Sampah Kiriman Bawa Berkah bagi Pemulung
Sampah kiriman yang mengotori Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, memberikan rezeki sejumlah pemulung.
MANGUPURA, NusaBali
Karena di antara sampah kiriman yang didominasi kayu, ranting pohon, itu terdapat banyak botol dan gelas plastik.
Kusnan, asal Madura, Jawa Timur, mengaku dalam sehari mampu mengumpulkan enam kampil (karung plastik) gelas plastik. Kusnan sebenarnya adalah pedagang ikan di pasar ikan Kedonganan. Dia memutuskan untuk menjadi pemulung musiman karena belakangan ini para nelayan Kedonganan tidak melaut yang mengakibatkan penghasilannya menurun.
“Belakangan ini nelayan tak melaut karena angin kencang. Saya sebagai pedagang ikan ikut terpengaruh dengan kondisi ini. Harga ikan sekarang mahal, penghasilan kami juga menurun. Saya memilih untuk menjadi pemulung untuk menambah pemasukan,” ucapnya saat ditemui di Pantai Kedonganan, Senin (26/12) pagi.
Menurutnya berkah yang diperolehnya dari hasil mulungnya itu cukup membantu. Dalam sehari dirinya memperoleh pemasukan Rp 100.000. “Penghasilannya lumayan untuk membantu dapur tetap ngebul. Daripada sampah ini kita tonton saja, lebih baik dijadikan uang,” imbuhnya.
Pemulung musiman ini ternyata bukan hanya Kusnan. Sejumlah pedagang ikan juga mengikuti langkah Kusnan, memulung gelas dan botol plastik. Yanto, misalnya, dalam sehari dia bisa mengumpulkan delapan kampil gelas plastik. Awal mulanya dia terkejut melihat kondisi sampah plastik di pesisir Pantai Kedonganan. Namun di sisi lain hal tersebut merupakan berkah baginya. Ia memutuskan untuk memulung di Kedonganan, daripada memulung keliling ke perumahan di Nusa Dua.
“Kalau di perumahan harus menunggu waktu tertentu. Kalau di sini kan enak, tinggal duduk sudah dapat banyak,” kata Yanto.
Pria asal Probolinggo, Jawa Timur, ini mengaku memulung bersama istrinya sejak tiga sebelumnya. Menurutnya, saat sampah plastik banyak menepi adalah sekitar pukul 14.00 Wita, bahkan jeriken dan galon air mineral bisa muncul dari tengah laut. “Semula saya jalan-jalan ke sini (Kedonganan), saya lihat penuh sampah plastik, ya saya bantu membersihkan dan memungut. Sambil bekerja bisa ikut membantu membersihkan pantai. Kerja apapun yang penting halal,” tuturnya. * cr64
Kusnan, asal Madura, Jawa Timur, mengaku dalam sehari mampu mengumpulkan enam kampil (karung plastik) gelas plastik. Kusnan sebenarnya adalah pedagang ikan di pasar ikan Kedonganan. Dia memutuskan untuk menjadi pemulung musiman karena belakangan ini para nelayan Kedonganan tidak melaut yang mengakibatkan penghasilannya menurun.
“Belakangan ini nelayan tak melaut karena angin kencang. Saya sebagai pedagang ikan ikut terpengaruh dengan kondisi ini. Harga ikan sekarang mahal, penghasilan kami juga menurun. Saya memilih untuk menjadi pemulung untuk menambah pemasukan,” ucapnya saat ditemui di Pantai Kedonganan, Senin (26/12) pagi.
Menurutnya berkah yang diperolehnya dari hasil mulungnya itu cukup membantu. Dalam sehari dirinya memperoleh pemasukan Rp 100.000. “Penghasilannya lumayan untuk membantu dapur tetap ngebul. Daripada sampah ini kita tonton saja, lebih baik dijadikan uang,” imbuhnya.
Pemulung musiman ini ternyata bukan hanya Kusnan. Sejumlah pedagang ikan juga mengikuti langkah Kusnan, memulung gelas dan botol plastik. Yanto, misalnya, dalam sehari dia bisa mengumpulkan delapan kampil gelas plastik. Awal mulanya dia terkejut melihat kondisi sampah plastik di pesisir Pantai Kedonganan. Namun di sisi lain hal tersebut merupakan berkah baginya. Ia memutuskan untuk memulung di Kedonganan, daripada memulung keliling ke perumahan di Nusa Dua.
“Kalau di perumahan harus menunggu waktu tertentu. Kalau di sini kan enak, tinggal duduk sudah dapat banyak,” kata Yanto.
Pria asal Probolinggo, Jawa Timur, ini mengaku memulung bersama istrinya sejak tiga sebelumnya. Menurutnya, saat sampah plastik banyak menepi adalah sekitar pukul 14.00 Wita, bahkan jeriken dan galon air mineral bisa muncul dari tengah laut. “Semula saya jalan-jalan ke sini (Kedonganan), saya lihat penuh sampah plastik, ya saya bantu membersihkan dan memungut. Sambil bekerja bisa ikut membantu membersihkan pantai. Kerja apapun yang penting halal,” tuturnya. * cr64
Komentar