Dishub Siapkan Rute Baru Bus Sekolah
Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Armada dan Halte Juga Dipoles
Dishub akan mengerahkan seluruh armada sebanyak 13 bus untuk melayani siswa, tiap bus maksimal akan mengangkut 75 persen dari kapasitas bus.
DENPASAR, NusaBali
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar kini tengah mempersiapkan bus sekolah dan fasilitas lainnya menjelang pembelajaran tatap muka (PTM). Dishub juga tengah merancang rute baru perjalanan 13 bus sekolah yang akan mengangkut siswa saat PTM.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Transportasi Darat Dishub Kota Denpasar, I Dewa Ketut Adi Pradnyana, saat dihubungi, Selasa (15/6) mengungkapkan rancangan perubahan rute yang akan dibuat menyesuaikan dengan sekolah yang siap melakukan uji coba PTM. Rute tersebut tidak akan sesuai dengan rute biasanya. Sebab, tidak semua sekolah yang akan buka selama uji coba PTM.
Dewa Adi mengungkapkan, perubahan rute tersebut akan dilakukan setelah ada pengajuan dari Disdikpora Kota Denpasar. Sekolah mana saja yang akan dibuka saat PTM. Jika sudah dibuka Dishub baru bisa memetakan rute yang akan dilewati. "Rutenya akan diubah sesuai dengan sekolah yang sudah siap PTM. Kami sedang menunggu keputusan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar," ungkapnya.
Nenurut Dewa Adi, saat ini timnya sedang mempersiapkan perbaikan halte dan pembersihan bus sekolah. Sebab ada beberapa halte yang rusak karena keusilan anak-anak. Seperti corat-coret, bautnya diambil, tempat duduk dilepas. "Perbaikan halte dan pembersihan bus saja yang kami siapkan. Kalau bus mati kir kami akan lakukan uji kir dulu. Terus pengecatan ulang biar tampak lebih cerah," imbuhnya.
Dikatakannya, PTM yang rencananya akan digelar mulai bulan Juli 2021 mendatang akan digelar dengan protokol kesehatan ketat. Sehingga, pihaknya memilih untuk mengerahkan seluruh armada, yakni sebanyak 13 bus untuk melayani siswa. Masing-masing bus nantinya maksimal akan mengangkut 75 persen dari kapasitas bus.
Bus sedang dengan kapasitas 40 orang kemungkinan akan terisi maksimal 25 orang termasuk yang berdiri. "Maksimal dari aturan 75 persen. Jadi kami juga benar-benar akan mempersiapkan dengan protokol kesehatan ketat. Agar tidak ada klaster baru lagi," ujarnya.
Untuk saat ini, siswa yang dilayani untuk antar jemput bus sekolah sebanyak 600-800 anak. Tetapi di masa pandemi Covid-19 ini, pihaknya tidak bisa melakukan pengangkutan karena sekolah tatap muka ditiadakan. Bahkan dia mengaku tidak berani menerima pendaftaran karena kondisi masih belum pulih total. *mis
Kepala Unit Pelayanan Teknis Transportasi Darat Dishub Kota Denpasar, I Dewa Ketut Adi Pradnyana, saat dihubungi, Selasa (15/6) mengungkapkan rancangan perubahan rute yang akan dibuat menyesuaikan dengan sekolah yang siap melakukan uji coba PTM. Rute tersebut tidak akan sesuai dengan rute biasanya. Sebab, tidak semua sekolah yang akan buka selama uji coba PTM.
Dewa Adi mengungkapkan, perubahan rute tersebut akan dilakukan setelah ada pengajuan dari Disdikpora Kota Denpasar. Sekolah mana saja yang akan dibuka saat PTM. Jika sudah dibuka Dishub baru bisa memetakan rute yang akan dilewati. "Rutenya akan diubah sesuai dengan sekolah yang sudah siap PTM. Kami sedang menunggu keputusan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar," ungkapnya.
Nenurut Dewa Adi, saat ini timnya sedang mempersiapkan perbaikan halte dan pembersihan bus sekolah. Sebab ada beberapa halte yang rusak karena keusilan anak-anak. Seperti corat-coret, bautnya diambil, tempat duduk dilepas. "Perbaikan halte dan pembersihan bus saja yang kami siapkan. Kalau bus mati kir kami akan lakukan uji kir dulu. Terus pengecatan ulang biar tampak lebih cerah," imbuhnya.
Dikatakannya, PTM yang rencananya akan digelar mulai bulan Juli 2021 mendatang akan digelar dengan protokol kesehatan ketat. Sehingga, pihaknya memilih untuk mengerahkan seluruh armada, yakni sebanyak 13 bus untuk melayani siswa. Masing-masing bus nantinya maksimal akan mengangkut 75 persen dari kapasitas bus.
Bus sedang dengan kapasitas 40 orang kemungkinan akan terisi maksimal 25 orang termasuk yang berdiri. "Maksimal dari aturan 75 persen. Jadi kami juga benar-benar akan mempersiapkan dengan protokol kesehatan ketat. Agar tidak ada klaster baru lagi," ujarnya.
Untuk saat ini, siswa yang dilayani untuk antar jemput bus sekolah sebanyak 600-800 anak. Tetapi di masa pandemi Covid-19 ini, pihaknya tidak bisa melakukan pengangkutan karena sekolah tatap muka ditiadakan. Bahkan dia mengaku tidak berani menerima pendaftaran karena kondisi masih belum pulih total. *mis
1
Komentar