Baru 11 Kafe di Kedonganan Beroperasi
Dorong Pembukaan Gerbang Pariwisata Dibarengi Prokes Ketat
MANGUPURA, NusaBali
Wabah global Covid-19 menyebabkan sejumlah akomodasi pariwisata mulai dari hotel, vila, restoran hingga kafe di seluruh Pulau Dewata sangat terdampak.
Tak terkecuali kafe atau rumah makan yang ada di kawasan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung. Dari total 24 kafe yang ada di kawasan itu, baru 11 kafe yang mulai beroperasi.
Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha, mengatakan setelah mencuatnya Covid-19 tahun lalu, operasional seluruh kafe yang ada di pesisir barat Pantai Kedonganan dihentikan sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk menekan penyebaran wabah global Covid-19. Di sisi lain, penghentian operasional juga dikarenakan tidak adanya wisatawan yang datang.
“Semenjak tahun lalu seluruh kafe di sepanjang pantai itu tutup semua. Ya, pembukaannya baru-baru ini saja kita lakukan. Mengingat pemerintah sudah memberikan kelonggaran dalam membuka gerbang pariwisata domestik,” kata Mertha, Senin (14/6) sore.
Menurutnya, sejauh ini sudah ada sejumlah kafe mulai beroperasi. Pembukaan ini untuk melayani permintaan wisatawan khusus domestik yang datang berlibur. Mertha juga tidak menampik kalau selama pembukaan kembali operasional kafe, tidak semuanya terisi oleh wisatawan. “Dari 11 kafe yang sudah beroperasi, sekitar 5 kafe yang kondisinya cukup baik, tamu domestik setiap malam 10 hingga 20 table (meja). Sementara 6 kafe lainnya kunjungan agak jarang. Ya, maksimal 4 table,” jelasnya.
Dalam pembukaan kafe saat pandemi, pihak melakukan berbagai persyaratan seperti yang sudah diimbau pemerintah. Akomodasi pariwisata harus melengkapi diri dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) mulai dari tempat cuci tangan, pengecekan suhu serta jarak aman saat berada di kafe. Bahkan, lanjut Mertha, juga melakukan pemantauan di lapangan, utamanya dalam mengontrol penerapan prokes. “Tentu sebelum beroperasi, seluruh kafe itu harus memenuhi persyaratan prokes. Setelah semuanya terpenuhi, baru bisa beroperasi,” kata Mertha.
Mertha berharap, rencana pemerintah untuk membuka gerbang pariwisata internasional pada Juli 201, benar-benar terealisasi meski dilakukan secara bertahap dengan menerapkan prokes yang ketat. Dengan demikian, bisa membangkitkan kembali roda perekonomian masyarakat Kedonganan khususnya dan Bali pada umumnya. Selain itu, Mertha juga menyarankan agar pemerintah memperluas zona hijau, termasuk wilayah Kuta dan sekitarnya.
“Tentu pembukaan gerbang pariwisata internasional ini merupakan harapan kita semua. Namun, syarat utamanya adalah persyaratan prokes yang ketat. Percuma wisatawan banyak yang berkunjung, tapi angka pandemi Covid-19 meningkat,” tegas Mertha.
“Jadi, harus benar-benar ada keseimbangan antara masalah ekonomi dengan kesehatan. Ini memang seperti makan buah simalakama. Tapi, kalau kita masyarakat Bali disiplin, astungkara semuanya bisa dilewati dengan baik,” tandasnya.
Sementara di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, beberapa usaha kafe di Jimbaran juga sudah beroperasi. Hal itu dikatakan langsung oleh Ketua LPM Jimbaran I Nyoman Mariana. “Kami harap rencana pemerintah untuk membuka penerbangan internasional bisa direalisasikan Juli 2021. Dengan demikian, maka perekonomian masyarakat akan kembali pulih,” katanya.
Mariana, menyampaikan terima kasih atas rencana Pemkab Badung untuk memasang alat GeNose C-19 di kawasan kuliner Pantai Jimbaran. Terkait hal itu, diakuinya telah dilaksanakan pertemuan antara Pemkab Badung dengan Desa Adat dan LPM serta Kelurahan Jimbaran, bersama para pemilik kafe. Rencananya pemasangan alat itu akan mulai dilakukan pada bulan ini. “Semoga rencana ini bisa segera terwujud. Sebab, akibat pandemi berkepanjangan telah membuat para pengusaha termasuk UMKM sangat terdampak,” tandasnya. *dar
1
Komentar