Dua Pedagang Jadi Korban Upal
BANGLI, NusaBali
Peredaran uang palsu (Upal) terjadi di wilayah Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Bangli.
Diketahui ada dua pemilik warung yang menjadi korban. Pelaku berbelanja menggunakan uang pecahan Rp 50 ribu. Disisi lain, pihak kepolisian masih akan mendalami kasus tersebut. Informasi yang terhimpun, dua pemilik warung yang mendapat upal yakni I Ketut Suganda asal Banjar Undisan Kaja dan Sang Ayu Made Temu asal Banjar Tahunan, Desa Undisan.
Ditemui di tempat usahanya, Ketut Suganda mengaku mengetahui mendapat uang palsu pada Selasa (6/7) sore. Tadinya akan mengecek pendapatan warung hari itu. Saat uang diambil, barulah diketahui jika ada upal. "Upal diterima anak saya dalam pecahan Rp 50 ribu. Kebetulan dia yang jaga warung," ungkapnya Rabu (7/7).
Menurut Ketut Suganda, uang tersebut sangat jelas terlihat palsu. Dari sisi warna juga bahan uang tersebut. Hanya saja karena anak masih kecil tentu tidak begitu paham dalam membedakan uang. "Karena masih kecil tidak dapat membedakan uang asli atau tidak. Kalau kita mungkin bisa dengan mudah membedakan," ujarnya.
Dilokasi terpisah, Sang Ayu Made Temu mengaku mendapat upal pada Senin (5/7). Seseorang datang ke warung untuk membeli deterjen kemasan. Orang tersebut berbelanja Rp 5.000 dan membayarkan uang pecahan Rp 50 ribu. "Belanja cuma Rp 5.000 dan dibayarkan Rp 50.000. Setelah itu saya berikan kembaliannya lagi," sebutnya.
Diakui saat itu dirinya tidak mengecek uang tersebut karena masih melayani pembeli yang lain. "Karena ada pembeli yang lain, saya Terima saja uangnya dan tidak saya cek. Saat akan menghitung uang baru tahu kalau itu uang palsu," ujarnya.
Disinggung soal pelaku, Sang Ayu Made Temu mengatakan jika orang tersebut bukan dari lingkungan wilayahnya. "Yang belanja laki-laki, tapi orang bukan warga sini," imbuhnya. Kedua korban tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Namun demikian dikhawatirkan akan ada lagi peredaran upal.
Kanit Reskrim Polsek Tembuku, Ipda I Made Sucahya saat dikonfirmasi mengatakan belum ada laporan terkait peredaran upal. Memang pihak kepolidian mendapatkan informasi terkait hal tersebut. "Belum ada laporan, tapi kami akan mencari informasi lebih lanjut," ungkapnya singkat. *esa
1
Komentar