Pasraman Parabhusati Sasar CSR BUMN
Butuh Bantuan Dana
JAKARTA, NusaBali
Setelah peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pasraman Parabhusati di Pura Parahyangan Agung Bhuana Raksati, Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dilakukan pada 16 Juni 2021 lalu, Ketua Pasraman I Wayan Sumantra gencar melakukan penggalian dana untuk menutup anggaran yang dibutuhkan.
Menurut Wayan Sumantra, mereka menyasar CSR (Corporate Social Responsibility) dari BUMN. " Sekarang sedang menyusun proposal untuk diserahkan ke BUMN," ujar Wayan Sumantra kepada NusaBali, Minggu (27/6).
Proposal kelak mereka serahkan kepada Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN, Ananta Wahana. Nantinya Anggota Komisi VI DPR RI yang akan memperjuangkan dana CSR agar disalurkan untuk pembangunan gedung pasraman.
Selain itu, juga mengajukan lewat Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gede Sumarjaya Linggih atau biasa disapa Demer. Melalui Demer, kata Sumantra, sudah ada BUMN yang melakukan verifikasi ke Pura.
Hasilnya, mereka akan mendapat CSR sebesar Rp. 200 juta. Saat ini sendiri Pasraman baru mengumpulkan dana Rp.195 juta. Dana tersebut berasal dari bantuan Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Banten Rp.95 juta dan dari donatur serta sesepuh umat Rp.100 juta.
Sementara untuk pembangunan secara keseluruhan mereka membutuhkan dana Rp3,2 miliar. "Kami optimistis dana sebesar itu terkumpul, karena kami terus melakukan penggalian dana demi terbangunnya gedung pasraman," ucap Sumantra.
Bagi Sumantra, gedung pasraman sangat penting dimiliki banjar Tigaraksa. Lantaran saat ini, anak-anak belajar agama Hindu menumpang tempat di rumah penduduk sekitar. Mereka ingin anak-anak banjar Tigaraksa punya gedung pasraman tersendiri agar dapat membentuk generasi muda Hindu yang andal dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berdasarkan rencana gedung pasraman dibangun dua lantai di atas lahan 8,5x40 meter. Lantai satu mereka gunakan untuk ruang serbaguna atau praktik seperti membuat sajen dan dharma gita. Sedangkan lantai atas, mereka bangun enam ruang kelas dan satu ruang guru.
Mereka menargetkan gedung pasraman selesai dibangun selama dua tahun. "Mudah-mudahan selesai sesuai target. Kemudian banyak yang memberikan punia untuk pembangunan, karena tidak mungkin kami hanya mengandalkan secara swadaya dari umat banjar Tigaraksa yang berjumlah 87 KK," papar Wayan Sumantra.
Tercatat 11 orang telah tamat belajar di pasraman. Lantaran keterbatasan dana, ke 11 murid tidak disamawarthana. Mereka langsung diberikan sertifikat. Kini pasraman memiliki 86 murid. Jumlah itu akan bertambah, karena Juli 2021 akan dimulai tahun ajaran 2021/2022. *k22
1
Komentar