Banjir Bandang Landa Pancasari, Akses Jalan, Rumah dan Sekolah Tertutup Lumpur
Bukan hanya akses jalan yang sempat terputus, namun areal perkebunan juga mengalami kerugian besar.
SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras yang mengguyur sepanjang 13.00 – 19.00 Wita pada Rabu (21/12), berdampak banjir bandang di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada, Buleleng yang diserbu banjir bandang. Akibatnya, jalur utama Singaraja-Denpasar itu sempat lumpuh total dan baru lancar pada Kamis (22/12) sore. Selain itu sepuluh rumah warga rusak dan puluhan rumah warga hingga fasilitas umum seperti sekolah juga ikut tergenang banjir. Kerusakan parah juga terjadi pada ratusan hektare lahan pertanian warga setempat karena terendam banjir.
Perbekel Desa Pancasari, Wayan Darsana, ditemui di lokasi Kamis (22/12) siang kemarin mengatakan material banjir bandang yang kini memenuhi seluruh wilayahnya diduga berasal dari tanah gerusan hutan yang ada di perbatasan Tabanan dan Buleleng. “Airnya dan tanah dari hutan besar, semua banjar di sini semuanya kena dan yang paling parah ada di Banjar Dinas Buyan,” ujar dia.
Dari kejadian tersebut, situasi krodit hingga kini masih terlihat. Sebagian besar warga masih membersihkan sisa-sisa genangan di dalam rumah mereka. Selain rumah warga yang menjadi korban banjir bandang adalah SDN 4 Pancasari yang ada di Banjar Dinas Buyan. Air banjir yang mengalir Rabu (21/12) malam juga merendam sekolah yang ada di pinggir danau Buyan. Beruntung saat ini sekolah sedang libur semesteran, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Selain kerusakan bangunan yang paling fatal adalah kerusakan perkebunan sayur dna buah-buahan petani setempat. Akibat banjir bandang itu hampir seluruh lahan perkebunan terendam bajir. Sehingga diperkirakan petani mengalami gagal panen saat ini. Seperti yang dilakukan seorang petani setempat Wayan Suparka, yang terpaksa memanen tanaman wortelnya. Padahal tanaman wortelnya baru bisa dipanen dua minggu yang akan datang. “Terpaksa dipanen, kalau tidak nanti busuk. Ini saja sudah banyak yang busuk, biar ruginya tidak terlalu banyak,” ungkap dia sembari menyebut kerugian puluhan juta. Dari kemalangan yang dihadapinya, lebih beruntung dari petani yang ada di dekat danau Buyan yang sama sekali tidak dapat memanen hasil kebunnya karena lahannya hingga kemarin masih terendam banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah I Made Subur yang ditemui dilokasi mengatakan selain di daerah Pancasari, di jalur Singaraja-Denpasar dan Seririt-Bedugul via Banyuatis ada 30 titik potensi banjir bandang dan longsor susulan. Hal tersebut menyusul adanya longsoran yang saat ini menutupi aliran air. Jika terjadi hujan lebat dikhawatirkan akan terjadi banjir bandang. Bahkan di jalan daerah puncak tepatnya di habitat monyet, di atas Danau Buyan juga terjadi longsoran yang berpotensi putusnya Jalur Singaraja-Denpasar via Bedugul. “Kemarin kami sudah pasang tanggul sementara tetapi itu juga sudah jebol lagi, kami harapkan agar warga yang ada di bagian bawah untuk tetap wasapada,” kata dia. Namun pihaknya pun memastikan bahwa longsoran tersebut sudah ditangani dan mulai diukur oleh Balai Jalan, untuk segera ditindak lanjuti.
Sedangkan Plt Bupati Buleleng I Made Gunaja, yang sempat memantau lokasi bahwa pihaknya segera akan melakukan koordinasi dengan Balai Jalan untuk membuat saluran air, karena selama ini menurutnya Pancasari menjadi langganan banjir karena tidak memiliki saluran air yang bagus.
“Karena jalur ini adalah jalur vital untuk transportasi, pengiriman barang, suplai barang, jika tidak ditanggulangi akan mengakibatkan biaya tinggi bagi masyarakat yang berujung inflasi,” tegasnya. Sehingga ke depannya harus dibangun saluran air yang panjang sebagai jalan keluar banjir yang selama ini selalu terjadi didaerah itu.
Bencana dahyat di Buleleng juga terjadi di Banjar Dinas Bukit Seni, Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula Buleleng. Akibat angin puting beliung tiga rumah warga masing-masing I Wayan Kantun, 46, Wayan Timtim, 32, dan Nyoman Sumidi, 40, mengalami kerusakan di bagian atap. *k23
Perbekel Desa Pancasari, Wayan Darsana, ditemui di lokasi Kamis (22/12) siang kemarin mengatakan material banjir bandang yang kini memenuhi seluruh wilayahnya diduga berasal dari tanah gerusan hutan yang ada di perbatasan Tabanan dan Buleleng. “Airnya dan tanah dari hutan besar, semua banjar di sini semuanya kena dan yang paling parah ada di Banjar Dinas Buyan,” ujar dia.
Dari kejadian tersebut, situasi krodit hingga kini masih terlihat. Sebagian besar warga masih membersihkan sisa-sisa genangan di dalam rumah mereka. Selain rumah warga yang menjadi korban banjir bandang adalah SDN 4 Pancasari yang ada di Banjar Dinas Buyan. Air banjir yang mengalir Rabu (21/12) malam juga merendam sekolah yang ada di pinggir danau Buyan. Beruntung saat ini sekolah sedang libur semesteran, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Selain kerusakan bangunan yang paling fatal adalah kerusakan perkebunan sayur dna buah-buahan petani setempat. Akibat banjir bandang itu hampir seluruh lahan perkebunan terendam bajir. Sehingga diperkirakan petani mengalami gagal panen saat ini. Seperti yang dilakukan seorang petani setempat Wayan Suparka, yang terpaksa memanen tanaman wortelnya. Padahal tanaman wortelnya baru bisa dipanen dua minggu yang akan datang. “Terpaksa dipanen, kalau tidak nanti busuk. Ini saja sudah banyak yang busuk, biar ruginya tidak terlalu banyak,” ungkap dia sembari menyebut kerugian puluhan juta. Dari kemalangan yang dihadapinya, lebih beruntung dari petani yang ada di dekat danau Buyan yang sama sekali tidak dapat memanen hasil kebunnya karena lahannya hingga kemarin masih terendam banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah I Made Subur yang ditemui dilokasi mengatakan selain di daerah Pancasari, di jalur Singaraja-Denpasar dan Seririt-Bedugul via Banyuatis ada 30 titik potensi banjir bandang dan longsor susulan. Hal tersebut menyusul adanya longsoran yang saat ini menutupi aliran air. Jika terjadi hujan lebat dikhawatirkan akan terjadi banjir bandang. Bahkan di jalan daerah puncak tepatnya di habitat monyet, di atas Danau Buyan juga terjadi longsoran yang berpotensi putusnya Jalur Singaraja-Denpasar via Bedugul. “Kemarin kami sudah pasang tanggul sementara tetapi itu juga sudah jebol lagi, kami harapkan agar warga yang ada di bagian bawah untuk tetap wasapada,” kata dia. Namun pihaknya pun memastikan bahwa longsoran tersebut sudah ditangani dan mulai diukur oleh Balai Jalan, untuk segera ditindak lanjuti.
Sedangkan Plt Bupati Buleleng I Made Gunaja, yang sempat memantau lokasi bahwa pihaknya segera akan melakukan koordinasi dengan Balai Jalan untuk membuat saluran air, karena selama ini menurutnya Pancasari menjadi langganan banjir karena tidak memiliki saluran air yang bagus.
“Karena jalur ini adalah jalur vital untuk transportasi, pengiriman barang, suplai barang, jika tidak ditanggulangi akan mengakibatkan biaya tinggi bagi masyarakat yang berujung inflasi,” tegasnya. Sehingga ke depannya harus dibangun saluran air yang panjang sebagai jalan keluar banjir yang selama ini selalu terjadi didaerah itu.
Bencana dahyat di Buleleng juga terjadi di Banjar Dinas Bukit Seni, Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula Buleleng. Akibat angin puting beliung tiga rumah warga masing-masing I Wayan Kantun, 46, Wayan Timtim, 32, dan Nyoman Sumidi, 40, mengalami kerusakan di bagian atap. *k23
1
Komentar