Pedagang Korban Kebakaran Dapat Stimulus Rp 5 M
Kebakaran di Pasar Blahbatuh Juga Hanguskan 7 Kamar Warga
GIANYAR, NusaBali
Ratusan pedagang korban kebakaran Pasar Umum Blahbatuh di Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Selasa (15/6) sore, akan mendapatkan stimulus senilai total Rp 5 miliar dari Pemkab Gianyar.
Keputusan beri stimulus ini sudah disepakati dalam pertemuan Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Rabu (16/6) pagi. Pertemuan yang digelar secara tertutup di Ruang Kerja Bupati Gianyar, Rabu pagi, khusus langkah-langkah taktis pasca kebakaran Pasar Blahbatuh. Rapat tersebut dihadiri pula Sekda Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Kepala BPBD Gianyar IB Putu Suamba, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar Luh Gede Eka Suary, Kepala BPKAD Gianyar Ngakan Jati Ambarsika, dan para Asisten Setda Kabupaten Gianyar.
Dalam rapat tersebut, dibahas pula langkah-langkah pemberian bantuan tunai kepada para pedagang korban kebakaran Pasar Blahbatuh, untuk modal kembali berjualan. Juga dibahas persiapan relokasi Pasar Blahbatuh pasca musibah. "Dari pembahasan di rapat tadi, secepatnya kami harus memberikan stimulus kepada para pedagang," jelas Bupati Mahayastra seusai rapat kemarin.
Menurut Bupati Mahayastra, disepakati Pemkab Gianyar akan mengeluarkan insentif total 5 miliar untuk ratusan pedang korban kebakaran. Dana stimulus Rp 5 miliar tersebut diambilkan dari pos ‘Anggaran Tak Terduga’ APBD Gianyar.
Nantinya, nominal stimulus berbeda-beda untuk setiap kategori toko, los, kios, maupun pelataran pasar. Untuk pedagang toko, masing-masing akan dibantu sebesar Rp 3 juta per orang. Sedangkan untuk pedangan los atau kios, masing-masing dibantu Rp 2 juta per orang. Sementara untuk pedagang pelataran, besaran stimulus hanya Rp 350.000 per orang, karena diyakini tidak terlalu terdampak kebakaran Pasar Blahbatuh.
"Nominal stimulus untuk para pedagang memang tidak besar. Tapi, minimal bisa bantu untuk modal usaha dan menyambung hidup 1-2 bulan ke depan," tandas Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar yang juga Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Mahayastra menegaskan, anggaran tak terduga Rp 5 miliar untuk stimulus pedagang korban kebakaran ini harus cairm meski diakui kondisi kas daerah sangat sulit. "Ini termasuk belanja prioritas, harus kita lakukan," katanya.
Setelah rencana pemberian stimulus, Pemkab Gianyar juga merencanakan relokasi pedagang. Eks relokasi Pasar Seni Sukawati di Lapangan Sutasoma nantinya akan dimanfaatkan kembali untuk jualan sementara para pedagang korban kebakaran Pasar Blahbatuh.
Versi Mahayastra, Lapangan Sutasima cukup untuk menampung 700 sampai 800 pedagang. "Sekarang dibutuhkan untuk 246 pedagang kios. Cuma nanti detailnya akan saya rapatkan lagi.”
Sedangkan Pasar Yadnya di sebelah utara Lapangan Astina Jaya Blahbatuh, rencananya akan diperluas untuk dijadikan temnpat relokasi Pasar Blahbatuh. Menurut Mahayastra, Bendesa Adat Blahbatuh juga setuju Pasar Yadnya dijadikan relokasi Pasar Blahbatuh. Nantinya, relokasi Pasar Blahbatuh posisinya di belakang Pasar Yadnya.
Terkait musibah kebakaran Pasar Blahbatuh yang meludeskan 629 unit kisos, los, dan toko, menurut Mahayasytra, sudah dilaporkan kepada Gubernur Bali Wayan Koster. "Pak Gubernur turut prihatin dan sedang merapatkan dengan Pak Sekda, kiranya nanti bisa memberikan bantuan," harap Mahayastra.
Pasar Blahbatuh sendiri ludes terbakar, Selasa sore pukul 17.00 Wita. Hingga malam pukul 22.37 Wita, upaya pemadaman masih terus dilakukan. Meski tak ada laporan koran jiwa maupun terluka, seluruh 629 unit kios, los, dan toko di pasar ini ludes dilalap api. Rinciannya, toko tingkat sebanyak 22 unit, kios 57 unit, los 188 unit, dan pelataran 362 unit.
Kerugian material akibat kebakaran Pasar Blahbatuh diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Indikasinya, salah satu pedagang saja menderita kerugian sampai Rp 500 juta atau Rp 0,5 miliar, yakni Ni Wayan Eka Yani, asal Banjar Teruna, Desa Blahbatuh.
Terungkap, jauh sebelum terbakar, Pasar Blahbatuh rencananya akan direlokasi ke Pasar Yadnya. Sedangkan lokasi pasar saat ini rencananya akan dijadikan taman kota. Versi Bupati Mahayastra, bangunan Pasar Blahbatuh sedianya akan diratakan, eksekusi penataan taman direncanakan tahun 2022 mendatang. Namun, sebelum eksekusi dilakukan, pasar keburu terbakar.
Sementara itu, kebakaran hebat Pasar Blahbatu bukan hanya meludeskan selutruh kios, los, dan toko. Kebakaran juga merembet ke salah satu rumah warga di sebelah selatan Pasar Blahbatuh. Rumah yang ikut terbakar itu milik keluarga Anak Agung Ngurah Alit, 46, ASN yang rumahnya berada di Banjar Kebon, Desa/Kecamatan Blahbatuh.
Rumah keluarga Ngurah Alit hanya dipisahkan tembok dan gang kecil kurang dari 1 meter dengan Pasar Blahbatuh. Bangunan di rumah Ngurah Alit yang ludes terbakar adalah Bale Dauh terdiri dari 7 kamar tidur. Karena kamarnya terbakar, anggota keluarga Ngurah Alit bgerjumlah 5 orang terpaksa tidur di luar Bangunan Bale Daja.
Ngurah Alit menceritakan, api melalap bangunan Bale Dauh di rumahnya, Selasa petang pukul 18.00 Wita. Selain 7 kamar tidur ludes, Palinggih Gedong Sari di merajan (pura keluarga) juga hangus. “Petugas pemadam kebakaran dengan dibantu warga sebetulnya sudah berusaha menghalau api agar tidak merembet ke palinggih lainnya di merajan. Namun apes, saat konsentrasi petugas pemadam kebakaran fokus di merajan, api justru menerjang Bale Dauh,” ungkap Ngurah Alit saat ditemui NusaBali di ryumahnya yang terbakar, Rabu kemarin.
Ngurah Alit mengatakan, 7 kamar di Bale Dauh yang terbakar selama ini semuanya difungsikan sebagai tempat tidur. Akibat kebakaran tersebut, kerugian material yang dialami Ngurah Alit diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Menurut Ngurah Alit, bangunan Bale Dauh yang terbakar ini nantinya akan dibongkar. Sebab, sesuai kepercayaan, bangunan yang sempat terbakar tidak baik langsung ditempati kembali. "Kami segera akan tangkil ke griya untuk menanyakan kepada ida pedanda. Bisa jadi nanti bangunan Bale Dauh harus dibongkar," tutur kerabat Puri Blahbatuh yang sudah tinggal di rumahnya tersebut sejak tahun 1975 ini. *nvi
1
Komentar