PPKM Darurat, Harga Daging Ayam Terjun Bebas
DENPASAR, NusaBali.com - Mobilitas penduduk di mengalami penurunan 10 persen, namun ‘mobilitas’ pengunjung pasar-pasar tradisional terjun bebas. Alhasil sejumlah komoditas pun mengalami penurunan harga.
Salah satu komoditas yag anjlok adalah daging ayam. Dari semula Rp 35.000 per kilogram pada H-1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, kini menjadi Rp 28.000 hingga Rp 30.000.
“Pengunjung pasar sepi. Dulu sebelum pandemi saya dalam satu hari menjual daging ayam itu bisa sampai 50 kilogram. Kalau di masa pandemi dan masa PPKM Darurat ini saya hanya bisa menjual 12 kilogram saja,” kata Sutiani, pedagang daging ayam di Pasar Badung Denpasar, Kamis (8/7/2021).
Sutiani yang sudah 30 tahun berjualan mengaku hanya bisa pasrah melihat dagangan yang digelarnya dari pukul 06.00-16.00 Wita sepi pembeli. “Tapi ya mau bagaimana lagi, mudah-mudahan masa pandemi segera berakhir, agar situasi pasar seperti dulu lagi seperti saat sebelum pandemi,” ungkap pedagang asal Malang, Jawa Timur ini.
Sementara itu Kadek Ayu Karsani yang merupakan salah satu penjual daging ayam di Pasar Badung pun menyatakan hal yang sama. “Harga daging ayam sudah turun dari seminggu yang lalu, menurut saya ya pengaruh PPKM Darurat ini. Pembatasan waktu tempat makan dan prosedur yang hanya memperbolehkan take away itu juga memberikan pengaruh ke pembelian daging ayam dari para pengusaha yang memakai daging ayam sebagai bahan bakunya,” ungkapnya.
Ayu Karsani juga membanderol harga daging ayam per kilogramnya Rp 30.000.”Kalau nyari sedikit Rp 30.000 per kilogram, kalau nyari banyak saya kasih Rp 28.000 per kilogram,” ungkapnya.
Pengunjung Pasar Badung sendiri mengalami penurunan drastis pada masa PPKM Darurat yang dimulai Sabtu (3/7/2021).
“Sebelum ada PPKM Darurat penurunan pengunjung Pasar Badung sudah sebesar 60 persen. Kini ditambah dengan adanya PPKM Darurat, ya lebih menurun lagi,” kata Kepala Pasar Badung I Gusti Made Estuasa, Kamis (8/7/2021).
Alhasil penurunan pengunjung berimbas pedagang harus menyesuaikan harga antara distributor, stok ketersediaan dan daya beli pengunjung pasar yang berwujud penurunan harga komoditas.
I Gusti Made Estuasa pun berharap agar kondisi kembali seperti sedia kala di saat sebelum pandemi melanda, agar pergerakan roda ekonomi masyarakat khususnya para pedagang Pasar Badung kembali pulih dan normal kembali. “Yang bisa dilakukan saat ini menaati peraturan yang berlaku, contohnya PPKM darurat ini, meskipun secara tidak langsung memberikan dampak penurunan pengunjung terhadap pasar, sejatinya program tersebut memiliki tujuan yang mulia yakni terwujudnya keamanan kesehatan bersama,” ujarnya.
Ditegaskan pula bahwa Pasar Badung selalu memperhatikan penerapan prokes di masa pandemi, dengan adanya tempat cuci tangan di titik-titik tertentu kami berharap masyarakat pengunjung maupun pedagang dapat disiplin dalam penerapan prokes tersebut. *rma
1
Komentar