua aman. Ada juga sebaliknya,” jelas dia. Namun pemerintah menjaminkan vaksin Covid-19 yang disebarkan semuanya dinyatakan aman.
Semenatara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng ditemukan 8 kasus konfirmasi baru. Sebanyak 4 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 2 orang dari Kecamatan Banjar dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Sawan dan Kubutambahan. Di hari yang sama juga dicatatkan Satgas Penanganan Covid-19 sepuluh pasien yang dinyatakan sembuh. Lima orang diantaranya berasal dari Kecamatan Seririt, 3 orang dari Kecamatan Buleleng dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar dan Kubutambahan.
Sedangkan kasus kematian akibat Covid-19 kembali terjadi pada Kamis (3/6) kemarin. Seorang perempuan berusia 54 tahun asal Gerokgak, mengalami gejala lemah separuh tubuhnya dan dibawa keluarganya ke RSUD Tangguwisia pada Sabtu (22/5) lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan swab, ibu rumah tangga ini dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Kondisinya terus menurun karena memiliki penyakit penyerta ginjal dan stroke. Tim medis akhirnya mengumumkan waktu kematiannya pada Kamis (3/6) kemarin. Perkembangan kasus tersebut membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif bertambah menjadi 4.013 orang. Namun 3.790 orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh, 168 orang dicatatkan dalam kasus kematian dan 55 orang lainnya masih berstatus pasien positif. *k23
1
Komentar