UHA Desak Open Border Tak Ditunda
110 member sudah kantongi sertifikat CHSE dan tuntas vaksinasi
GIANYAR, NusaBali
Ratusan hotel yang tergabung dalam Ubud Hotel Association (UHA) sudah bersiap menyambut dibukanya pariwisata internasional Juli 2021 ini. Ketua UHA Gede Paskara Karilo mengatakan saat ini 110 member UHA sudah mengantongi sertifikat CHSE dan seluruh pekerjanya tuntas mengikuti program vaksinasi.
Maka itu, UHA berharap pembukaan border internasional atau penerbangan internasional langsung ke Bali tak ditunda lagi. Terlebih kawasan Ubud sudah menjadi green zone dengan capaian vaksinasi 100 persen.
"Yang membuat keputusan buka tutup adalah pemerintah. Kami tetap berharap Juli ini pintu border internasional Bali dibuka," ujar Gede Paskara saat ditemui di Ubud, Selasa (29/6).
Dibukanya border internasional menurut owner Wapa di Ume Resort Ubud dan Wapa di Ume Sidemen setidaknya akan menggairahkan psikologi insan pariwisata di Bali, khususnya Gianyar.
"Kami tidak berharap ada lonjakan kunjungan langsung sekaligus. Paling tidak dengan dibukanya pariwisata internasional, psikologis insan pariwisata terobati," ungkapnya.
Menurut Paskara, pemulihan psikologi itu penting. Tidak saja bagi kalangan pariwisata, namun masyarakat pada umumnya.
"Yang ditunggu masyarakat Juli ini. Semoga apa yang sudah dilakukan dengan vaksinasi dan jaga prokes ketat, tidak mengurangi rencana pemerintah buka border internasional untuk Bali," harapnya.
Diakui, selama pandemi sekitar 1 tahun 6 bulan ini, insan pariwisata di Ubud sangat terdampak pandemi. Sekitar 10% dari 110 member (hotel) dikatakan terpaksa tutup operasional sementara. Sedangkan selebihnya mengandalkan wisatawan domestik dengan harga sewa yang turun drastis.
"Selama pandemi ini, tamu domestik masih ada perkembangannya. Namun tidak signifikan," ujarnya.
Dalam kondisi ini, UHA mengambil peran agar para member tetap bersemangat. UHA memfasilitasi sharing member bagaimana proses sertifikasi CHSE, vaksinasi pekerja pariwisata dan menyebarkan informasi positif kepada seluruh member.
"Untuk member dan masyarakat Ubud, kita harus tetap bersemangat, yang realistis saja. Karena apapun itu, kita tidak boleh diam, karena imun bisa turun. Lakukan hal positif, astungkara hasilnya bagus," jelas Gede Paskara.
Terkait persyaratan masuk Bali lebih diketatkan, Gede Paskara mendukung sepenuhnya. Bagaimanapun, keselamatan jiwa tetap yang utama.
"Syarat yang lebih ketat itu sebenarnya tidak masalah, karena untuk keselamatan semua," ujarnya.Namun demikian, Pemerintah juga harus lebih luas pemikirannya. Sarannya, agar Internasional traveler yang datang dari green zone, tidak dikarantina karena sudah negatif. "Negara pesaing kita justru memudahkan proses masuknya," ujar praktisi pariwisata asal Lukluk ini.
Lantas jika benar ditunda atau diundur, Gede Paskara mengajak untuk berpikir realistis. "Mau gimana, keputusan dari pemerintah. Yang jelas UHA sudah punya rencana, selagi menunggu internasional kita garap domestik saja. Targetnya 5 kota besar di Jawa dan Manado. Cuman, karena Jawa lagi meningkat juga kasusnya, mungkin tidak di Juli-Agustus, tapi bisa mengisi kuarter 3 (akhir tahun, red)," ujarnya optimistis. *nvi
Maka itu, UHA berharap pembukaan border internasional atau penerbangan internasional langsung ke Bali tak ditunda lagi. Terlebih kawasan Ubud sudah menjadi green zone dengan capaian vaksinasi 100 persen.
"Yang membuat keputusan buka tutup adalah pemerintah. Kami tetap berharap Juli ini pintu border internasional Bali dibuka," ujar Gede Paskara saat ditemui di Ubud, Selasa (29/6).
Dibukanya border internasional menurut owner Wapa di Ume Resort Ubud dan Wapa di Ume Sidemen setidaknya akan menggairahkan psikologi insan pariwisata di Bali, khususnya Gianyar.
"Kami tidak berharap ada lonjakan kunjungan langsung sekaligus. Paling tidak dengan dibukanya pariwisata internasional, psikologis insan pariwisata terobati," ungkapnya.
Menurut Paskara, pemulihan psikologi itu penting. Tidak saja bagi kalangan pariwisata, namun masyarakat pada umumnya.
"Yang ditunggu masyarakat Juli ini. Semoga apa yang sudah dilakukan dengan vaksinasi dan jaga prokes ketat, tidak mengurangi rencana pemerintah buka border internasional untuk Bali," harapnya.
Diakui, selama pandemi sekitar 1 tahun 6 bulan ini, insan pariwisata di Ubud sangat terdampak pandemi. Sekitar 10% dari 110 member (hotel) dikatakan terpaksa tutup operasional sementara. Sedangkan selebihnya mengandalkan wisatawan domestik dengan harga sewa yang turun drastis.
"Selama pandemi ini, tamu domestik masih ada perkembangannya. Namun tidak signifikan," ujarnya.
Dalam kondisi ini, UHA mengambil peran agar para member tetap bersemangat. UHA memfasilitasi sharing member bagaimana proses sertifikasi CHSE, vaksinasi pekerja pariwisata dan menyebarkan informasi positif kepada seluruh member.
"Untuk member dan masyarakat Ubud, kita harus tetap bersemangat, yang realistis saja. Karena apapun itu, kita tidak boleh diam, karena imun bisa turun. Lakukan hal positif, astungkara hasilnya bagus," jelas Gede Paskara.
Terkait persyaratan masuk Bali lebih diketatkan, Gede Paskara mendukung sepenuhnya. Bagaimanapun, keselamatan jiwa tetap yang utama.
"Syarat yang lebih ketat itu sebenarnya tidak masalah, karena untuk keselamatan semua," ujarnya.Namun demikian, Pemerintah juga harus lebih luas pemikirannya. Sarannya, agar Internasional traveler yang datang dari green zone, tidak dikarantina karena sudah negatif. "Negara pesaing kita justru memudahkan proses masuknya," ujar praktisi pariwisata asal Lukluk ini.
Lantas jika benar ditunda atau diundur, Gede Paskara mengajak untuk berpikir realistis. "Mau gimana, keputusan dari pemerintah. Yang jelas UHA sudah punya rencana, selagi menunggu internasional kita garap domestik saja. Targetnya 5 kota besar di Jawa dan Manado. Cuman, karena Jawa lagi meningkat juga kasusnya, mungkin tidak di Juli-Agustus, tapi bisa mengisi kuarter 3 (akhir tahun, red)," ujarnya optimistis. *nvi
Komentar