Sekaa Arja Yowana Werdhi Banjar Batan Buah Desa Kesiman Petilan Lestarikan Kesenian Arja Klasik
DENPASAR, NusaBali.com - Penekun kesenian arja klasik dari tahun ke tahun semakin menyusut. Satu yang bertahan adalah Sekaa Arja Yowana Werdhi dari Banjar Bathan Buah, Desa Kesiman Petilan, Denpasar Timur.
“Arja Klasik di ambang kepunahan, kami berharap Sekaa Arja Yowana Werdhi Banjar Batan Buah Desa Kesiman Petilan dapat dijadikan pusat pembinaan Arja Klasik, khususnya di Kota Denpasar,” kata I Wayan Sudana, Koordinator Sekaa Arja Yowana Werdhi, Jumat (9/7/2021).
.
Wayan Sudana mengatakan langkah itu harus dilakukan karena Arja Klasik semakin tahun akan semakin terancam punah. “Karena jarang yang menekuni kesenian ini kecuali kami,” terangnya.
Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII tahun 2021, sekaa ini pun unjuk gigi dalam pergelaran yang disajikan secara virtual dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali -Denpasar pada Rabu (7/7/2021) lalu. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, khususnya Dinas Kebudayaan Kota Denpasar karena telah memberikan kami kesempatan lagi untuk tampil di ajang Pesta Kesenian Bali,” ujar Wayan Sudana.
.
Wayan Sudana mengatakan langkah itu harus dilakukan karena Arja Klasik semakin tahun akan semakin terancam punah. “Karena jarang yang menekuni kesenian ini kecuali kami,” terangnya.
Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII tahun 2021, sekaa ini pun unjuk gigi dalam pergelaran yang disajikan secara virtual dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali -Denpasar pada Rabu (7/7/2021) lalu. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, khususnya Dinas Kebudayaan Kota Denpasar karena telah memberikan kami kesempatan lagi untuk tampil di ajang Pesta Kesenian Bali,” ujar Wayan Sudana.
Arja klasik yang ditampilkan Sekaa Arja Yowana Werdhi mengambil judul Amukti Sukerta (mencari kebenaran yang hakiki) yang disesuaikan dengan tema PKB XLIII tahun 2021, Prananing Wana Kerthi atau Jiwa Paripurna Nafas Pohon Kehidupan.
Amukti Sukerta mengisahkan Prabu Jenggala yang dalam pengaruh guna-guna istrinya yang berasal dari Kearajaan Metaum, sehingga Prabu Jenggala lupa akan putri satu-satunya.
Atas perintah istrinya tersebut, putrinya diusir dari Kerajaan Jenggala dan akhirnya mengembara. Dalam pengembaraan sampailah ia di Kerajaan Metaum, dan bertemu dengan Prabu Metaum.
Prabu Metaum tidak lain adalah kakak dari Permaisuri Prabu Jenggala, dan mengira putri Prabu Jenggala sebagai keponakannya. Prabu Metaum pun menceritakan apa sebab Prabu Jenggala tunduk pada istrinya. Mengetahui hal itu, akhirnya putri Prabu Jenggala mencari kesempatan untuk mencuri semua ilmu yang dimiliki oleh Prabu Metaum, sehingga Prabu Jenggala pun kembali ingat akan anak dan istrinya.
Sekaa Arja Yowana Werdhi Banjar Batan Buah Desa Kesiman Petilan merupakan satu-satunya sekaa arja sebunan yang ada di Kota Denpasar saat ini.
Sekaa sebunan merupakan istilah untuk kelompok-kelompok kesenian yang semua anggotanya berasal dari dan tinggal dalam satu desa adat. Pemberian ruang pada sekaa sebunan bertujuan untuk memperkuat upaya pelestarian seni tradisi orisinil yang hidup di masyarakat sebagai penopang adat, agama, tradisi, dan kearifan lokal lainnya.
Sudana mengisahkan jika Sekaa Arja Yowana Werdhi Banjar Batan Buah Desa Kesiman Petilan telah dimiliki secara turun temurun oleh Banjar Batan Buah Desa Kesiman Petilan.
Sejak dulu, ujar Sudana, mereka setidaknya harus ngayah setiap piodalan di pura setempat yang menyungsung sesuhunan Banjar Batan Buah, Desa Kesiman Petilan.
“Setiap enam bulan sekali, tepatnya setiap Tumpek Wayang dan manis Tumpek Wayang, beliau mesolah, Ida Ratu Sehununan mepesengan Ida Ratu Made Jagatnatha,“ tutur Sudana. *adi
Komentar