nusabali

Penundaan Open Border, Pelaku Pariwisata Kecewa

  • www.nusabali.com-penundaan-open-border-pelaku-pariwisata-kecewa

MANGUPURA, NusaBali
Pemerintah pusat resmi menunda open border pariwisata Bali. Alhasil sejumlah pelaku pariwisata merasa kecewa, sebab segala persiapan menyambut kedatangan wisatawan telah dilakukan jauh-jauh hari.

Salah satu pelaku pariwisata di Legian, I Wayan Puspa Negara, mengatakan penundaan open border ini kabar buruk bagi pelaku pariwisata. Padahal, pihaknya sudah menyediakan berbagai sarana penunjang, mulai protokol kesehatan (prokes) dan juga sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability), demi terwujudnya pariwisata yang aman. “Tanda-tanda buka pariwisata secara internasional kembali redup setelah naiknya kasus positif vaian baru yang tak terkendali, baik di Jawa maupun Bali. Kita amat menyadari kondisi ini,” kata Puspa Negara, Jumat (2/7) siang.

Saat ini, pihaknya tidak berharap banyak terkait open border, karena sudah beberapa kali dijanjikan. Untuk itu, Puspa Negara hanya menunggu kepastian dan keseriusan pemerintah untuk menggerakkan kembali roda perekonomian masyarakat yang sudah sangat lesu. Dia juga berharap kepada pemerintah agar open border harus direncanakan dengan matang dan dibarengi dengan regulasi yang ketat. “Sejauh ini rencana open border hanyalah deretan rencana yang tak terencana dengan baik. Tentu harapan kita, ada suatu yang mengikat untuk rencana pembukaan itu sendiri. Apalagi, saat ini Bali sangat siap untuk menyambut wisatawan,” tegas Puspa Negara.

Puspa Negara yang juga mantan anggota DPRD Badung, rencana open border pada kuartal ketiga. Namun, rencana itu dinilainya masih gamang dan hanya memberikan harapan palsu kepada pelaku pariwisata. “Niatnya sudah baik dan sudah direncanakan lagi (open border, Red). Tapi, kita butuh kepastian dengan regulasi, karena kita harus bergerak dengan jelas dan scedule time yang pasti untuk sambut wisatawan itu sendiri,” kata Puspa Negara.

Hal serupa juga diungkapkan oleh salah seorang pemilik wisata bahari di Tanjung Benoa, I Made Wijaya. Menurutnya pembatalan open border tersebut, tentu menimbulkan kekecewaan. Sebab selama setahun lebih para pengusaha wisata bahari merasakan dampak signifikan dari pandemi Covid-19. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat pihaknya kemudian menyalahkan pemerintah, karena pemerintah tentu melakukan itu demi kebaikan bersama. “Tentu semua pihak termasuk pemerintah menginginkan pariwisata internasional bisa dibuka, agar ekonomi masyarakat bisa bangkit. Namun, keputusan pemerintah saat ini tentu mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Jadi bagaimanapun keputusan pemerintah, kami siap melaksanakan itu,” katanya.

Pada dasarnya, lanjut Wijaya, sudah sangat siap menyambut kedatangan wisatawan mancanegara. Sebab, sudah melakukan berbagai upaya sesuai arahan pemerintah untuk mendukung rencana tersebut. Baik dari sisi penerapan prokes, vaksinasi, dan sebagainya. *dar

Komentar