Garap Serius Medical Tourism, BMTA Gabung GIPI Bali
RSUP Sanglah
Assist 221
RSU Bali Mandara
RSPTN UNUD
RS Mangusada Badung
RS BIMC Nusa Dua
RSBIMC Kuta
RS Siloam Kuta
Bali Royal Hospital (BROS)
RS Prima Medika
RS Kasih Ibu Denpasar
RS Kasih Ibu Saba
RS Khusus Mata Ramata
RS Bhayangkara
Klinik Penta Medika
Dental 911 Clinic
BMTA
GIPI
BTB
DENPASAR, NusaBali.com – Potensi medical tourism atau wisata medis di Bali akhirnya digarap lebih serius dengan dideklarasikannya Bali Medical Tourism Association (BMTA) pada Selasa (29/6/2021).
BMTA ini pun langsung bergabung dalam wadah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali atau Bali Tourism Board (BTB). “Dalam asosiasi ini bergabung 6 rumah sakit pemerintah, 8 swasta dan 3 klinik,” kata dr Gede Wiryana Patra Jaya MKes, Ketua BMTA.
Medical tourism, kata Gede Wiryana. menjadi penting, karena memiliki potensi yang sangat besar dengan adanya kecenderungan pasien di negara maju cenderung mencari pengobatan ke luar negaranya karena waktu tunggu yang lama untuk tindakan tertentu dan mahalnya biaya tindakan di negara asalnya.
“Hal ini tentu membuka peluang bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan Bali, khususnya, yang memiliki kemampuan untuk melayani pasar ini,” kata Gede Wiryana yang juga Ketua MAKERSI (Majelis Kode Etik Rumah Sakir Indonesia) Wilayah Bali.
Wisata medis sendiri sebenarnya sudah digaungkan sejak 2014, bahkan sudah ada memorandum of understanding antara Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kesehatan. Bahkan terkait teknis pelayanan sudah dituangkan dalam Permenkes Nomor 76 Tahun 2015. Namun sampai saat ini program yang dijalankan lebih pada individual-individual rumah sakit.
Terbentuknya BMTA ini juga atas dorongan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Bali. “Persi yang menaungi rumah sakit di Bali melakukan konsolidasi internal untuk bergerak menjalankan wisata medis, karena sebelumnya masing-masing bergerak mandiri,” kata Ketua Persi Bali, dr I Gusti Ngurah Anom MARS di sela-sela deklarasi BMTA di gedung BTB Renon, Selasa siang.
Dengan bergabungnya BMTA dalam BTB, diharapkan rumah sakit-rumah sakit di Bali dapat bersama-sama mempromosikan Bali sebagai destinasi medical tourism. “Sehingga optimisme pariwisata Indonesia melalui wisata medis, untuk program Bali bangkit dapat terwujud,” kata Ida Bagus Agung Partha Adnyana (Gus Agung), Ketua BTB.
BTB pun mengapresiasi inisiatif berdirinya BMTA. Gus Agung mengatakan bahwa pariwisata memerlukan komponen layanan kesehatan (klinik/rumah sakit), keamanan (polisi) dan pemadam kebakaran. “Potensinya besar, selama ini juga ada wisatawan Australia yang berstatus medical tourism. Di negera-negara tertentu juga ada layanan-layanan yang tidak di-cover asuransi. Nah inilah peluang bagi kita,” kata Gus Agung.
Sementara itu Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menegaskan bahwa hadirnya BMTA sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dari Pemprov Bali.
Diingatkan juga kepada layanan jasa kesehatan di Bali agar menerapkan standar tinggi. Rumah sakit-rumah sakit di Bali juga diminta menerapkan standar tinggi, maksudnya stadar internasional yang diakui dan diterima dunia. “Bali harus punya layanan kesehatan yang mendunia,” ujat Gubernur Bali
Anggota BMTA terdiri dari Rumah sakit/klinik baik pemerintah maupun swasta yang telah melayani pasien-pasien medical tourism . Saat ini anggotanya antara lain RSUP Sanglah, RSU Bali Mandara, RS Mata Bali Mandara, RSPTN UNUD, RS Mangusada Badung, RS BIMC Nusa Dua, RSBIMC Kuta, RS Siloam Kuta, Bali Royal Hospital (BROS), RS Prima Medika, RS Kasih Ibu Denpasar, RS Kasih Ibu Saba, RS Khusus Mata Ramata, RS Bhayangkara, Klinik Penta Medika, Dental 911 Clinic, dan Assist 221. *mao
1
Komentar