Ratusan Driver Go-Jek Protes
Para driver Go-Jek ini mempertanyakan alasan denda dari pihak manajemen yang mencapai jutaan rupiah.
Aplikasi Dikunci, Diduga Karena Orderan Fiktif
DENPASAR, NusaBali
Ratusan pengemudi atau driver Go-Jek melakukan aksi unjuk rasa di kantor PT Go-Jek Cabang Denpasar, di sebuah ruko Jalan Teuku Umar Barat, Senin (30/11) siang.
Para Driver ini mempertanyakan terkuncinya aplikasi Go-Jek sehingga mereka tidak bisa melakukan aktifitas layanan antar. “Saya sudah sejak 3 minggu lalu kena suspend (penguncian aplikasi) dengan alasan yang tidak jelas,” ujar salah satu driver Go-Jek, Supriyadi di sela-sela unjuk rasa, kemarin.
Jika ingin membuka aplikasi kembali, Supriyadi mengaku harus membayar sejumlah denda kepada pihak manajemen. “Untuk penyelesaiannya, saya disuruh datang Senin hari ini. Katanya mau dibuka. Ternyata untuk membukanya saya harus bayar denda dulu, tercatat sebesar Rp 988.000. Tapi saya nggak terima harus bayar denda, apa kesalahan saya?,” ungkapnya bertanya-tanya.
Driver Go-Jek lainnya, Abel, mengatakan sejak diblokirnya aplikasi Go-Jek, dia sudah tidak bisa menerima orderan. Padahal selama dua bulan terakhir, Abel menggantungkan hidupnya dengan menjadi driver Go-Jek. “Ada 1.400 driver yang bernasib sama seperti saya. saya baru tadi pagi dapat suspend, yang lain bahkan sejak semingguan lalu sudah di suspend,” ungkapnya.
Memiliki saldo sekitar Rp 800 ribu, Abel sangat kaget mengetahui pihak manajemen mengenakan denda sebesar Rp 1,8 juta padanya. “Kesalahan kita apa sih sebenarnya? kok sampai kena denda sebesar itu, minus jadinya,” ucapnya keheranan.
Sebelum membayar denda, Abel dan rekannya yang lain ingin mempertanyakan nasibnya dan alasan manajemen mengenakan denda yang sangat besar. “Saya punya utang kreditan sepeda motor dan harus bayar kos. Biasanya bisa narik hasil jerih payah 3 kali seminggu, tapi sekarang narik nggak bisa. Kami khawatir saldo itu kosong,” ujarnya sedih.
Senada dengan Supriyadi dan Abel, driver Go-Jek lainnya, Fery, juga menyayangkan tidak transparannya sistem yang digunakan oleh manajemen Go-Jek. “Dulu dijanjikan semakin rajin semakin banyak penghasilan. Waktu fleksibel, tapi kenyataannya sekarang banyak aturan dan isi denda segala,” katanya. Driver yang biasa mangkal di Kuta ini berharap supaya pihak manajemen Go-Jek segera membuka kunci aplikasi sehingga dirinya bisa mengambil orderan lagi. “Saya hidupi keluarga dengan jadi sopir Go-Jek. Dulu penghasilan lumayan, tapi sekarang sistemnya hancur seperti ini,” keluhnya.
Selanjutya...
1
2
Komentar