Open Border Tarik Ulur, Wakil Rakyat Usul Stimulus UMKM
DENPASAR, NusaBali
Tarik ulur pembukaan pariwisata Bali dari turis asing (open border) membuat kecewa komponen pariwisata Bali belakangan ini.
Atas kondisi itu, Wakil Rakyat Bali di Senayan meminta pemerintah pusat bisa memberikan alternatif sebagai obat penawar ditundanya pembukaan pariwisata Bali dengan stimulus bersumber dari APBN secara riil dan cepat.
Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali membidangi perindustrian dan perdagangan, Putu Supadma Rudana dihubungi NusaBali, Rabu (30/6) mengatakan rencana pembukaan pariwisata Bali yang gas ngerem, karena mengikuti trend Pandemi Covid-19 sebaiknya harus ada kepedulian pemerintah dengan memberikan alternatif lain, sebagai upaya membantu perekonomian masyarakat Bali.
"Terpenting adalah mencairkan bantuan stimulus bersumber dari APBN untuk Bali. Bantuan itu menyasar kepada usaha-usaha rakyat di Bali yang paling terdampak karena ambruknya pariwisata," ujar Supadma Rudana. Ditegaskan Supadma Rudana, stimulus yang bersumber dari APBN salah satu strategi melakukan daya ungkit atau bangkitkan ekonomi masyarakat Bali.
"Kalau membuka pariwisata sudah pasti harus mempertimbangkan aspek kesehatan. Karena itu lebih utama. Terus apa yang bisa dilakukan sebagai gantinya? Ya belanja anggaran negara dengan mencairkan stimulus untuk para pelaku usaha di Bali. Riil, tidak lagi dibahas saja. Dan wacana saja," ujar Wasekjen DPP Demokrat yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSA) DPR RI ini.
Sementara Ketua Satgas Provinsi Bali yang juga Sekda Bali, Dewa Made Indra secara terpisah di sela-sela acara ngopi bareng dengan awak media di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu kemarin mengatakan untuk pembukaan pariwisata Bali, sepenuhnya kewenangan pusat. "Pak Gubernur (Wayan Koster, red) sudah pasti lebih tahu. Namun perekonomian dan kesehatan harus terjaga. Pak Gubernur sudah ketemu Presiden Jokowi dan komunikasi intens. Keputusannya ada di pusat melalui Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Pariwisata," ujar Dewa Indra.
Kata Dewa Indra, membuka pariwisata harus memastikan persyaratan. Salah satunya seluruh penanganan Covid-19 berjalan dengan baik. Disiplin prokes masyarakat bagus. "Kalau dibuka bagaimana negara lain? Kita buka, negara lain bagaimana?" ujar Dewa Indra.
Kata dia, pembukaan pariwisata Bali bisa saja dengan pola parsial. Misalnya ada Free Covid-19 Corridor, Travel Bubble yang merupakan pembukaan pariwisata secara parsial. "Tetapi konsepnya buka dengan cerdas lah kita. Aspek kesehatan harus diutamakan. Saya contohkan dengan Negara Singapura. Di sana vaksinasinya berjalan dengan maksimal, disiplin Prokes bagus. Jadi mereka selesaikan dulu tahapan-tahapan menuju pembukaan pariwisata mereka dengan maksimal. Sementara kita di Bali vaksinasi sedang digenjot," ujar Dewa Indra. *nat
Komentar