NFT Marketplace, Solusi Seniman Lebih Berkembang di Era Digital
DENPASAR, NusaBali.com – Era digital bukan hanya menjadi tantangan, melainkan harus bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, penjual jasa, termasuk para seniman.
Dengan karya-karya seni terbaik sekalipun, seniman acapkali menghadapi kendala dalam hal pemasaran. Bahkan tak sebatas pemasaran dalam arti jual putus, melainkan hingga soal royalty.
“Kendala yang kerap dialami oleh para seniman dalam kelangsungan kehidupan berkaryanya, salah satunya adalah memasarkan hasil karyanya secara maksimal,” kata I Gede Putu Rahman Desyanta, CEO Kepeng.io, Selasa (15/6/2021).
Maksimalisasi yang dimaksud adalah adanya peluang lebih besar bagi seniman atas karya-karya yang dibuatnya. “Karena itu kami memfasilitasi para seniman bergabung dalam komunitas marketplace digital NFT agar para seniman mempunyai hak cipta, mengatur royalty, harga, hingga keasliannya,” ujar I Gede Putu Rahman Desyanta.
NFT yang memiliki kepanjangan Non Fungible Token Yang diperkenalkan di Dharma Negara Alaya Denpasar pada Selasa (15/6/2021) adalah sebuah basis digital marketplace, di mana para seniman dapat menjual karyanya di basis digital art tersebut.
Desyanta menyebutkan bahwa potensi seniman yang ada di Nusantara, khususnya di Bali sangatlah besar untuk bersaing di dunia digital. “Istilahnya tidak lagi menunggu orang untuk datang ke Bali, tapi Bali lah yang menghampiri orang-orang yang ada di dunia lewat basis digital ini,” ujarnya.
Selain karya seni, banyak hal yang dapat dikenalkan di dunia. “Hal ini menjadi penghasilan tersendiri bagi para kreator atau seniman dengan mengemas karyanya di sebuah NFT marketplace, seperti OpenSea, Rarible dan SuperRare,” ungkap Desyanta.
Desyanta mengatakan bahwa pada saat ini NFT sedang naik daun karena banyak investor yang membeli aset di NFT yang kemudian bisa diolah kembali untuk menghasilkan keuntungan. Bagi investor, NFT dipandang sebagai aset yang unik dan eksklusif karena sebuah item yang berhasil terjual di NFT Marketplace memiliki kode uniknya sendiri sehingga menjamin keaslian dari karya yang sudah dibeli.
“Jika para seniman mulai mendalami dunia marketplace NFT, maka seniman dan kolektornya akan sama-sama diuntungkan karena pada platform ini sangat mengutamakan hak cipta dan tingkat keasliannya,” ungkap Desyanta.
Desyanta pun telah bekerja sama dengan Badan Kreatif Denpasar untuk mewujudkan salah satu inovasi mata uang digital yang disebut Kepeng.io. “Kepeng.io adalah mata uang digital yang dibangun sebagai utility token, dimanfaatkan sebagai basis investasi dan transaksi, yang bertujuan untuk mendorong perekonomian hingga pelestarian seni budaya Bali dengan teknologi, hampir mirip dengan NFT namun versi Balinya,” ujarnya tentang Kepeng.io yang masih dalam tahap sosialisasi.
Desyanta pun berharap partisipasi dari komunitas seniman di Bali untuk membantu membangun bersama era digital demi memajukan eksistensi dari para seniman dan pelaku seni di Bali. “Karena banyak hal yang bernilai pada suatu karya seni, entah itu dari cerita karyanya, filosifinya, dokumentasinya, visualisasinya, apapun bisa bernilai di era digital ini. Apalagi dengan adanya NFT, maka sebuah karya itu akan memiliki nilai yang tinggi, dan menimbulkan kesejahteraan bagi para pelaku seni, dan ke depannya tidak hanya para seniman, masyarakat luas pun akan menikmati dampaknya juga,” tutupnya. *rma
1
Komentar