BUMDes Wanagiri Kembangkan Usaha Kopi
Tampung Produksi Kopi Hutan
SINGARAJA, NusaBali
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, sejak tahun 2020 lalu mulai mengidentifikasi dan mengambil peluang usaha berdasarkan potensi setempat.
Komoditas kopi dipilih untuk dikembangkan dalam bentuk usaha pengolahan. Usaha pengolahan kopi ditawarkan mulai dari proses roasting, hingga menjadi produk kopi bubuk yang diberi nama Wanagiri Bali Coffee
Ketua BUMDes Wanagiri Made Darsana, Kamis (1/7) kemarin mengatakan, varietas kopi yang ditonjolkan adalah kopi Arabica yang hasil panennya berasal dari kopi hutan di wilayah Desa Wanagiri. Sejak tahun 2020 lalu, BUMDes Wanagiri mencoba mengelola hutan sosial seluas 70 hektare yang digarap dengan sistem budidaya. Tanaman kopi yang ada di kawasan hutan Wanagiri itu sebenarnya sudah ada dan tumbuh sejak dulu. Hanya saja selama ini kurang perawatan dan seperti tumbuhan liar.
Sejak tahun lalu BUMDes mencoba memberdayakan sejumlah petani di Desa Wanagiri untuk memelihara kopi-kopi hutan yang ada. Pemilihan kopi hutan disebut Darsana untuk menonjolkan citra kopi organik. Hasil panen kopi hutan yang dipelihara warga setempat kemudian diserap BUMDes dan kemudian diolah menjadi produk kopi siap konsumsi. Tahun 2020 lalu dari luasan hutan sosial yang dimanfaatkan produksi kopi hutan yang terserap sebanyak 15 ton.
Jumlah itu pun masih sangat rendah, jika dibandingkan dengan produksi kopi di lahan budidaya pada umumnya. Lahan kopi satu hektare bisa menghasilkan 4 ton dalam satu kali panen. Sedangkan kopi hutan yang diserap BUMDes Wanagiri tahun lalu tak lebih 200 kilogram per hektarnya. “Karena pemeliharaan kopi hutan selain sebelumnya tidak terpelihara dengan baik karena hanya sebagai tanaman sela. Kopi hutan banyak diserang jamur, sehingga kami juga sudah berupaya untuk menanam tanaman kopi yang baru. Itu tiga tahun lagi baru bisa dipanen,” jelas Darsana.
Hasil panen kopi hutan itu kemudian diolah menjadi kopi bubuk yang produksi pertamanya dipasarkan mulai Maret 2020 lalu. Dalam pengolahan produk kopi bubuknya BUMDes Wanagiri pun menawarkan produk premium hingga yang kualitas medium-low. Mereka baru berproduksi ketika ada pesanan, untuk menjaga kualitas dan rasa kopi. Menurut Darsana, selain mengincar profit, usaha pengolahan kopi ini disebutnya untuk menyosialisasikan cara minum kopi yang baik dan benar.
Untuk kopi bubuk premium yang harga Rp 150 ribu per kilogram memang dibuat dengan hasil panen pilihan. Biji kopi yang dipakai adalah biji kopi petik merah (yang sudah matang). Selain itu proses penyanggraiannya yang menggunakan mesin juga diatur tekniknya secara profesional. “Yang membedakan kopi kualitas premium dengan yang biasa mulai dari bahan baku awalnya, kalau yang premium menggunakan kopi petik merah semua, tetapi kalau yang medium-low itu menggunakan biji kopi petikan campuran mulai dari yang merah hingga yang hijau, teknik penyanggraiannya juga berbeda sehingga harganya bisa lebih murah,” imbuh dia. Satu kilogram kopi bubuk kualitas medium-low dijual dengan harga Rp 70.000.
Sejauh ini produksi Wanagiri Bali Coffee memang menyasar pasar menengah ke atas. Sehingga mereka baru berproduksi ketika ada pesanan. Namun selain memproduksi kopi bubuk, usaha pengolahan kopi mereka juga menerima jasa roasting biji kopi. *k23
Komentar