Sanggar Angganata Batubulan Aktif Berlomba di Tengah Pandemi
GIANYAR, NusaBali
Pandemi tak menjadikan halangan bagi para pelaku seni untuk terus berkreasi. Contohnya, Sanggar Seni Angganata di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Dengan spirit pelestarian dan selalu berkreativitas, sanggar ini tak surut berkesenian, termasuk berlomba seni di tengah pandemi. Tentu saja dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
“Kreativitas tanpa henti, memang tujuan dari pendirian sanggar seni ini,” ujar I Made Suranata, Ketua Sanggar Angganata, Kamis (10/6). Dia menunjukkan anak asuhnya yang terus berinovasi dalam kreasi seni Baleganjur. “Kebetulan sanggar kami ikut lomba Baleganjur di Undiknas, Denpasar,” jelasnya saat ditemui di Banjar Denjalan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati.
Made Suranata yang akrab disapa De Warung ini, menyadari seni merupakan salah satu entitas budaya yang membuat Bali dikenal dunia. Di lain sisi, berkesenian sejatinya merupakan laku bawaan orang Bali sendiri dalam keseharian. Berkesenian yang lebih formal adalah melalui pembentukan sekaa-sekaa (kelompok) kesenian, termasuk sanggar- sanggar kesenian. “Dari pemahaman itulah sanggar ini kami rintis,” ujarnya.
Perintis awal Sanggar Angganata yakni I Ketut Sueca (almarhum) seniman topeng kondang asal Desa Batubulan. Sanggar ini berawal dari sekaa gaguntangan (tabuh iringan mawirama). Namun belakangan sanggar ini dikembangkan jadi tempat belajar beberapa kesenian Bali. Antara lain, Baleganjur, Gender Wayang, Gong Semar Pagulingan, Gong Kebyar dan tari Bali. “Ngayah ke pura-pura maupun untuk kegiatan menyamabraya, sudah sering kami lakukan,” lanjut De Warung.
Kata dia, sanggarnya juga aktif dan selalu mengikuti event pacentokan atau lomba. “Karena kalau kreativitas juga membutuhkan evaluasi,” ujarnya. Makanya ikut lomba itu penting, sebagai evaluasi walau lewat event kompetisi. Dia juga mengikutka sanggar beromba kesenian secara virtual. Pentas untuk lomba ini dilakukan di depan Candi Kurung/Pemedal Agung Pura Puseh, Desa Adat Batubulan. “Candi ini salah satu ikon desa adat kami,” tunjuknya. *k17
1
Komentar