Ketersediaan Oksigen di BRSU Tabanan Aman
Kebutuhan oksigen di BRSU Tabanan pada Desember 2020 mencapai 20 juta liter oksigen cair. Untuk antisipasi kelangkaan, pihak RS memesan dua kali lipat.
TABANAN, NusaBali
Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Tabanan memastikan stok oksigen untuk kebutuhan medis masih aman. Bahkan untuk mengantisipasi kelangkaan oksigen, pihak BRSU memesan sebanyak dua kali lipat. Hal ini berkaca dari pengalaman sebelumnya, tahun lalu saat kebutuhan oksigen meningkat.
Direktur BRSU Tabanan dr Nyoman Susila mengatakan ketersediaan oksigen di BRSU Tabanan masih aman. “Sementara masih aman (pasokan) oksigen kami,” ujarnya, Selasa (6/7).
Kata dr Susila, selain jenis tabung, pihaknya juga menggunakan oksigen cair. Pasokan keduanya diupayakan tetap stabil. Khususnya pada saat puncak-puncak penggunaan oksigen tertinggi.
“Ketika puncak penggunaan tertinggi harian waktu kemarin (tahun lalu) itu dikalikan dua. Itu disanggupi (rekanan). Load (beban) tertinggi ketika sedang puncak Covid-19 kemarin (tahun 2020). Tahun lalu kami minta dua kali lipat. Hal serupa kami lakukan juga kali ini,” ujar Susila.
Menurut dr Susila, kebutuhan oksigen bergantung pada kondisi pasien. Secara umum satuannya liter per menit. Sementara untuk penggunaan oksigen cair akan melalui proses konversi. Dari cair ke gas. “Tergantung kondisi pasien. Ada yang 8 liter per menit. Ada yang 12 liter per menit. Itu (oksigen) dipakai dari begitu masuk sampai saturasinya membaik,” jelas dr Susila.
Kepala Bidang Penunjang Non Medik BRSU Tabanan dr Wayan Doddy Setiawan, menambahkan kebutuhan oksigen tertinggi terjadi pada Desember 2020. Saat itu mencapai 20 juta liter oksigen cair dan 400 tabung ukuran besar. “Kalau dibandingkan bulan yang sama, Desember 2019, kebutuhannya 7 liter (untuk oksigen cair),” ucap dr Doddy.
Sementara untuk saat ini jumlah pasokan oksigen masih aman. “Jadi untuk sementara (pasokan oksigen) di kami masih aman. Pengirimannya juga masih lancar,” tutur dr Doddy. *des
Direktur BRSU Tabanan dr Nyoman Susila mengatakan ketersediaan oksigen di BRSU Tabanan masih aman. “Sementara masih aman (pasokan) oksigen kami,” ujarnya, Selasa (6/7).
Kata dr Susila, selain jenis tabung, pihaknya juga menggunakan oksigen cair. Pasokan keduanya diupayakan tetap stabil. Khususnya pada saat puncak-puncak penggunaan oksigen tertinggi.
“Ketika puncak penggunaan tertinggi harian waktu kemarin (tahun lalu) itu dikalikan dua. Itu disanggupi (rekanan). Load (beban) tertinggi ketika sedang puncak Covid-19 kemarin (tahun 2020). Tahun lalu kami minta dua kali lipat. Hal serupa kami lakukan juga kali ini,” ujar Susila.
Menurut dr Susila, kebutuhan oksigen bergantung pada kondisi pasien. Secara umum satuannya liter per menit. Sementara untuk penggunaan oksigen cair akan melalui proses konversi. Dari cair ke gas. “Tergantung kondisi pasien. Ada yang 8 liter per menit. Ada yang 12 liter per menit. Itu (oksigen) dipakai dari begitu masuk sampai saturasinya membaik,” jelas dr Susila.
Kepala Bidang Penunjang Non Medik BRSU Tabanan dr Wayan Doddy Setiawan, menambahkan kebutuhan oksigen tertinggi terjadi pada Desember 2020. Saat itu mencapai 20 juta liter oksigen cair dan 400 tabung ukuran besar. “Kalau dibandingkan bulan yang sama, Desember 2019, kebutuhannya 7 liter (untuk oksigen cair),” ucap dr Doddy.
Sementara untuk saat ini jumlah pasokan oksigen masih aman. “Jadi untuk sementara (pasokan oksigen) di kami masih aman. Pengirimannya juga masih lancar,” tutur dr Doddy. *des
Komentar