Kalau Sudah Buka Jangan Tutup Lagi
Asosiasi Hotel di Ubud minta Pemerintah rencanakan matang open border Bali
DENPASAR,NusaBali
Komponen kepariwisataan di Ubud Gianyar berharap open border untuk memulihkan pariwisata Bali dipastikan. Apabila sudah buka, tidak ada lagi penutupan sebagaimana terjadi di negara lain.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa dengan Ubud Hotels Association(UHA) di Tanah Gajah Resort a Resort by Hadiprana, Tengkulak, Kemenuh Sukawati, Jumat(18/6).
Ketua UHA Gede Paskara Karilo, menyatakan UHA dengan 105 anggotanya siap dan mendukung semaksimal mungkin agar open border dilakukan untuk Bali. Dukungan tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Penerapan prokes tersebut sudah dilakukan oleh pelaku kepariwisataan di Ubud, dalam hal ini UHA dengan seluruh anggotanya. “Itu kami pastikan,” ujarnya.
Untuk itu pemerintah diharap menyiapkan pembukaan border dengan perencanaan yang matang. “Jangan sampai setelah buka tutup lagi, seperti di negara lain,” ujar Paskara Karilo, Managing Director Wapa di Ume Resort di Ubud.
Sekali buka untuk seterusnya pariwisata Bali dibuka untuk wisman. Sementara menunggu open border, UHA akan lebih intensif menggarap pasar wisata domestik, sehingga kunjungan wisatawan domestik meningkat ke Bali di masa tenggang tersebut. Tentu saja termasuk ke Ubud.
Dengan tagline, ‘Make Ubud Live Again’ wisatawan, diharapkan kunjungan wisatawan domestik akan meningkat dan lebih menghidupkan kepariwisataan Ubud. “Potensi wisatawan domestik juga besar,” ujarnya.
Sejak pandemi merajam 1,5 tahun lalu, pelaku kepariwisataan Ubud, dalam hal ini UHA tidak diam. Namun terus bergerak agar kepariwisataan Ubud tetap berdetak walau dalam masa pandemi. “Kami tidak menunggu, tetapi terus berusaha jemput bola,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa mengatakan untuk memulihkan kepariwisataan Bali, Pemprov dan stakeholder atau pemangku kepentingan dan masyarakat sendiri telah melakukan persiapan secara maksimal.
Persiapan tersebut mulai dari membangun trust (kepercayaan).Usaha membangun kepercayaan dilakukan dengan implementasi prokes/CHSE di seluruh industri dan daya tarik wisata. Menurunkan angka kasus Covid-19.
”Sehingga saat ini angka kasus positif Covid-19 di Bali melandai,” jelas Astawa.Dan banyak hal lagi yang dilakukan untuk membuat trust calon wisatawan. Khusus untuk di kawasan wisata Ubud 180 hotel telah tersertifikasi CHSE.
“Semua langkah untuk membangun trust itu sudah kita lakukan,” ujarnya. Maka dari itu lanjut Putu Astawa, sudah saatnya dilakukan ‘trial’. “Work from Bali(WFB) salah program trial yang sudah kita promosikan untuk memastikan kesiapan Bali menerima wisatawan asing,” terang Astawa.
Keberhasilan dari WFB akan mengantarkan Bali menuju tahap traveling, yakni pembukaan border Bali. “Semoga border segera dibuka,” kata Astawa. Dia pun menekankan agar penerapan prokes/CHSE benar- benar dilakukan dengan ketat dan disiplin. *K17
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa dengan Ubud Hotels Association(UHA) di Tanah Gajah Resort a Resort by Hadiprana, Tengkulak, Kemenuh Sukawati, Jumat(18/6).
Ketua UHA Gede Paskara Karilo, menyatakan UHA dengan 105 anggotanya siap dan mendukung semaksimal mungkin agar open border dilakukan untuk Bali. Dukungan tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Penerapan prokes tersebut sudah dilakukan oleh pelaku kepariwisataan di Ubud, dalam hal ini UHA dengan seluruh anggotanya. “Itu kami pastikan,” ujarnya.
Untuk itu pemerintah diharap menyiapkan pembukaan border dengan perencanaan yang matang. “Jangan sampai setelah buka tutup lagi, seperti di negara lain,” ujar Paskara Karilo, Managing Director Wapa di Ume Resort di Ubud.
Sekali buka untuk seterusnya pariwisata Bali dibuka untuk wisman. Sementara menunggu open border, UHA akan lebih intensif menggarap pasar wisata domestik, sehingga kunjungan wisatawan domestik meningkat ke Bali di masa tenggang tersebut. Tentu saja termasuk ke Ubud.
Dengan tagline, ‘Make Ubud Live Again’ wisatawan, diharapkan kunjungan wisatawan domestik akan meningkat dan lebih menghidupkan kepariwisataan Ubud. “Potensi wisatawan domestik juga besar,” ujarnya.
Sejak pandemi merajam 1,5 tahun lalu, pelaku kepariwisataan Ubud, dalam hal ini UHA tidak diam. Namun terus bergerak agar kepariwisataan Ubud tetap berdetak walau dalam masa pandemi. “Kami tidak menunggu, tetapi terus berusaha jemput bola,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa mengatakan untuk memulihkan kepariwisataan Bali, Pemprov dan stakeholder atau pemangku kepentingan dan masyarakat sendiri telah melakukan persiapan secara maksimal.
Persiapan tersebut mulai dari membangun trust (kepercayaan).Usaha membangun kepercayaan dilakukan dengan implementasi prokes/CHSE di seluruh industri dan daya tarik wisata. Menurunkan angka kasus Covid-19.
”Sehingga saat ini angka kasus positif Covid-19 di Bali melandai,” jelas Astawa.Dan banyak hal lagi yang dilakukan untuk membuat trust calon wisatawan. Khusus untuk di kawasan wisata Ubud 180 hotel telah tersertifikasi CHSE.
“Semua langkah untuk membangun trust itu sudah kita lakukan,” ujarnya. Maka dari itu lanjut Putu Astawa, sudah saatnya dilakukan ‘trial’. “Work from Bali(WFB) salah program trial yang sudah kita promosikan untuk memastikan kesiapan Bali menerima wisatawan asing,” terang Astawa.
Keberhasilan dari WFB akan mengantarkan Bali menuju tahap traveling, yakni pembukaan border Bali. “Semoga border segera dibuka,” kata Astawa. Dia pun menekankan agar penerapan prokes/CHSE benar- benar dilakukan dengan ketat dan disiplin. *K17
1
Komentar