Antusias Tinggi, Peserta Belajar Maraton untuk Tampil Maksimal
Utsawa Widya Tarka Susastra Bali DPC PDIP Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Peserta Utsawa Widya Tarka Susastra Bali atau cerdas cermat yang digelar DPC PDIP Gianyar antusias mengikuti lomba.
Bahkan salah satu regu dari SMPN 1 Payangan, melakukan pemantapan belajar secara maraton. Seperti diungkapkan I Dewa Ayu Pradnya Dewi Gayatri, 14, bersama dua temannya Ni Wayan Listyawati, 13, dan Ni Made Diah Desmita Yanti, 13, ditemui di sela-sela lomba, Jumat (4/6).
"Beberapa hari sebelum lomba, kami rutin belajar latihan materi kesusastraan Bali. Sampai tadi malam, saya khusus bangun pukul 01.00 Wita belajar pemantapan materi," ungkap juara II di kelas ini. Setelah cukup belajar, regu SMPN 1 Payangan ini berangkat ke tempat lomba Jalan Banteng, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar pukul 07.00 Wita. Materi kesusastraan Bali yang dipelajari seputar Cecimpedan, Bebladbadan, pupuh, satua Bali, kruna lingga dan kesusastraan Bali lainnya.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDIP Gianyar, Ketut Sudarsana menjelaskan Utsawa Widya Tarka ini digelar memaknai Bulan Bung Karno melalui pelestarian kearifan lokal Bali. Menurutnya, selama ini penggunaan Basa Bali mulai terkikis di kalangan generasi muda. Sedangkan justru orang asing lebih tertarik menggunakan Basa Bali. Maka itu, kata Sudarsana perlu digalakkan berbagai upaya terkait pelestarian Basa Bali ini. Salah satunya lewat ajang kompetisi atau lomba.
"Karena kalau bukan kita orang Bali yang melestarikan Basa Bali, siapa lagi," ujar Sudarsana yang Ketua Fraksi PDIP DPRD Gianyar ini. Pihaknya berharap, generasi muda menjadi tertarik menggunakan Basa Bali, menulis aksara Bali, membaca sastra Bali. "Lontar kita banyak, jangan sampai tak tersentuh gara-gara generasi kita tidak bisa membaca aksara Bali," ujarnya.
Ketua Panitia, I Gusti Nyoman Yasa menambahkan, cerdas cermat diikuti tingkat SD, SMP, dan SMA.
Kegiatan berlangsung selama dua hari, Jumat (4/6) babak penyisihan dan Sabtu (5/6) babak final. Di masa pandemi ini, lomba digelar dengan protokol kesehatan ketat. Seluruh peserta maupun pihak yang terlibat wajib mengantongi hasil rapid tes negatif atau non reaktif. Saat pelaksanaan lomba juga dilarang ada penonton. "Jumlah peserta, pendamping dan tim juri sekitar 160-an orang. Prokes kita ketat, tidak ada penonton. Kita akan batasi yang masuk, hanya yang membawa rapid tes negatif," tegasnya didampingi Wakil Ketua Panitia I Gusti Ngurah Made Serana.
Gusti Nyoman Yasa yang anggota Komisi IV DPRD Gianyar ini mengatakan peserta terdiri dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK se Kabupaten Gianyar. Masing-masing kecamatan diwakili satu tim. "SD ada 7 tim, SMP 7 tim dan SMA/SMK 9 tim. Akan diawali babak penyisihan. Menjaring 3 besar untuk babak final," jelasnya. Setiap kategori memperebutkan juara 1 sampai 3. "Juara 1 setiap kategori akan menjadi utusan Gianyar untuk lomba di tingkat provinsi," jelas Gusti Nyoman Yasa.
Kriteria lomba tak jauh-jauh dari kesusastraan Bali. Termasuk busana saat lomba diwajibkan mengenakan busana adat Bali yang sopan.
Secara teknis, lomba akan berlangsung dua babak. Pertama soal pilihan dengan durasi waktu 30 detik. Kedua soal rebutan, durasi waktu 5 detik untuk setiap jawaban. "Tetap yang diutamakan Sor Singgih Basa Bali, misalnya bagaimana tata titi basa matur ke griya," ujarnya. *nvi
1
Komentar