Perkenalkan Rancangan Kain Tenun Asli Nusantara, Termasuk Endek Bali
Desainer Athan Siahaan Fashion Show Wastra Nusantara di Air Terjun Tegenungan, Gianyar
Air terjun mewakili momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang pas dipadupadankan dengan produk budaya Indonesia berupa wastra atau kain tenun.
GIANYAR, NusaBali
Desainer terkemuka Indonesia, Athan Siahaan memilih objek wisata air terjun Tegenungan di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar sebagai panggung fashion show 'Wastra Nusantara' pada, Sabtu (5/6) sejak pukul 11.00 Wita sampai 12.00 Wita. Peragaan busana ini digelar bertepatan dengan Hari Bumi atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Dalam fashion show dan parade foto ini, Athan memperkenalkan beragam koleksi terbaru yang dibuat dari bahan wastra tenun asli Indonesia. Di antaranya Ulos Batak, Endek Bali, Tenun Ikat NTT, Ulap Doyo Kalimantan, Batik dan Songket. Desainer Athan sekaligus menjadi model peragaan busana bersama 3 (tiga) model lain. "Hari ini Hari Bumi, jadi saya ingin menyatukan Wastra Nusantara dengan elemen bumi. Budaya ketemu alam, saya ingin menghargai alam," jelas Athan.
Menurutnya, air terjun mewakili momentum Hari Lingkungan Hidup sedunia yang pas dipadupadankan dengan produk budaya Indonesia berupa wastra atau kain tenun. Air Terjun juga menjadi gebrakan tersendiri, karena selama ini fashion show cenderung identik dengan panggung megah dan mewah.
"Tapi bagi saya, panggung bisa di mana saja. Termasuk air terjun dengan bebatuannya yang alami. Semua elemen ada di sini," jelas desainer kelahiran Balige, Toba, Sumatera Utara, 10 September 1977. Dalam kesempatan tersebut, Athan mengajak generasi milenial bangga menggunakan wastra Nusantara. Dengan ramai-ramai menggunakan wastra Nusantara, Athan yakin bisa menunjang sektor ekonomi. "Perajin akan giat memproduksi, sehingga otomatis terangkat industri ekonomi kreatif dan mengangkat kearifan lokal," ujar Athan yang sukses membuat kain tradisional Batak, yakni Ulos mendunia berkat rancangannya.
Athan membuat koleksi busananya menggunakan teknik drapery atau tanpa jahitan dan tanpa memotong kain sehingga pakaian yang ditampilkan sangat terlihat menyatu dengan keindahan Bali. Lewat koleksi tenunnya itu, Athan pun mengajak generasi muda untuk menggunakan kain tenun buatan para perajin Indonesia sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi yang masih terdampak Covid-19.
Dengan demikian, Athan berharap rejeki para perajin sederas aliran Air Terjun Tegenungan. "Hari ini kita on the spot di Gianyar, ajak semua melihat derasnya aliran air terjun. Agar sederas ini pula rejeki perajin di Nusantara," harap Direktur Eksekutif Indonesian Fashion Parade ini. Sementara Pengelola Air Terjun Tegenungan, Dewa Gede Oka menyambut antusias dipilihnya objek wisata ini sebagai panggung fashion show. Diharapkan, hal ini berdampak pada peningkatan kunjungan wisata. Sebab selama pandemi Covid-19, Air Terjun Tegenungan sempat tutup selama 6 bulan. Baru sejak September 2020 lalu mulai dibuka setelah mengantongi sertifikat CHSE (Clean, Health, Safety, dan Environment) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan. "Perbandingannya sangat jauh. Dulu bisa 1.000 kunjungan sehari, kini paling banyak 50 orang. Kalau weekend, astungkara sampai 100 orang. Itupun masih lokal dan domestik," ujarnya.
Menariknya dalam fashion show di Air Terjun Tegenungan kemarin tampak kehadiran Deonisya Ruthy yang tak lain adalah istri dari Kapolda Jawa Barat periode 27 Mei 2016-12 Desember 2016, yakni Irjen Pol (Purn) Drs Bambang Waskito. Menurut Deonisya, dirinya terlibat dalam kegiatan ini karena kecintaannya terhadap Wastra Nusantara. "Saya suka kain tradisional. Wastra Nusantara sebagai produk budaya kita, layak dan pantas dilestarikan. Mari kita angkat bersama," ajaknya.
Saking cintanya dengan kain tradisional, Deonisya selalu berburu kain asli dan tidak pernah menggunting kain. "Karena saya anggap itu menodai," ungkapnya. Deonisya mengaku, setiap kali belanja dirinya selalu mengapresiasi kain tradisional. "Saya pasti cari yang asli, berbahan dasar benang kapas dan pewarna alami. Ini sebagai cara saya mengapresiasi betapa kearifan lokal tiap daerah dalam bentuk selembar kain,” katanya. Kemarin Deonisya tampak terlibat langsung memeragakan busana rancangan Athan Siahaan.
Selain di Air Terjun Tegenungan, desainer Athan Siahaan juga menggelar fashion show wastra Nusantara di Puri Saraswati Ubud dan Mapolres Gianyar pada, Jumat (4/6). Athan juga melibatkan istri Kapolres Gianyar Ny Ayu Dewa Adnyana sebagai model saat fashion show di Puri Saraswati. Sedangkan di Mapolres Gianyar Athan membalutkan Wastra Nusantara pada polisi dan polwan Polres Gianyar. Seluruh peserta dalam kegiatan fashion show kemarin dipastikan menjalani protokol kesehatan hingga pemeriksaan Covid-19 dengan metode swab antigen untuk memutus potensi penyebaran Covid-19. *nvi
Dalam fashion show dan parade foto ini, Athan memperkenalkan beragam koleksi terbaru yang dibuat dari bahan wastra tenun asli Indonesia. Di antaranya Ulos Batak, Endek Bali, Tenun Ikat NTT, Ulap Doyo Kalimantan, Batik dan Songket. Desainer Athan sekaligus menjadi model peragaan busana bersama 3 (tiga) model lain. "Hari ini Hari Bumi, jadi saya ingin menyatukan Wastra Nusantara dengan elemen bumi. Budaya ketemu alam, saya ingin menghargai alam," jelas Athan.
Menurutnya, air terjun mewakili momentum Hari Lingkungan Hidup sedunia yang pas dipadupadankan dengan produk budaya Indonesia berupa wastra atau kain tenun. Air Terjun juga menjadi gebrakan tersendiri, karena selama ini fashion show cenderung identik dengan panggung megah dan mewah.
"Tapi bagi saya, panggung bisa di mana saja. Termasuk air terjun dengan bebatuannya yang alami. Semua elemen ada di sini," jelas desainer kelahiran Balige, Toba, Sumatera Utara, 10 September 1977. Dalam kesempatan tersebut, Athan mengajak generasi milenial bangga menggunakan wastra Nusantara. Dengan ramai-ramai menggunakan wastra Nusantara, Athan yakin bisa menunjang sektor ekonomi. "Perajin akan giat memproduksi, sehingga otomatis terangkat industri ekonomi kreatif dan mengangkat kearifan lokal," ujar Athan yang sukses membuat kain tradisional Batak, yakni Ulos mendunia berkat rancangannya.
Athan membuat koleksi busananya menggunakan teknik drapery atau tanpa jahitan dan tanpa memotong kain sehingga pakaian yang ditampilkan sangat terlihat menyatu dengan keindahan Bali. Lewat koleksi tenunnya itu, Athan pun mengajak generasi muda untuk menggunakan kain tenun buatan para perajin Indonesia sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi yang masih terdampak Covid-19.
Dengan demikian, Athan berharap rejeki para perajin sederas aliran Air Terjun Tegenungan. "Hari ini kita on the spot di Gianyar, ajak semua melihat derasnya aliran air terjun. Agar sederas ini pula rejeki perajin di Nusantara," harap Direktur Eksekutif Indonesian Fashion Parade ini. Sementara Pengelola Air Terjun Tegenungan, Dewa Gede Oka menyambut antusias dipilihnya objek wisata ini sebagai panggung fashion show. Diharapkan, hal ini berdampak pada peningkatan kunjungan wisata. Sebab selama pandemi Covid-19, Air Terjun Tegenungan sempat tutup selama 6 bulan. Baru sejak September 2020 lalu mulai dibuka setelah mengantongi sertifikat CHSE (Clean, Health, Safety, dan Environment) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan. "Perbandingannya sangat jauh. Dulu bisa 1.000 kunjungan sehari, kini paling banyak 50 orang. Kalau weekend, astungkara sampai 100 orang. Itupun masih lokal dan domestik," ujarnya.
Menariknya dalam fashion show di Air Terjun Tegenungan kemarin tampak kehadiran Deonisya Ruthy yang tak lain adalah istri dari Kapolda Jawa Barat periode 27 Mei 2016-12 Desember 2016, yakni Irjen Pol (Purn) Drs Bambang Waskito. Menurut Deonisya, dirinya terlibat dalam kegiatan ini karena kecintaannya terhadap Wastra Nusantara. "Saya suka kain tradisional. Wastra Nusantara sebagai produk budaya kita, layak dan pantas dilestarikan. Mari kita angkat bersama," ajaknya.
Saking cintanya dengan kain tradisional, Deonisya selalu berburu kain asli dan tidak pernah menggunting kain. "Karena saya anggap itu menodai," ungkapnya. Deonisya mengaku, setiap kali belanja dirinya selalu mengapresiasi kain tradisional. "Saya pasti cari yang asli, berbahan dasar benang kapas dan pewarna alami. Ini sebagai cara saya mengapresiasi betapa kearifan lokal tiap daerah dalam bentuk selembar kain,” katanya. Kemarin Deonisya tampak terlibat langsung memeragakan busana rancangan Athan Siahaan.
Selain di Air Terjun Tegenungan, desainer Athan Siahaan juga menggelar fashion show wastra Nusantara di Puri Saraswati Ubud dan Mapolres Gianyar pada, Jumat (4/6). Athan juga melibatkan istri Kapolres Gianyar Ny Ayu Dewa Adnyana sebagai model saat fashion show di Puri Saraswati. Sedangkan di Mapolres Gianyar Athan membalutkan Wastra Nusantara pada polisi dan polwan Polres Gianyar. Seluruh peserta dalam kegiatan fashion show kemarin dipastikan menjalani protokol kesehatan hingga pemeriksaan Covid-19 dengan metode swab antigen untuk memutus potensi penyebaran Covid-19. *nvi
1
Komentar