Konservasi Tepis Lontar Pingit
GIANYAR, NusaBali
Gencarnya gerakan konservasi lontar oleh Penyuluh Bahasa Bali (PBB) secara perlahan dapat menepis kesan pingit sebuah lontar.
Terbukti, di Gianyar kegiatan konservasi lontar oleh PBB makin diterima oleh masyarakat. Tujuannya, pelestarian dan menyelamatkan warisan budaya dan aksara Bali tersebut. Koordinator PBB Kabupaten Gianyar yang juga koordinator konservasi lontar, I Wayan Sudarmaja menyebut, konservasi terus dilakukan, baik secara bergilir di desa-desa dan undangan pribadi. Saat ini warga Gianyar sudah mulai terbuka atas perawatan lontar. "Pemikiran warga sudah mulai terbuka, lontar masih disakralkan, namun sudah mulai dirawat dengan baik," jelas Sudarmaja, Senin (5/6).
Hanya saja, papar dia, saat ini konservasi lontar tidak bisa dilakukan dengan cepat, mengingat jumlah peserta yang ikut tim konservasi dibatasi. "Kalau di masa normal jumlah peserta konservasi dengan 20 orang, namun kini dalam suasana pandemi tim maksimal beranggotakan 7 orang," paparnya.
Dengan kondisi tersebut, konservasi lontar yang dilakukan bisa sampai lebih dari 3 hari. Disebutkan, konservasi terakhir dilakukan di Puri Kawan Peliatan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud. Di Puri Kawan ini ditemukan lebih dari 200 lontar. "Kondisinya semua terawat, ada sebagian yang rusak dan tidak terbaca. Secara keseluruhan masih terawat," ujarnya. Dari 200an lontar tersebut, berisi tentang wariga, usadha, puja mantra dan lontar embat-embatan.
Mengingat dibatasinya peserta untuk mengkonservasi, warga yang ingin lontarnya dirawat dan dibersihkan, agar bersabar menunggu giliran. "Yang sudah mengajukan permohonan konservasi, mohon bersabar, kegiatan berkerumun dibatasi," pintanya. *nvi
1
Komentar