Setuju Wanita Raih Karier Tinggi, tapi Peran Ibu Tak Tergantikan
Ida Ayu Retnasari Dewi saat ini menjabat sebagai Kajari Bangli, sementara I Gusti Ayu Susilawati menjabat Ketua Pengadilan Negeri Bangli, dan AA Bintang Ari Sutari menjadi Camat Susut
Tiga ‘Srikandi Penguasa’ dari Gumi Sejuk Bangli Memaknai Momentun Peringatan Hari Ibu
BANGLI, NusaBali
Peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2016, tetap dimaknai sebagai hari yang istimewa bagi kalangan wanita karier, termasuk para ‘Srikandi Penguasa’ dari Gumi Sejuk Bangli. Dalam momentum Hari Ibu ini, mereka setuju perempuan meraih karier tinggi, tapi posisi sebagai seorang ibu rumah tangga tetap tak tergantikan.
Tiga ‘Srikandi Penguasa’ di Gumi Sejuk Bangli tersebut masing-masing Ida Ayu K Retnasari Dewi, 51 (kini menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Bangli), I Gusti Ayu Su-silawati SH MH, 45 (Ketua Pengadilan Negeri Bangli), dan AA Bintang Ari Sutari, 44 (Camat Susut). Ditemui NusaBali secara terpisah di Bangli, Rabu (21/12) atau sehari jelang peringatan Hari Ibu, ketiga Srikandi ini menyampaikan pandangan yang hampir senada soal peran ibu.
Ida Ayu (Dayu) Retnasari Dewi menyebutkan, peringatan Hari Ibu merupakan momen-tum untuk menghormati peran ibu yang telah berjasa, bukan saja melahirkan dan merawat anak, namun juga secara tak langsung berjuang melahirkan perempuan-perempuan tangguh (karier). Karena itu, peringatan Hari Ibu juga dimaknai sebagai momentum untuk terus mendorong peran perempuan di semua lapangan dengan segala potensinya.
“Bagi saya, semakin banyak perempuan berkiprah, semakin bagus-lah,” ujar jaksa kelahiran Singaraja, Buleleng, 10 Maret 1965 ini. Dayu Retnasari terus terang menyatakan salut perempuan-perempuan yang moncer dalam karier, dengan karakter dan kepribadian yang kuat. Dia mencontohkan Sri Mulyani, wanita tangguh yang kini menjabat Menteri Keuangan (Menkeu).
Namun demikian, jaksa yang mengawali karier di Kejaksaan Negeri (Kejari) Denpasar ini menambahkan, sukses dalam karier, seorang perempuan tetap tidak akan bisa melepaskan kodratnya sebagai seorang ibu rumah tangga. “Itu pasti, kodrat perempuan sebagai ibu rumah tangga,” ujar jaksa yang hobi memasak ini.
Karena itulah, menurut Dayu Retnasari, kalau di rumah, perempuan karier hendaknya tetap berusaha berjuang menjadi ibu rumah tangga yang baik. “Karena ini jugalah makna Hari Ibu,” ujar ibu dua anak dari pernikahannya dengan Ida Bagus Putu Gede Rawata (almarhum) ini.
Sebagai perempuan karier, lebih-lebih profesi jaksa yang berurusan dengan hukum dan perkara, Dayu Retnasari mengakui persoalan pasti ada. Apalagi, jaksa itu berurusan dengan tuntut menuntut. Namun, jaksa berusia 51 tahun ini mengakui persoalan yang dihadapi itu tidak sampai mengganggu dan menghambatnya dalam menjalankan profesi. Sampai sekarang, Dayu Retnasari belum pernah merasa terteror karena profesinya.
“Ya, seperti air mengalir saja, penyelesaian pasti ada,” ujar Dayu Retnasari. “Yang jelas, pekerjaan saya sebagai jaksa tidak mengganggu peran saya sebagai ibu rumah tangga,” lanjut pendekar hukum yang menjabat sebagai Kajari Bangli sejak September 2014 ini.
Pemaknaan serupa terhadap peringatan Hari Ibu juga disampaikan I Gusti Ayu Su-silawati, perempuan tangguh yang kini menjabat Ketua PN Bangli. IGA Susilawati menegaskan, Hari Ibu merupakan momentum bukan saja untuk kaum ibu, tapi juga bagi semua pihak. “Pepatah menyatakan, ‘suami yang kuat, pasti ada perempuan yang kuat di belakangnya’,” tandas Susilawati, pendekar hukum kelahiran Singaraja, 5 Desember 1971.
Susilawati mengaku, sehari-harinya dia memang disibukkan oleh pekerjaan sebagai seorang hakim. “Tugas saya tidak hanya membagi perkara, namun juga tugas dan pekerjaan lain, seperti rapat dengan Forkompida (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) dan instansi lainnya,” jelas hakim yang mengawali kariernya di PN Amlapura, Karangasem sejak tahun 2001 ini.
Karena kesibukannya sbagai wanita karier, jadwal kegiatan harian Susilawati boleh dikata cukup padat. Setengah hari waktunya untuk pekerjaan sebagai hakim, mulai pagi pukul 07.30 Wita sampai sore pukul 16.30 Wita. Setangah waktunya lagi diabdikan sebagai ibu rumah tangga.
Sadar akan keterbatasan waktunya, Susilawati memanfaatkan betul hari libur sebaik mungkin untuk keluarganya. “Kalau libur, saya selalu pulang ke Singaraja,” ujar ibu dua anak dari pernikahannya dengan I Gusti Ari Sudewa, yang sempat bercita-cita menjadi notaris ini.
IGA Susilawati sendiri belum genap sebulan menjabat sebagai Ketua PN Bangli, sejak 21 Nopember 2016. Dia promosi menjadi Ketua PN Bangli menggantikan I Dewa Made Budi Watsara. Sebelumnya, Susilawati menjabat sebagai Wakil Ketua PN Bangli.
Sementara itu, AA Bintang Ari Sutari, yang kini menjabat sebagai Camat Susut, juga menyampaikan pandangan tak jauh beda dengan IGA Susilawati dan Dayu Retnasari Dewi. Bagi Agung Bintang, peringatan Hari Ibu merupakan momentum untuk memahami dan memaknai peranan ibu, baik dalam lingkup keluarga maupun di masyarakat.
“Peluang dan akses yang diperoleh perempuan tidak lepas dari perjuangan perempuan sendiri sebagai seorang ibu,” ujar birokrat asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini.
Menurut Agung Bintang, saat ini kesempatan perempuan untuk mengaktualisasikan diri sudah demikian terbuka. “Karena itu, manfaatkanlah bahwa perempuan itu mampu dan bisa,” papar istri dari Dewa Nyoman Sumadana ini saat ditemui NusaBali di Kantor Desa Apuan, Kecamatan Susut, Rabu siang.
Nah, salah satu cara aktualisasi diri, kata Agung Bintang, adalah dengan meningkatkan kualitas diri. Meski sibuk sebagai perempuan karier, perempuan tetaplah makhluk yang dianugerahi kodrat sebagai seorang ibu rumah tangga, dengan naluri keibuannya. “Peran sebagai ibu itu tidak tergantikan,” papar camat asal Puri Abianbase, Gianyar kelahiran 5 Oktober 1972 ini.
Agung Bintang sendiri merupakan alumnus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tahun 1984. Sebelum menjabat sebagai Camat Susut, dia sempat lama menjadi Camat Tembuku, Bangli. Sebelumnya, Agung Bintang juga sempat menjadi Lurah Bebalang, Kecamatan Bangli.
Seperti halnya perempuan karier yang lain, Agung Bintang juga menyadari waktunya sangat terbatas untuk keluarga. Karena itu, dia harus melakukan penhyiasatan, agar peran sebagai ibu rumah tangga tetap berjalan. “Kita harus pintar-pintar menyiasati waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Yang penting, kualitas pertemuan dengan keluarga, bukan kuantitasnya,” ujar ibu dari Dewa Gede Agung Pradipa Viveka dan Dewa Gede Agung Pratama Viveka ini. * k17
1
Komentar