Sekda Adi Arnawa Jadi Narasumber Pada Rakornis BPK RI
Paparkan Strategi Badung dalam Meningkatkan PAD Saat Pandemi
MANGUPURA, NusaBali
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak yang luar biasa. Bukan saja masalah kesehatan, namun juga di sektor ekonomi, dengan terjadinya penurunan berbagai aktivitas perekonomian masyarakat.
Untuk itu, penanganan secara komprehensif terkait pandemi Covid-19 ini mutlak diperlukan, termasuk upaya-upaya dalam rangka pemulihan ekonomi. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa, saat menjadi narasumber pada rapat koordinasi teknis (rakornis) yang diselenggarakan Badan Pengelola Keuangan (BPK) Republik Indonesia bertempat di The Trans Resort Bali, Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa (15/6). Rapat koordinasi yang mengambil tema “Upaya Pemerintah Kabupaten Badung dalam Meningkatkan PAD dan Strategi Mengatasi Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Perekonomian Daerah” ini dihadiri Kepala Auditorat Pengelola Pemeriksa AKN VI Rizal, Kepala Perwakilan BPK Kalimantan Tengah Agus Priyono, Kepala BPK Perwakilan Bali Wahyu Priyono, serta diikuti oleh peserta perwakilan BPK RI dari seluruh provinsi se-Indonesia.
Dalam pemaparannya, Sekda Adi Arnawa menyampaikan Pemkab Badung menaruh perhatian seriu terkait penanganan Covid-19, agar kondisi saat ini bisa pulih serta sektor pariwisata di Bali bisa segera dibuka kembali. Karenanya, dia sangat mendukung kegiatan ini, sekaligus mengajak bersama-sama saling berkoordinasi, saling sharing ilmu, dan pengalaman untuk dapat bangkit bersama dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Lebih lanjut Sekda Adi Arnawa mengucapkan terim kasih kepada BPK RI, karena telah menyelenggarakan rakornis di Bali, ini adalah salah satu bentuk riil dalam rangka untuk membantu meningkatkan PAD Badung. “Dalam acara ini kita diberikan kesempatan untuk menyampaikan kondisi PAD Badung, yang mana kita ketahui bersama bahwa adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat berat bagi kita, karena terjadi penurunan PAD secara signifikan,” kata Adi Arnawa.
Dalam pemaparannya, Adi Arnawa mengatakan perlu adanya terobosan-terobosan secara intensifikasi dalam rangka memaksimalkan penerimaan pendapatan di Kabupaten Badung. “Apapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka optimalisasi ini tidak bisa kita laksanakan secara maksimal, karena sasaran kita bertolak belakang dengan prinsip pandemi,” jelas Adi Arnawa.
Lebih lanjut mantan Kadispenda Badung ini menambahkan, bertolak belakang yang dimaksud, yaitu bagaimana sebisa mungkin agar sebanyak-banyaknya wisatawan berkunjung ke Bali. Tapi di satu sisi dalam rangka penanggulangan Covid-19, tentu tidak bisa sembarangan juga menerima wisatawan. “Dua hal yang bertolak belakang ini lah yang menjadi suatu kendala buat kita dalam hal memaksimalkan pendapatan,” imbuh birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini. *ind
Komentar