Usulan dari Bupati Agar Ekonomi Berkembang
Jalan Tol Sisi Tabanan Bergeser karena Ada Tambahan Jalan Masuk
Pergeseran lintasan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi ini terjadi karena di Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, akan ditambah jalan masuk atau interchange.
TABANAN, NusaBali
Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi yang melintasi Tabanan terjadi pergeseran lintasan atau trase. Untuk itu, Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Marga yang desanya terdampak belum mendapat giliran sosialisasi dan pendataan awal.
Pergeseran lintasan ini terjadi karena di Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, akan ditambah jalan masuk atau interchange. Penambahan jalan masuk tol ini diusulkan oleh Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, dengan tujuan agar ekonomi di wilayah Kabupaten Tabanan berkembang.
Dengan pergeseran lintasan tersebut, otomatis akan terjadi penambahan lahan yang terdampak. Saat ini tim dari Kementerian PUPR sedang mendata lahan warga di Desa Wanasari tersebut. Adapun untuk sementara Kecamatan Tabanan ada tiga desa yang terdampak, yakni, Desa Wanasari, Desa Buahan, dan Desa Tunjuk. Sementara di Kecamatan Marga ada empat desa, yakni Desa Marga Dauh Puri, Desa Tegal Jadi, Desa Selanbawak, dan Desa Marga.
Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara, menjelaskan untuk Kecamatan Marga dan Kecamatan Tabanan memang akan mendapat giliran sosialisasi dan pendataan awal kemudian. Ini karena terjadi semacam perbaikan trase.
Sesuai usulan dari Bupati Sanjaya, di Desa Wanasari diminta untuk penambahan interchange (jalan masuk). Kondisi ini menyebabkan adanya perubahan trase yang berimbas juga adanya penambahan lahan warga yang terdampak.
“Trase awal kan lurus jalannya di Desa Wanasari. Nanti rencana di Kecamatan Tabanan ada jalan umum yang bisa masuk ke jalan tol. Katanya itu ada usulan dari Pak Bupati (Bupati Tabanan). Sehingga dari jalan tol itu nantinya bisa turun ke jalan umum menuju kota Tabanan,” beber Sukra Negara saat mengikuti sosialisasi dan pendataan awal di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Rabu (16/6).
Disebutkannya, dengan adanya interchange ini, tujuan Bupati Tabanan agar ekonomi di sekitar wilayah tersebut berkembang. “Sekarang tim sudah turun memperbaiki, tim sedang mendata kembali rencana trase yang ada di Desa Wanasari,” imbuh Sukra Negara.
Diterangkan Sukra Negara, untuk sosialisasi di Kabupaten Tabanan sudah menyasar empat kecamatan yakni Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan Selemadeg Timur, dan Kecamatan Kerambitan. Untuk kecamatan Tabanan dan Kecamatan Marga menyusul kemudian. “Secepatnya menyusul Marga dan Tabanan, tim sekarang sedang memperbaiki,” katanya.
Menurut Sukra Negara, selama sosialisasi dan pendataan awal tersebut, belum ditemui kendala karena masih di tahap awal. Tujuan sosialisasi ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi. “Harapan kita melalui sosialisasi ini masyarakat paham, bahwa lahannya, tanahnya masuk jalur jalan tol,” ujar Sukra Negara.
Dalam sosialisasi yang dipaparkan tersebut, tim sudah memperlihatkan trase kepada masyarakat. Lewat trase tersebut masyarakat sudah melihat kira-kira lahannya terdampak atau tidak. Setelah pasti terdampak, maka tim kembali akan mengundang masyarakat untuk mengikuti agenda konsultasi publik. “Dalam tahapan konsultasi publik ini baru masyarakat diajak dialog, setuju tidak dengan adanya jalan tol ini. Kalau setuju, lanjut, dan kalau tidak setuju akan dicari alasannya secara detail dengan bentuk tim kajian keberatan. Makanya dalam konsultasi publik pemilik lahan wajib hadir,” tegas Sukra Negara.
Disebutkan Sukra Negara, lahan sementara yang terdampak jalan tol secara keseluruhan 1.069 hektare. Lahan efektif artinya yang akan diberikan ganti rugi sekitar 950 ha, sementara sisanya sekitar 100 ha, ada tanah negara, hutan, dan lainnya. *des
Pergeseran lintasan ini terjadi karena di Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, akan ditambah jalan masuk atau interchange. Penambahan jalan masuk tol ini diusulkan oleh Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, dengan tujuan agar ekonomi di wilayah Kabupaten Tabanan berkembang.
Dengan pergeseran lintasan tersebut, otomatis akan terjadi penambahan lahan yang terdampak. Saat ini tim dari Kementerian PUPR sedang mendata lahan warga di Desa Wanasari tersebut. Adapun untuk sementara Kecamatan Tabanan ada tiga desa yang terdampak, yakni, Desa Wanasari, Desa Buahan, dan Desa Tunjuk. Sementara di Kecamatan Marga ada empat desa, yakni Desa Marga Dauh Puri, Desa Tegal Jadi, Desa Selanbawak, dan Desa Marga.
Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara, menjelaskan untuk Kecamatan Marga dan Kecamatan Tabanan memang akan mendapat giliran sosialisasi dan pendataan awal kemudian. Ini karena terjadi semacam perbaikan trase.
Sesuai usulan dari Bupati Sanjaya, di Desa Wanasari diminta untuk penambahan interchange (jalan masuk). Kondisi ini menyebabkan adanya perubahan trase yang berimbas juga adanya penambahan lahan warga yang terdampak.
“Trase awal kan lurus jalannya di Desa Wanasari. Nanti rencana di Kecamatan Tabanan ada jalan umum yang bisa masuk ke jalan tol. Katanya itu ada usulan dari Pak Bupati (Bupati Tabanan). Sehingga dari jalan tol itu nantinya bisa turun ke jalan umum menuju kota Tabanan,” beber Sukra Negara saat mengikuti sosialisasi dan pendataan awal di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Rabu (16/6).
Disebutkannya, dengan adanya interchange ini, tujuan Bupati Tabanan agar ekonomi di sekitar wilayah tersebut berkembang. “Sekarang tim sudah turun memperbaiki, tim sedang mendata kembali rencana trase yang ada di Desa Wanasari,” imbuh Sukra Negara.
Diterangkan Sukra Negara, untuk sosialisasi di Kabupaten Tabanan sudah menyasar empat kecamatan yakni Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan Selemadeg Timur, dan Kecamatan Kerambitan. Untuk kecamatan Tabanan dan Kecamatan Marga menyusul kemudian. “Secepatnya menyusul Marga dan Tabanan, tim sekarang sedang memperbaiki,” katanya.
Menurut Sukra Negara, selama sosialisasi dan pendataan awal tersebut, belum ditemui kendala karena masih di tahap awal. Tujuan sosialisasi ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi. “Harapan kita melalui sosialisasi ini masyarakat paham, bahwa lahannya, tanahnya masuk jalur jalan tol,” ujar Sukra Negara.
Dalam sosialisasi yang dipaparkan tersebut, tim sudah memperlihatkan trase kepada masyarakat. Lewat trase tersebut masyarakat sudah melihat kira-kira lahannya terdampak atau tidak. Setelah pasti terdampak, maka tim kembali akan mengundang masyarakat untuk mengikuti agenda konsultasi publik. “Dalam tahapan konsultasi publik ini baru masyarakat diajak dialog, setuju tidak dengan adanya jalan tol ini. Kalau setuju, lanjut, dan kalau tidak setuju akan dicari alasannya secara detail dengan bentuk tim kajian keberatan. Makanya dalam konsultasi publik pemilik lahan wajib hadir,” tegas Sukra Negara.
Disebutkan Sukra Negara, lahan sementara yang terdampak jalan tol secara keseluruhan 1.069 hektare. Lahan efektif artinya yang akan diberikan ganti rugi sekitar 950 ha, sementara sisanya sekitar 100 ha, ada tanah negara, hutan, dan lainnya. *des
Komentar