Dewan Minta MOS Tak Beratkan Siswa
Agar Diisi dengan Materi Budi Pekerti dan Peningkatan Imun
Supaya Pemprov Bali mempercepat fasilitasi bantuan kuota internet bagi siswa di Bali, karena belajar secara daring alias online sepertinya akan makin panjang.
DENPASAR, NusaBali
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau yang dikenal dengan istilah MOS (masa orientasi siswa) dalam tahun ajaran baru di masa Pandemi Covid-19 diminta tidak memberatkan siswa. Komisi IV DPRD Bali menyodorkan usulan MOS yang memperdalam wawasan kebangsaan, budi pekerti dan peningkatan imun tubuh siswa.
Anggota Komisi IV DPRD Bali dari Fraksi PDIP, Ni Wayan Sari Galung, Minggu (11/7) mengatakan MOS di masa Pandemi Covid-19 saat ini sudah pasti harus digelar secara virtual atau online. Namun tidak mengurangi kualitas program pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah, bagi peserta didik baru. "Tentu supaya lebih berkualitas. Memberikan materi-materi aktual dan yang terpenting bisa membuat imun tubuh peserta makin kuat. Jangan sampai MOS menjadi beban bagi siswa baru. Sebab kalau beban ya akan menyebabkan stres dan akhirnya membuat imun tubuh menurun," ujar Sari Galung.
Menurut Srikandi yang mantan Anggota Fraksi PDIP DPRD Denpasar periode 2009-2014 ini kegiatan MOS juga lebih banyak mendorong siswa untuk penguatan budi pekerti, wawasan kebangsaan, dan nasionalisme. "Lebih banyaklah kepada pendidikan budi pekerti. Mungkin termasuk di dalamnya ada materi sosialisasi dan pengenalan program Visi Misi Nangun Sat Kerti Loka Bali, yang terkait dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di kalangan anak sekolah," tegas politisi asal Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Dalam masa Pandemi Covid-19 saat ini, Sari Galung menyebutkan orangtua juga lebih intensif mendampingi masa MOS anak-anak. Karena pendampingan tetap diperlukan oleh orangtua. "Kami mendorong kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang mengelola SMAN/SMKN di seluruh Bali supaya kedepankan penerapan MOS yang lebih kreatif dengan materi baru yang menarik minat siswa. Untuk orang tua siswa juga memberikan pendampingan untuk anak-anak kita," tegas Sari Galung.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta alias Gung De, secara terpisah mengatakan pelaksanaan MOS untuk siswa baru di masa Pandemi Covid-19 sejak awal sudah diminta digelar secara virtual. "Sejak awal kita sudah pastikan tidak ada tatap muka untuk pola MOS di tahun ajaran baru. Supaya tidak menimbulkan klaster baru. Namun kita tetap meminta supaya Disdikpora Provinsi Bali benar -benar memantau pola MOS supaya lebih berkualitas," ujar Gung De.
Kata Gung De, dalam masa Pandemi Covid-19, terlebih di masa PPKM Darurat, pelaksanaan MOS juga memberikan sosialisasi Prokes kepada peserta didik baru. "Materi sosialiasi penerapan Prokes menjadi sangat penting. Pola-pola perilaku dalam tatanan kehidupan era baru juga wajib diberikan kepada siswa," ujar politisi yang juga Bendesa Adat Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Gung De kembali menekankan supaya Pemprov Bali mempercepat fasilitasi bantuan kuota internet bagi siswa di Bali. Karena belajar secara daring alias online sepertinya akan makin panjang, mengingat kondisi Pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda melandai.
"Mudah-mudahan pemerintah daerah bisa memfasilitasi kuota internet gratis untuk siswa belajar yang daring. Ya termasuk juga kemudahan-kemudahan lainnya. Kalau bisa orangtua siswa tidak dibebani biaya lagi, untuk dunia pendidikan di musim Pandemi Covid-19 ini," ujar mantan Ketua Badan Legislasi DPRD Bali ini. *nat
Anggota Komisi IV DPRD Bali dari Fraksi PDIP, Ni Wayan Sari Galung, Minggu (11/7) mengatakan MOS di masa Pandemi Covid-19 saat ini sudah pasti harus digelar secara virtual atau online. Namun tidak mengurangi kualitas program pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah, bagi peserta didik baru. "Tentu supaya lebih berkualitas. Memberikan materi-materi aktual dan yang terpenting bisa membuat imun tubuh peserta makin kuat. Jangan sampai MOS menjadi beban bagi siswa baru. Sebab kalau beban ya akan menyebabkan stres dan akhirnya membuat imun tubuh menurun," ujar Sari Galung.
Menurut Srikandi yang mantan Anggota Fraksi PDIP DPRD Denpasar periode 2009-2014 ini kegiatan MOS juga lebih banyak mendorong siswa untuk penguatan budi pekerti, wawasan kebangsaan, dan nasionalisme. "Lebih banyaklah kepada pendidikan budi pekerti. Mungkin termasuk di dalamnya ada materi sosialisasi dan pengenalan program Visi Misi Nangun Sat Kerti Loka Bali, yang terkait dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di kalangan anak sekolah," tegas politisi asal Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Dalam masa Pandemi Covid-19 saat ini, Sari Galung menyebutkan orangtua juga lebih intensif mendampingi masa MOS anak-anak. Karena pendampingan tetap diperlukan oleh orangtua. "Kami mendorong kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang mengelola SMAN/SMKN di seluruh Bali supaya kedepankan penerapan MOS yang lebih kreatif dengan materi baru yang menarik minat siswa. Untuk orang tua siswa juga memberikan pendampingan untuk anak-anak kita," tegas Sari Galung.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta alias Gung De, secara terpisah mengatakan pelaksanaan MOS untuk siswa baru di masa Pandemi Covid-19 sejak awal sudah diminta digelar secara virtual. "Sejak awal kita sudah pastikan tidak ada tatap muka untuk pola MOS di tahun ajaran baru. Supaya tidak menimbulkan klaster baru. Namun kita tetap meminta supaya Disdikpora Provinsi Bali benar -benar memantau pola MOS supaya lebih berkualitas," ujar Gung De.
Kata Gung De, dalam masa Pandemi Covid-19, terlebih di masa PPKM Darurat, pelaksanaan MOS juga memberikan sosialisasi Prokes kepada peserta didik baru. "Materi sosialiasi penerapan Prokes menjadi sangat penting. Pola-pola perilaku dalam tatanan kehidupan era baru juga wajib diberikan kepada siswa," ujar politisi yang juga Bendesa Adat Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Gung De kembali menekankan supaya Pemprov Bali mempercepat fasilitasi bantuan kuota internet bagi siswa di Bali. Karena belajar secara daring alias online sepertinya akan makin panjang, mengingat kondisi Pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda melandai.
"Mudah-mudahan pemerintah daerah bisa memfasilitasi kuota internet gratis untuk siswa belajar yang daring. Ya termasuk juga kemudahan-kemudahan lainnya. Kalau bisa orangtua siswa tidak dibebani biaya lagi, untuk dunia pendidikan di musim Pandemi Covid-19 ini," ujar mantan Ketua Badan Legislasi DPRD Bali ini. *nat
Komentar