Buta Aksara di Karangasem Capai 14.498 Orang
Pada tahun 2016, Disdikpora Karangasem tuntas menangani 500 buta aksara di Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem agendakan kerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk meminimalkan kasus buta aksara di gumi lahar. Prioritas sasaran berantas buta aksara yakni warga usia produktif. Jumlah kasus buta aksara di Karangasem mencapai 14.498 orang.
Kepala Disdikpora Karangasem I Gede Ariyasa mengatakan, pada tahun 2017 nanti mengagendakan kerjasama dengan PGRI untuk mengentaskan 4.000 buta aksara. Dikatakan, warga buta aksara usia 15-24 tahun sebanyak 897 orang. Sedangkan usia 25-45 tahun mencapai 5.251 orang. “Kami memiliki data riil hasil sensus pendidikan, ada nama dan alamat, semuanya jelas. Bukan data berupa sampel,” tegas Ariyasa, Minggu (25/12).
Dikatakan, buta aksara terbagi tiga kelompok. Selain usia 15-14 tahun dan 25-44 tahun, juga ada kelompok usia 45-59 tahun sebanyak 8.350 orang. “Kami optimis, penanganan buta aksara tuntas selama tiga tahun ke depan,” ungkap Ariyasa yang juga Ketua PGRI Karangasem ini. Optimismenya itu karena adanya dukungan anggaran dari pemerintah di tahun 2017.
Sementara Kepala Bidang Pemuda Olahraga dan Non Formal Disdikpora I Made Subawa menambahkan, pada tahun 2016 tuntas menangani kasus buta aksara sebanyak 500 orang di Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem. Prioritas utama menuntaskan buta aksara pada usia 15-24 tahun. “Caranya dengan menyarankan mereka masuk kejar paket A atau ikut program pelatihan,” kata Made Subawa. * k16
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem agendakan kerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk meminimalkan kasus buta aksara di gumi lahar. Prioritas sasaran berantas buta aksara yakni warga usia produktif. Jumlah kasus buta aksara di Karangasem mencapai 14.498 orang.
Kepala Disdikpora Karangasem I Gede Ariyasa mengatakan, pada tahun 2017 nanti mengagendakan kerjasama dengan PGRI untuk mengentaskan 4.000 buta aksara. Dikatakan, warga buta aksara usia 15-24 tahun sebanyak 897 orang. Sedangkan usia 25-45 tahun mencapai 5.251 orang. “Kami memiliki data riil hasil sensus pendidikan, ada nama dan alamat, semuanya jelas. Bukan data berupa sampel,” tegas Ariyasa, Minggu (25/12).
Dikatakan, buta aksara terbagi tiga kelompok. Selain usia 15-14 tahun dan 25-44 tahun, juga ada kelompok usia 45-59 tahun sebanyak 8.350 orang. “Kami optimis, penanganan buta aksara tuntas selama tiga tahun ke depan,” ungkap Ariyasa yang juga Ketua PGRI Karangasem ini. Optimismenya itu karena adanya dukungan anggaran dari pemerintah di tahun 2017.
Sementara Kepala Bidang Pemuda Olahraga dan Non Formal Disdikpora I Made Subawa menambahkan, pada tahun 2016 tuntas menangani kasus buta aksara sebanyak 500 orang di Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem. Prioritas utama menuntaskan buta aksara pada usia 15-24 tahun. “Caranya dengan menyarankan mereka masuk kejar paket A atau ikut program pelatihan,” kata Made Subawa. * k16
1
Komentar