Gemuk, Struktur Organisasi Baru Dirombak
Kemendagri menilai OPD lingkup Pemkab Buleleng masih terlalu gemuk, pada posisi setingkat kepala bidang (eselon III) dan setingkat kepala seksi (eselon IV).
SINGARAJA, NusaBali
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Buleleng yang baru terbentuk, kini harus dirombak. Struktur OPD itu dinilai terlalu gemuk, terutama untuk posisi eselon III dan IV, pada jabatan kepala bidang maupun kepala seksi. Sedangkan posisi eselon II pada jabatan kepala dinas, dan kepala badan, dianggap tidak ada persoalan. Sehingga pelantikan terhadap pejabat dit ingkat kepala bidang dan kepala seksi menunggu perubahan, sedangkan pelantikan terhadap pejabat eselon II tetap dilaksanakan akhir Desember 2016 ini.
Perombakan struktur OPD dilakukan menyusul hasil konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk minta persetujuan pengisian jabatan tersebut. Hasil konsultasi itu, Kemendagri menilai OPD lingkup Pemkab Buleleng masih terlalu gemuk, pada posisi setingkat kepala bidang (eselon III) dan setingkat kepala seksi (eselon IV). Kini struktur pada posisi-posisi tersebut dievaluasi ulang oleh tim Pemkab Buleleng.
Plt Bupati Buleleng I Made Gunaja dikonfirmasi Senin (26/12) menyatakan Kemendagri pada prinsipnya dapat menyetujui pengisian jabatan untuk eselon II. Hanya saja ada beberapa hal dalam organisasi yang harus dievaluasi kembali, terutama di tingkat eselon III dan IV, sehingga terjadi efisiensi. “Ada perbedaan persepsi antara kami dengan Kemendagri. Tadinya kita di Buleleng ini kan menyusun organisasi yang baru berdasarkan pendekatan luas wilayah, sehingga pelayanan bisa lebih maksimal. Tapi kementerian menghendaki ada efisiensi,” ujar Gunaja.
Ptl Bupati Gunaja mencontohkan keberadaan Dinas Kebakaran yang notabene organisasi baru di Pemkab Buleleng. Pemkab Buleleng sengaja membentuk organisasi ini karena luas wilayah yang cukup besar, ditambah lagi potensi kebakaran yang cukup tinggi. Apalagi di wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB), hampir setiap tahun selalu terjadi musibah kebakaran hutan.
Atas hasil konsultasi itu, Gunaja memutuskan untuk menciutkan organisasi yang sudah terbentuk. “Kalau secara umum, dinasnya sih tidak. Mungkin bidangnya yang dievaluasi. Barangkali ada bidang-bidang yang digabung dengan bidang lain, seksi lain digabung biar lebih efisien. Sekarang sedang dikaji. Sebenarnya ini beda persepsi saja, karena ramping itu kan belum tentu bisa berikan layanan maksimal,” imbuhnya.
Meski memberikan sinyal akan terjadi perombakan organisasi, Gunaja memastikan akan tetap melakukan pelantikan pejabat pada Jumat (30/12) mendatang. Hanya saja yang dilantik adalah pejabat eselon dua. Sementara pejabat eselon tiga dan eselon empat, akan dilantik belakangan setelah menyelesaikan proses perampingan serta assesment jabatan. *k19
Perombakan struktur OPD dilakukan menyusul hasil konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk minta persetujuan pengisian jabatan tersebut. Hasil konsultasi itu, Kemendagri menilai OPD lingkup Pemkab Buleleng masih terlalu gemuk, pada posisi setingkat kepala bidang (eselon III) dan setingkat kepala seksi (eselon IV). Kini struktur pada posisi-posisi tersebut dievaluasi ulang oleh tim Pemkab Buleleng.
Plt Bupati Buleleng I Made Gunaja dikonfirmasi Senin (26/12) menyatakan Kemendagri pada prinsipnya dapat menyetujui pengisian jabatan untuk eselon II. Hanya saja ada beberapa hal dalam organisasi yang harus dievaluasi kembali, terutama di tingkat eselon III dan IV, sehingga terjadi efisiensi. “Ada perbedaan persepsi antara kami dengan Kemendagri. Tadinya kita di Buleleng ini kan menyusun organisasi yang baru berdasarkan pendekatan luas wilayah, sehingga pelayanan bisa lebih maksimal. Tapi kementerian menghendaki ada efisiensi,” ujar Gunaja.
Ptl Bupati Gunaja mencontohkan keberadaan Dinas Kebakaran yang notabene organisasi baru di Pemkab Buleleng. Pemkab Buleleng sengaja membentuk organisasi ini karena luas wilayah yang cukup besar, ditambah lagi potensi kebakaran yang cukup tinggi. Apalagi di wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB), hampir setiap tahun selalu terjadi musibah kebakaran hutan.
Atas hasil konsultasi itu, Gunaja memutuskan untuk menciutkan organisasi yang sudah terbentuk. “Kalau secara umum, dinasnya sih tidak. Mungkin bidangnya yang dievaluasi. Barangkali ada bidang-bidang yang digabung dengan bidang lain, seksi lain digabung biar lebih efisien. Sekarang sedang dikaji. Sebenarnya ini beda persepsi saja, karena ramping itu kan belum tentu bisa berikan layanan maksimal,” imbuhnya.
Meski memberikan sinyal akan terjadi perombakan organisasi, Gunaja memastikan akan tetap melakukan pelantikan pejabat pada Jumat (30/12) mendatang. Hanya saja yang dilantik adalah pejabat eselon dua. Sementara pejabat eselon tiga dan eselon empat, akan dilantik belakangan setelah menyelesaikan proses perampingan serta assesment jabatan. *k19
Komentar