Tas Berisi Rakitan Mirip Bom Teror Warga Ubud
Berselang lima hari pasca geger temuan koper misterius yang dicurigai berisi bahan peledak di depan Rumah Dinas Pertamina Pesanggaran, Denpasar Selatan, teror serupa terjadi lagi di kawasan wisata Ubud, Gianyar, Selasa (20/12) pagi.
GIANYAR, Nusabali
Kali ini, sebuah tas punggung berisi pipa dan rangkaian mirip bom ditemukan tergeletak di sebuah warung makan kawasan Banjar Lungsiakan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud.
Tas punggung warna hitam yang berisi tulisan ‘bom’ ini ditemukan tergeletak di depan salah satu dari empat rolling door warung makan milik I Ketut Suela, 47, Selasa pagi sekitar pukul 06.15 Wita. Adalah Ketut Suela sendiri yang pertama kali melihat tas mencurigakan tersebut.
Sebetulnya, Ketut Suela sudah berada di warung makan miliknya yang posisi di sebelah selatan Jalan Raya Lungsiakan itu, Selasa dinihari pukul 04.30 Wita. Namun, dia baru menemukan tas misterius Selasa pagi pukul 06.15 Wita, ketika membuka rolling door nomor dua dari timur. Kaget melihat ada tas punggung mencurigakan, Suela tidak berani berani mendekati. Suela pun menyampaikan informasi ini kepada petugas Babinsa Kedewatan, Serma I Nyoman Siwi, yang kebetulan melintas pagi itu. "Saya minta tolong saja kepada Pak Babinsa yang lewat," cerita saksi Suela.
Kemudian, Babinsa Nyoman Siwi langsung berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas, yang kemudian ditindaklajunti jajaran Polsek Ubud dan Polres Gianyar. Begitu dapat laporan, jajaran Polsek Ubud dan Polres Gianyar pun langsung terjun ke lokasi TKP untuk mengevakuasi tas punggung yang diduga berisi bom ini.
Tiba di lokasi TKP sekitar pukul 07.00 Wita, petugas kepolisian langsung mengamankan lokasi dengan memasang police line di warung makan milik Ketut Suela, seraya mengarahkan warga sekitar agar tidak mendekat. Arus lalulintas jalur Ubud-Payangan dan sebaliknya pun sempat ditutup selama hampir 2 jam, hingga pukul 08.50 Wita.
Sedangkan Tim Gegana dari Sat Brimob Polda Bali tiba di lokasi sekitar pukul 07.50 Wita. Tim Genana memeriksa tas mencurigakan berisi tulisan ‘bom’ tersebut. Kemudian, barang bukti terebut dibawa ke Mapolsek Ubud untuk dibongkar, sementara personel Polsek Ubud melakukan olah TKP dan memeriksa setiap sudut di lokasi kejadian.
Setelah dibongkar, tas punggung mencurigakan tersebut berisi bubuk mercon untuk kembang api yang ditemukan di dalam 4 pipa panjang masing-masing 5 cm, serta solar panel berukuran 15 cm x 10 cm, dan beberapa buah paku. Rangkaian material low explosive ini diduga mampu meledak dengan pemicu panas matahari. Selain itu, dalam tas misterius ini juga ditemukan kaleng minuman, charger HP, kalkulator, beberapa pulpen, gunting kuku, obat pribadi, serta identitas berupa paspor, SIM, atas nama Mark Aart Herwig, dan beberapa SIM Card.
Menurut Kapolres Gianyar, AKBP Waluya SIK, tas misterius ini sengaja ditaruh seseorang untuk melakukan teror dan menakut-nakuti masyarakat. Karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada dan cepat melapor bila menemukan ada sesuatu yang mencurigakan.
Kapolres Waluya menegaskan, rangkaian mirip bom dalam tas mencurigakan yang diledakkan kemarin bukanlah bom. Namun, rangkaiannya nyaris sempurna menyerupai bom. "Tidak ada timer pemicu, jam berapa meledak,” jelas Kapolres Waluya yang kemarin terjun ke lokasi didampingi Kapolsek Ubud, AKP I Nyoman Wirajaya.
Sementara itu, tas punggung warna hitam yang diutemukan tergeletak di warung makan kawasan Desa Kedewatan ini diketahui milik wisatawan asing asal Belanda, Mark Aart Herwig. Tas tersebut dilaporkan hilang oleh pemiliknya sehari sebelum ditemukan tergeletak di warung makan. Diduga kuat, tas tersebut dicuri untuk digunakan sebagai sarana teror.
Menurut Kapolsek Ubud, AKP Nyoman Wirajaya, Mark Aart Herwig sebelumnya melaporkan tasnya hilang di sekitar objek wisata Monkey Forest,Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud, Senin (19/12) malam pukul 22.00 Wita. "Yang bersangkutan (Meneer Belanda, Mark Art Herwig, Red) baru melapor pagi ini (kemarin) ke Mapolsek Ubud soal tasnya yang hilang. Kita sudah hubungi yaang bersangkutan, kebetulan dalam laporannya dia meninggalkan kontak telepon," cerita Kapolsek Wirajaya, Selasa kemariun.
Setelah tasnya ditemukan dipakai sarana terors, kata dia, Mark Art pun langsung dihubungi petugas Polsek Ubud. Selasa pagi pukul 09.45 Wita, Mark Aart tiba di Mapolsek Ubud dan langsung diminta mengecek tas hitam tersebut. Ternyata, tas pungguh tersebut memang benar milik Meneer Belanda. “Hanya saja, barang berharga berupa laptop dan uang 500 Euro sudah raib,” jelas Kapolsek Wirajaya.
Mark Aart sendiri, kata Wirajaya, sempat shock begitu tahu tasnya yang hilang dipakai sarana teror. Kepada petugas, turis Belanda ini mengakui, Senin malam dia membawa tiga buah tas di seputaran Monkey Forest. Dua di antasanya tas berukuran besar, sementafa satu lagi satu ukuran kecil yakni tas punggung yang hilang. “Tas punggung ini hilang saat Mark Aart hendak beli minuman dingin. mark Art mengaku buat sementara menginap di homestay kawasan Jalan Sugriwa 49 Ubud,” katanya.
Ini buat kedua kalinya dalam kurun lima hari terakhir terjadi geger tas mencurigakan yang diduga berisi bom di Bali. Sebelumnya, juga terjadi geger temuan koper misterius yang dicurigai berisi bahan peledak, tergeletak di depan Rumah Dinas Pertamina Pesanggaran, Jalan Raya Pelabuhan Nomor 7 Denpasar Selatan, Kamis (15/12) pagi pukul 06.00 Wita.
Tim Gegana Polda Bali pun dikerahkan ke lokasi. Setelah diteliti, koper abu-abu yang tergeletak sekitar 20 meter arah utara Depo Pertamina Pesanggaran ini ternyata tanpa isi alias kosong. Dari rekaman CCTV di sekitar lokasi, pelaku tebar teror yang menaruh koper tersebut terlihat mengenakan mantel. Awalnya, pelaku jalan kaki mengenakan mantel sambil menenteng koper, sebelum menaruh benda mencurigakan itu di depan Rumah Dinas Pertamina Pesanggaran. Hingga kini, pelakunya belum tertangkap. * cr62
Tas punggung warna hitam yang berisi tulisan ‘bom’ ini ditemukan tergeletak di depan salah satu dari empat rolling door warung makan milik I Ketut Suela, 47, Selasa pagi sekitar pukul 06.15 Wita. Adalah Ketut Suela sendiri yang pertama kali melihat tas mencurigakan tersebut.
Sebetulnya, Ketut Suela sudah berada di warung makan miliknya yang posisi di sebelah selatan Jalan Raya Lungsiakan itu, Selasa dinihari pukul 04.30 Wita. Namun, dia baru menemukan tas misterius Selasa pagi pukul 06.15 Wita, ketika membuka rolling door nomor dua dari timur. Kaget melihat ada tas punggung mencurigakan, Suela tidak berani berani mendekati. Suela pun menyampaikan informasi ini kepada petugas Babinsa Kedewatan, Serma I Nyoman Siwi, yang kebetulan melintas pagi itu. "Saya minta tolong saja kepada Pak Babinsa yang lewat," cerita saksi Suela.
Kemudian, Babinsa Nyoman Siwi langsung berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas, yang kemudian ditindaklajunti jajaran Polsek Ubud dan Polres Gianyar. Begitu dapat laporan, jajaran Polsek Ubud dan Polres Gianyar pun langsung terjun ke lokasi TKP untuk mengevakuasi tas punggung yang diduga berisi bom ini.
Tiba di lokasi TKP sekitar pukul 07.00 Wita, petugas kepolisian langsung mengamankan lokasi dengan memasang police line di warung makan milik Ketut Suela, seraya mengarahkan warga sekitar agar tidak mendekat. Arus lalulintas jalur Ubud-Payangan dan sebaliknya pun sempat ditutup selama hampir 2 jam, hingga pukul 08.50 Wita.
Sedangkan Tim Gegana dari Sat Brimob Polda Bali tiba di lokasi sekitar pukul 07.50 Wita. Tim Genana memeriksa tas mencurigakan berisi tulisan ‘bom’ tersebut. Kemudian, barang bukti terebut dibawa ke Mapolsek Ubud untuk dibongkar, sementara personel Polsek Ubud melakukan olah TKP dan memeriksa setiap sudut di lokasi kejadian.
Setelah dibongkar, tas punggung mencurigakan tersebut berisi bubuk mercon untuk kembang api yang ditemukan di dalam 4 pipa panjang masing-masing 5 cm, serta solar panel berukuran 15 cm x 10 cm, dan beberapa buah paku. Rangkaian material low explosive ini diduga mampu meledak dengan pemicu panas matahari. Selain itu, dalam tas misterius ini juga ditemukan kaleng minuman, charger HP, kalkulator, beberapa pulpen, gunting kuku, obat pribadi, serta identitas berupa paspor, SIM, atas nama Mark Aart Herwig, dan beberapa SIM Card.
Menurut Kapolres Gianyar, AKBP Waluya SIK, tas misterius ini sengaja ditaruh seseorang untuk melakukan teror dan menakut-nakuti masyarakat. Karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada dan cepat melapor bila menemukan ada sesuatu yang mencurigakan.
Kapolres Waluya menegaskan, rangkaian mirip bom dalam tas mencurigakan yang diledakkan kemarin bukanlah bom. Namun, rangkaiannya nyaris sempurna menyerupai bom. "Tidak ada timer pemicu, jam berapa meledak,” jelas Kapolres Waluya yang kemarin terjun ke lokasi didampingi Kapolsek Ubud, AKP I Nyoman Wirajaya.
Sementara itu, tas punggung warna hitam yang diutemukan tergeletak di warung makan kawasan Desa Kedewatan ini diketahui milik wisatawan asing asal Belanda, Mark Aart Herwig. Tas tersebut dilaporkan hilang oleh pemiliknya sehari sebelum ditemukan tergeletak di warung makan. Diduga kuat, tas tersebut dicuri untuk digunakan sebagai sarana teror.
Menurut Kapolsek Ubud, AKP Nyoman Wirajaya, Mark Aart Herwig sebelumnya melaporkan tasnya hilang di sekitar objek wisata Monkey Forest,Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud, Senin (19/12) malam pukul 22.00 Wita. "Yang bersangkutan (Meneer Belanda, Mark Art Herwig, Red) baru melapor pagi ini (kemarin) ke Mapolsek Ubud soal tasnya yang hilang. Kita sudah hubungi yaang bersangkutan, kebetulan dalam laporannya dia meninggalkan kontak telepon," cerita Kapolsek Wirajaya, Selasa kemariun.
Setelah tasnya ditemukan dipakai sarana terors, kata dia, Mark Art pun langsung dihubungi petugas Polsek Ubud. Selasa pagi pukul 09.45 Wita, Mark Aart tiba di Mapolsek Ubud dan langsung diminta mengecek tas hitam tersebut. Ternyata, tas pungguh tersebut memang benar milik Meneer Belanda. “Hanya saja, barang berharga berupa laptop dan uang 500 Euro sudah raib,” jelas Kapolsek Wirajaya.
Mark Aart sendiri, kata Wirajaya, sempat shock begitu tahu tasnya yang hilang dipakai sarana teror. Kepada petugas, turis Belanda ini mengakui, Senin malam dia membawa tiga buah tas di seputaran Monkey Forest. Dua di antasanya tas berukuran besar, sementafa satu lagi satu ukuran kecil yakni tas punggung yang hilang. “Tas punggung ini hilang saat Mark Aart hendak beli minuman dingin. mark Art mengaku buat sementara menginap di homestay kawasan Jalan Sugriwa 49 Ubud,” katanya.
Ini buat kedua kalinya dalam kurun lima hari terakhir terjadi geger tas mencurigakan yang diduga berisi bom di Bali. Sebelumnya, juga terjadi geger temuan koper misterius yang dicurigai berisi bahan peledak, tergeletak di depan Rumah Dinas Pertamina Pesanggaran, Jalan Raya Pelabuhan Nomor 7 Denpasar Selatan, Kamis (15/12) pagi pukul 06.00 Wita.
Tim Gegana Polda Bali pun dikerahkan ke lokasi. Setelah diteliti, koper abu-abu yang tergeletak sekitar 20 meter arah utara Depo Pertamina Pesanggaran ini ternyata tanpa isi alias kosong. Dari rekaman CCTV di sekitar lokasi, pelaku tebar teror yang menaruh koper tersebut terlihat mengenakan mantel. Awalnya, pelaku jalan kaki mengenakan mantel sambil menenteng koper, sebelum menaruh benda mencurigakan itu di depan Rumah Dinas Pertamina Pesanggaran. Hingga kini, pelakunya belum tertangkap. * cr62
1
Komentar