Galian C Gunung Batur Masuk Materi Debat
Debat publik Calon Bupati-Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Bangli digelar di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Minggu (29/11).
Berlangsung Normatif, Debat Pilkada Bangli Lancar
BANGLI, NusaBali
Dua pasangan calon (Paslon), yakni I Made Gianyar-Sang Nyoman Sedana Arta (nomor urut 1 yang diusung PDIP-NasDem) berhadapan dengan pasangan Ida Bagus Brahmaputra-I Ketut Ridet (pasangan nomor urut 2 yang diusung Demokrat-Gerindra). Walau debat berlangsung landai, namun pada sejumlah sesi saling sindir antara dua pasangan ini terjadi.
Debat publik yang berlangsung selama dua jam sejak pukul 19.00 Wita hingga 21.00 Wita dipandu Ni Putu Sri Harta Mimba PhD MSi SE AKCA. Sedangkan panelis, yakni Prof Dr Made Arya Utama (hukum Unud), Dr Luh Kartini (Pertanian Unud), Dr I Nyoman Subanda (Sosial Politik Undiknas), Dr Rumawan Salain (Tata Ruang/Arsitektur) dan Prof Dr Drs I Nengah Dwija MSi (bidang kebudayaan/Rektor IHDN).
Debat yang diawali penyampaian visi dan misi kedua pasangan calon ini, mulai menghangat saat kedua Cabup menanggapi pertanyaan panelis soal kebijakan terkait kaldera Gunung Batur.
Cabup Made Gianyar mengungkapkan pemerintah akan membuat peraturan daerah (Perda) soal pengelolaan kaldera Gunung Batur. “Harus jelas mana yang bisa dilakukan galian C dan mana yang harus dikonservasi. Jangan berpikir sama sekali tidak boleh ada aktivitas galian C. Pasalnya pembangunan selama ini tidak bisa dilepaskan dari bahan baku berupa pasir. Dalam perda nanti diatur semuanya,” ungkap Gianyar. Menanggapi persoalan ini, Cabup IB Brahmaputra langsung menyodok. Menurutnya, Pemkab harus lakukan mediasi di lapangan.
“Harus dimediasi agar masyarakat juga dapat lakukan aktivitas galian C secara legal. Pemerintah harus hadir di tengah masyarakat. Jangan baru ada ribut-ribut, pemerintah baru hadir,” sodok Brahmaputra. Sementara terkait upaya menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang netral dan bebas dari intervensi politik Cabup IB Brahmaputra mengungkapkan pihaknya akan konsisten mewujudkan ASN yang berintegritas, berkualitas dan prefesional.
“Beri mereka reward dan punishment,” tegas Brahmaputra. Menambahi jawaban Cabupnya, Cawabup I Ketut Ridet tampak menyindir perlakuan terhadap ASN pada pemerintahan sebelumnya di Bangli. “Intervensi politik terhadap tenaga fungsional sebaiknya diminimalkan. Sehingga tekad kami ke depan, peran Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) harus ditingkatkan,” ungkap Ridet.
Sementara Cawabup Sang Nyoman Sedana menanggapi sindiran itu secara normatif. Menurutnya sebagai abdi masyarakat, mentalitas birokrat selama ini harus diubah, yakni dari dilayani menjadi melayani. Regulasi alias payung hukum juga harus jelas. “ASN harus preofesioal, terlatih dan orang yang melek teknologi. Ini akan kami tekankan ke depan,” ungkapnya.
Dua pasangan calon ini juga mendapatkan pertanyaan soal komoditi pertanian unggulan Kabupaten Bangli, yakni bawang merah, tomat, jeruk dan kopi, yakni soal pemasaran dan tantangan perdagangan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Cabup Made Gianyar mengungkapkan masalah tersebut merupakan tantangan bersama. Gianyar pun menawarkan agar petani bisa lebih melek teknologi informasi. “Ke depan komoditi agar bisa dipasarkan secara online, dan pengelolaan pertanian yang lebih maju,” katanya.
Sedangkan Cawabup Ketut Ridet menanggapinya kendala pemasaran bisa diatasi dengan pengolahan terhadap komoditas unggulan itu. Seperti misalnya mengolah tomat menjadi saos atau mengolah bawang menjadi bawang goring alias emba. “Selama ini pemerintah tidak pernah hadir dalam menciptakan kondisi ini,” imbuhnya. 7 w
Komentar