Tua-tua Keladi Duet Bek Italia
MUNICH, NusaBali
Kemenangan atas Belgia di perempatfinal Euro 2020 membuktikan kembali Italia memang calon kuat juara.
Hal itu karena bek-bek tua Italia, yang ternyata tua-tua keladi, makin tuan makin menjadi-jadi. Ya, mereka terbukti masih tangguh. Kemenangan Italia 2-1 atas Belgia membuktikan barisan pertahana Italia sangat solid dan sulit ditembus.
Bahkan Belgia membutuhkan penalti untuk menipiskan selisih gol, hal itu mengungkapkan betapa disiplinnya Italia saat bertahan. Padahal sempat ada kekhawatiran, duet bek tengah veteran, Giorgio Chiellini (36 tahun) dan Leonardo Bonucci (34 tahun), akan dieksploitasi oleh Romelu Lukaku yang kuat dan cepat.
Penyerang legendaris Inggris Alan Shearer terkesan dengan penampilan pertahanan Italia secara keseluruhan dan duet Chiellini-Bonucci secara khusus. Apalagi di akhir babak kedua, Belgia mendesak mereka untuk mencari gol penyama dan sukses dibuat frustrasi.
"Itu pertandingan yang menakjubkan. Para pemain Italia harus menggunakan seluruh pengetahuan dan pengalaman mereka di 10-15 menit terakhir," kata Shearer kepada BBC dikutip Metro, Minggu (4/7).
"Dua pemain tua di lini belakang tampil brilian. Sebelumnya sempat jadi pembicaraan apakah Lukaku akan mendapatkan celah di belakang mereka dan apakah mereka akan dihabisi lewat tusukan-tusukan cepat,"kata Shearer, yang juga dilansir detikSport.
"Tapi mereka bermain tangguh dengan semua yang dilontarkan Belgia di 10-15 menit terakhir. Mereka luar biasa," kata mantan kapten pemain timnas Inggris itu.
Tak hanya bek tangguh, media Spanyol Marca melaporkan Italia kuat di semua lini, dari belakang sampai ke depan. Gianluigi Donnarumma tangguh menjaga gawang dan duet bek tengah Chiellini-Bonucci cukup kukuh.
Di tengah, ada trio Jorginho-Barella-Locatelli. Plus, Marco Verratti yang juga mampu melapisi peran ketiganya.
Lalu di depan Ciro Immobile menjadi penyerang yang menakutkan. Finishing-nya berbahaya, apalagi pergerakannya di di kotak penalti mampu mengacak-acak bek lawan. Lalu Lorenzo Insigne dan Domenico Berardi atau Federico Chiesa menjadi pembeda.
Italia dinilai punya kedalaman skuad mumpuni. Apalagi, kebanyakan diisi pemain muda penuh energi. Marca menulis, racikan formasi 4-3-3 pelatih Roberto Mancini menjadi ramuan gemilang membungkam lawan.*
Bahkan Belgia membutuhkan penalti untuk menipiskan selisih gol, hal itu mengungkapkan betapa disiplinnya Italia saat bertahan. Padahal sempat ada kekhawatiran, duet bek tengah veteran, Giorgio Chiellini (36 tahun) dan Leonardo Bonucci (34 tahun), akan dieksploitasi oleh Romelu Lukaku yang kuat dan cepat.
Penyerang legendaris Inggris Alan Shearer terkesan dengan penampilan pertahanan Italia secara keseluruhan dan duet Chiellini-Bonucci secara khusus. Apalagi di akhir babak kedua, Belgia mendesak mereka untuk mencari gol penyama dan sukses dibuat frustrasi.
"Itu pertandingan yang menakjubkan. Para pemain Italia harus menggunakan seluruh pengetahuan dan pengalaman mereka di 10-15 menit terakhir," kata Shearer kepada BBC dikutip Metro, Minggu (4/7).
"Dua pemain tua di lini belakang tampil brilian. Sebelumnya sempat jadi pembicaraan apakah Lukaku akan mendapatkan celah di belakang mereka dan apakah mereka akan dihabisi lewat tusukan-tusukan cepat,"kata Shearer, yang juga dilansir detikSport.
"Tapi mereka bermain tangguh dengan semua yang dilontarkan Belgia di 10-15 menit terakhir. Mereka luar biasa," kata mantan kapten pemain timnas Inggris itu.
Tak hanya bek tangguh, media Spanyol Marca melaporkan Italia kuat di semua lini, dari belakang sampai ke depan. Gianluigi Donnarumma tangguh menjaga gawang dan duet bek tengah Chiellini-Bonucci cukup kukuh.
Di tengah, ada trio Jorginho-Barella-Locatelli. Plus, Marco Verratti yang juga mampu melapisi peran ketiganya.
Lalu di depan Ciro Immobile menjadi penyerang yang menakutkan. Finishing-nya berbahaya, apalagi pergerakannya di di kotak penalti mampu mengacak-acak bek lawan. Lalu Lorenzo Insigne dan Domenico Berardi atau Federico Chiesa menjadi pembeda.
Italia dinilai punya kedalaman skuad mumpuni. Apalagi, kebanyakan diisi pemain muda penuh energi. Marca menulis, racikan formasi 4-3-3 pelatih Roberto Mancini menjadi ramuan gemilang membungkam lawan.*
Komentar