Gianyar Klaim Punya 653 Ha Pertanian Organik
Di Gianyar ada sekitar 28.000 petani penggarap dengan rata-rata garapan sekitar 40 are. Luas lahan pertanian basah 13.474 hektare.
GIANYAR, NusaBali
Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar mengklaim dari 13.474 hektare pertanian basah dan kering di Gianyar, sekitar 653 hektare sudah berpola tanam organik. Klaim itu disampaikan Kadis Pertanian dan Peternakan Gianyar, Ir I Made Raka, Senin (28/6).
Kata dia, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar terus memacu agar petani mulai beralih ke pertanian organik. Mengingat komoditas organik memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan pasarnya sudah sampai ke desa-desa. “Saat ini beberapa subak sudah beralih ke organik, hal ini juga mendorong peningkatan produksi pupuk organik,” jelas
Dia membeberkan, sampai tahun 2021 lahan pertanian yang sudah beralih ke pertanian organik mencapai 653 hektare, baik lahan pertanian basah dan kering. Tahun sebelumnya, ada sekitar 200 hektare lahan dengan pertanian organik dan meningkat menjadi 653 hektare tahun 2021. “Untuk subak di Gianyar, saat ini 16 subak sudah total pertanian organik,” jelas Made Raka. Menurutnya, peningkatan luas pertanian organik ini selain menambah nilai ekonomi juga perbaikan terhadap kualitas tanah. Di Gianyar ada sekitar 28.000 petani penggarap dengan rata-rata garapan sekitar 40 are. Luas lahan pertanian basah 13.474 hektare. “Kami berharap tiap tahun terjadi peningkatan luas lahan pertanian organik. Sebelumnya sekitar 1,5 persen dan meningkat menjadi 4 persen lebih lahan pertanian basah yang organik,” harapnya.
Lahan pertanian kering yang sudah beralih ke organik, tambah Raka, ditanami komoditas Jahe Merah, Lidah Buaya, dan sayuran, yang tersebar di Gianyar utara. “Masa pandemi, kegiatan pertanian meningkat, sehingga untuk terjun sebagai petani, harap diseriusi yang organik, hasilnya lebih menjanjikan,” harapnya.
Sebagaimana diketahui, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar sudah memprogramkan pertanian organik di 7 subak. Ditargetkan, awal tahun 2022, seluruh subak di desa ini sudah organik. Sampai saat ini 35 hektare lahan pertanian sudah menanam komoditas organik dari 65 hektare lahan pertanian. “Pada musim tanam padi berikutnya, eluruh subak sudah bersiap ke padi organik,” jelas Perbekel Sidan, Wayan Sukra Suyasa. *nvi
Kata dia, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar terus memacu agar petani mulai beralih ke pertanian organik. Mengingat komoditas organik memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan pasarnya sudah sampai ke desa-desa. “Saat ini beberapa subak sudah beralih ke organik, hal ini juga mendorong peningkatan produksi pupuk organik,” jelas
Dia membeberkan, sampai tahun 2021 lahan pertanian yang sudah beralih ke pertanian organik mencapai 653 hektare, baik lahan pertanian basah dan kering. Tahun sebelumnya, ada sekitar 200 hektare lahan dengan pertanian organik dan meningkat menjadi 653 hektare tahun 2021. “Untuk subak di Gianyar, saat ini 16 subak sudah total pertanian organik,” jelas Made Raka. Menurutnya, peningkatan luas pertanian organik ini selain menambah nilai ekonomi juga perbaikan terhadap kualitas tanah. Di Gianyar ada sekitar 28.000 petani penggarap dengan rata-rata garapan sekitar 40 are. Luas lahan pertanian basah 13.474 hektare. “Kami berharap tiap tahun terjadi peningkatan luas lahan pertanian organik. Sebelumnya sekitar 1,5 persen dan meningkat menjadi 4 persen lebih lahan pertanian basah yang organik,” harapnya.
Lahan pertanian kering yang sudah beralih ke organik, tambah Raka, ditanami komoditas Jahe Merah, Lidah Buaya, dan sayuran, yang tersebar di Gianyar utara. “Masa pandemi, kegiatan pertanian meningkat, sehingga untuk terjun sebagai petani, harap diseriusi yang organik, hasilnya lebih menjanjikan,” harapnya.
Sebagaimana diketahui, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar sudah memprogramkan pertanian organik di 7 subak. Ditargetkan, awal tahun 2022, seluruh subak di desa ini sudah organik. Sampai saat ini 35 hektare lahan pertanian sudah menanam komoditas organik dari 65 hektare lahan pertanian. “Pada musim tanam padi berikutnya, eluruh subak sudah bersiap ke padi organik,” jelas Perbekel Sidan, Wayan Sukra Suyasa. *nvi
1
Komentar