nusabali

Bupati Giri Prasta Terima Audiensi Yayasan Gases

Apresiasi Anak Muda Produksi Film dengan Nilai Budaya Lokal

  • www.nusabali.com-bupati-giri-prasta-terima-audiensi-yayasan-gases

MANGUPURA, NusaBali
Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menerima audiensi Yayasan Gases (Gabungan Anak Sesetan) Bali, terkait produksi film lokal berjudul Kapandung, di rumah jabatan bupati, Sabtu (10/7).

Sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan industri perfilman lokal Bali yang sarat dengan nilai seni tradisi adat budaya, dan agama Hindu Bali, Bupati Giri Prasta secara pribadi memberikan dana motivasi kepada Ketua Yayasan Gases Bali Komang Indra Wirawan.

Dalam audiensi tersebut Bupati Giri Prasta menyampaikan apresiasinya terhadap karya seniman milenial yang tergabung dalam Yayasan Gases. Menurutnya apa yang dilakukan oleh Gases ini sejalan dengan visi misi Pemkab Badung yakni ngewaliang wed unteng Bali. “Kita boleh maju dan modern, tapi jangan sekali-kali melupakan seni adat tradisi, dan budaya leluhur kita. Pada intinya selaku pribadi dan pemerintah daerah kami mendukung dan mengapresiasi hasil karya seniman muda kita dalam memproduksi film yang mengedepankan nilai budaya lokal bali,” ujar Giri Prasta.

Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang itu turut mengajak seniman muda Bali untuk selalu menjaga warisan leluhur dengan memberikan edukasi dan pemahaman tentang dresta dan budaya Hindu Bali melalui bentuk wahana hiburan edukatif kepada masyarakat. “Kita juga mendorong seniman agar produktif membuat film pendek yang akan kita jadikan sarana edukasi bagi anak-anak sekolah,” terang Bupati Giri Prasta.

Selain itu, menurut Bupati Giri Prasta, seni adat tradisi, dan budaya Bali tidak bisa dilepaskan dari keberadaan sastra kuno Bali yang selama ini dijadikan pedoman dan acuan dalam kehidupan sosial religius masyarakat Bali. “Keberadaan sastra-sastra leluhur sangat penting bagi kehidupan sosial religius masyarakat. Karena dalam hidup ini, kita jangan hanya jaya suara, tapi harus jaya dalam laksana,” tegas Ketua DPC PDIP Badung itu.

Sementara Ketua Yayasan Gases Komang Indra Wirawan, melaporkan film Kapandung digarap guna menjawab kegundahan berangkat dari fenomena di masyarakat terhadap tren kasus dicurinya pratima yang merupakan barang yang disakralkan bagi umat Hindu di Bali. Kondisi itu menjadi pecutan untuk memberikan edukasi dan pemahaman terhadap barang sakral dan adanya alam sekala niskala melalui bentuk wahana hiburan edukatif.

“Digarapnya film Kepandung ini merupakan adanya keresahan dan terinspirasi atas kejadian-kejadian belakangan ini di masyarakat terkait kehilangan sebuah pratima yang diyakini sebagai preti wimba atau kepercayaan yang dicuri kemudian dampaknya nanti lambat laun taksu Bali kian memudar,” kata Indra Wirawan.

Lahirnya film Kepandung, lanjutnya, membuktikan Bali tidak tertinggal dalam industri perfilman, serta mampu bersaing untuk meramaikan bioskop-bioskop melalui sajian film yang bernuansa adapt, dan tradisi Bali. *ind

Komentar