Buleleng Dapat Jatah Puluhan Dokter Spesialis
Pendaftaran CPNS dan PPPK Dibuka
Buleleng mendapatkan formasi sebanyak 2.783, terdiri dari 2.552 formasi PPPK guru dan 231 formasi CPNS.
SINGARAJA, NusaBali
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Buleleng secara resmi mengumumkan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), Rabu (30/6), melalui situs websitenya. Kabupaten Buleleng mendapatkan formasi sebanyak 2.783, yang terdiri dari 2.552 formasi PPPK guru dan 231 formasi CPNS.
Kepala BKPSDM Buleleng I Gede Wisnawa dikonfirmasi, mengatakan seluruh proses seleksi CPNS maupun PPPK dimulai Rabu kemarin. Khusus untuk PPPK akan dilakukan langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristekdikti). Panitia seleksi daerah hanya bertugas memfasilitasi mengumumkan jadwal penyelenggaraan dan pengumuman kelulusan. “Seluruh proses seleksi PPPK sepenuhnya dilakukan pusat, mulai dari verifikasi administrasi, tes yang menggunakan sistem CAT. Pendaftarannya juga langsung dilakukan oleh pelamar secara online yang datanya sudah terkoneksi dengan Dapodik (daftar pokok pendidik),” ujar Wisnawa.
Sedangkan pemerintah daerah hanya menghandle seleksi CPNS dengan pembentukan tim panitia seleksi (pansel). Mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Buleleng ini menjelaskan, dari 231 formasi CPNS yang didapatkan Buleleng tahun ini, 137 formasi di antaranya adalah tenaga kesehatan dan 94 formasi tenaga teknis.
“Formasi cukup besar untuk CPNS tahun ini adalah formasi dokter spesialis, total ada 20 dokter spesialis dan 8 dokter umum. Sebenarnya sesuai analisa jabatan dan beban kerja, khusus tenaga kesehatan usulannya 500 formasi. Itu termasuk perawat, bidan, apoteker dan laboran, tetapi yang turun hanya 137 formasi itu,” kata Wisnawa.
Formasi dokter spesialis yang didapatkan Buleleng tahun ini, menurut Wisnawa, akan membantu daya dukung RSUD Buleleng yang saat ini merupakan rumah sakit tipe B. Selain mendukung sumber daya manusia (SDM) di RS Giri Emas dan RS Tangguwisia yang saat ini sudah naik kelas dari rumah sakit pratama ke rumah sakit tipe D.
“Mudah-mudahan formasi dokter spesialis yang diberikan tahun ini bisa terpenuhi semuanya. Melihat pengalaman sebelumnya, formasi dokter spesialis pendaftarnya minim. Sementara SDM-nya sangat diperlukan,” ungkap Wisnawa. *k23
Kepala BKPSDM Buleleng I Gede Wisnawa dikonfirmasi, mengatakan seluruh proses seleksi CPNS maupun PPPK dimulai Rabu kemarin. Khusus untuk PPPK akan dilakukan langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristekdikti). Panitia seleksi daerah hanya bertugas memfasilitasi mengumumkan jadwal penyelenggaraan dan pengumuman kelulusan. “Seluruh proses seleksi PPPK sepenuhnya dilakukan pusat, mulai dari verifikasi administrasi, tes yang menggunakan sistem CAT. Pendaftarannya juga langsung dilakukan oleh pelamar secara online yang datanya sudah terkoneksi dengan Dapodik (daftar pokok pendidik),” ujar Wisnawa.
Sedangkan pemerintah daerah hanya menghandle seleksi CPNS dengan pembentukan tim panitia seleksi (pansel). Mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Buleleng ini menjelaskan, dari 231 formasi CPNS yang didapatkan Buleleng tahun ini, 137 formasi di antaranya adalah tenaga kesehatan dan 94 formasi tenaga teknis.
“Formasi cukup besar untuk CPNS tahun ini adalah formasi dokter spesialis, total ada 20 dokter spesialis dan 8 dokter umum. Sebenarnya sesuai analisa jabatan dan beban kerja, khusus tenaga kesehatan usulannya 500 formasi. Itu termasuk perawat, bidan, apoteker dan laboran, tetapi yang turun hanya 137 formasi itu,” kata Wisnawa.
Formasi dokter spesialis yang didapatkan Buleleng tahun ini, menurut Wisnawa, akan membantu daya dukung RSUD Buleleng yang saat ini merupakan rumah sakit tipe B. Selain mendukung sumber daya manusia (SDM) di RS Giri Emas dan RS Tangguwisia yang saat ini sudah naik kelas dari rumah sakit pratama ke rumah sakit tipe D.
“Mudah-mudahan formasi dokter spesialis yang diberikan tahun ini bisa terpenuhi semuanya. Melihat pengalaman sebelumnya, formasi dokter spesialis pendaftarnya minim. Sementara SDM-nya sangat diperlukan,” ungkap Wisnawa. *k23
1
Komentar