Istimewa, Argentina Juara Lagi di Kandang Brasil
Puasa gelar Argentina selama 28 tahun berakhir. Dan manisnya, gelar juara kali ini diraih di kandang sang musuh bebuyutan, Brasil.
RIO DE JANEIRO, NusaBali
Terakhir kali menjadi juara Copa America 1993, setelah itu Argentina tak pernah mendapatkan trofi juara turnamen besar lagi, kecuali Piala Dunia U-20 dan medali emas Olimpiade 2008.
Bahkan saat Lionel Messi mengumpulkan berbagai koleksi gelar, 6 Balon d’Or, 4 trofi Liga Champions dan 10 trofi La Liga, Argentina juga tak mampu juara di Piala Dunia ataupun Copa America hingga akhirnya Sabtu (10/7) atau Minggu pagi Wita mengakhiri paceklik gelar tersebut.
Sebaliknya Brasil memiliki predikat lebih moncer sebelum laga. Selecao tidak pernah kalah sejak pertandingan persahabatan pada 2019 dan kekalahan kompetitif pertama mereka sejak ditekuk Belgia di Piala Dunia 2018. Stadion Maracana yang menjadi saksi saat Argentina dikalahkan Jerman 1-0 dalam final Piala Dunia 2014 pun gagal memberi ‘sentuhan magis’.
Dalam final yang digelar di stadion berlokasi di kota Rio de Janeiro, Albiceleste mengalahkan Brasil 1-0. Sebanyak 7.000 penonton yang untuk pertamakalinya diperbolehkan masuk stadion dalam gelaran Copa America 2021 menjadi saksi ‘kembalinya’ Argentina.
Pertarungan antara tim Samba Brasil dan Tango Argentina ini berjalan seru sejak kick off. Argentina memecah kebuntuan. sontekan Di Maria memanfaatkan umpan Rodrigo De Paul pada menit ke-22 berhasil membuat Tim Tango unggul 1-0. Tidak ada gol tambahan hingga wasit Esteban Ostojich meniup peluit akhir, skor 1-0 bertahan untuk keunggulan Argentina. Gelar ini menjadi gelar Copa America ke-15 bagi Argentina, sama dengan perolehan Uruguay.
Seusai laga pelatih Brasil Tite mengecam Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan (CONMEBOL), mengkritik organisasi itu dan presiden CONMEBOL Alejandro Dominguez.
Tite mengkritik kondisi lapangan yang digunakan dalam turnamen dan mengatakan para pemain berada dalam risiko karena turnamen itu digelar bersamaan hanya dengan pemberitahuan dua pekan.
Copa America tahun ini seharusnya diadakan di Kolombia dan Argentina. Namun, dipindahkan setelah adanya kerusuhan sipil di Kolombia dan lonjakan kasus Covid-19 di Argentina.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menawarkan diri agar negaranya menjadi tuan rumah tunggal Copa America 2021. Namun, Tite menyebut bahwa CONMEBOL melakukan perencanaan terburu-buru dan bermasalah bagi tim serta pemain yang terlibat.
"Organisasi (CONMEBOL) melakukan banyak hal yang tidak diinginkan," kata Tite usai pertandingan, yang dikutip Reuters. "Lapangannya buruk. Para pemain menghadapi risiko yang berlebihan. Ini seharusnya tidak terjadi di turnamen besar seperti ini."
Tite membuat kritik serupa tentang sejumlah kondisi lapangan di awal turnamen dan komentar itu membuatnya didenda 5.000 dolar Amerika (sekitar Rp72 juta). Para pemain Brasil juga mengkritik CONMEBOL menjelang pertandingan pembukaan mereka, dengan mengatakan organisasi itu "tidak memadai." *ant, mao
Bahkan saat Lionel Messi mengumpulkan berbagai koleksi gelar, 6 Balon d’Or, 4 trofi Liga Champions dan 10 trofi La Liga, Argentina juga tak mampu juara di Piala Dunia ataupun Copa America hingga akhirnya Sabtu (10/7) atau Minggu pagi Wita mengakhiri paceklik gelar tersebut.
Sebaliknya Brasil memiliki predikat lebih moncer sebelum laga. Selecao tidak pernah kalah sejak pertandingan persahabatan pada 2019 dan kekalahan kompetitif pertama mereka sejak ditekuk Belgia di Piala Dunia 2018. Stadion Maracana yang menjadi saksi saat Argentina dikalahkan Jerman 1-0 dalam final Piala Dunia 2014 pun gagal memberi ‘sentuhan magis’.
Dalam final yang digelar di stadion berlokasi di kota Rio de Janeiro, Albiceleste mengalahkan Brasil 1-0. Sebanyak 7.000 penonton yang untuk pertamakalinya diperbolehkan masuk stadion dalam gelaran Copa America 2021 menjadi saksi ‘kembalinya’ Argentina.
Pertarungan antara tim Samba Brasil dan Tango Argentina ini berjalan seru sejak kick off. Argentina memecah kebuntuan. sontekan Di Maria memanfaatkan umpan Rodrigo De Paul pada menit ke-22 berhasil membuat Tim Tango unggul 1-0. Tidak ada gol tambahan hingga wasit Esteban Ostojich meniup peluit akhir, skor 1-0 bertahan untuk keunggulan Argentina. Gelar ini menjadi gelar Copa America ke-15 bagi Argentina, sama dengan perolehan Uruguay.
Seusai laga pelatih Brasil Tite mengecam Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan (CONMEBOL), mengkritik organisasi itu dan presiden CONMEBOL Alejandro Dominguez.
Tite mengkritik kondisi lapangan yang digunakan dalam turnamen dan mengatakan para pemain berada dalam risiko karena turnamen itu digelar bersamaan hanya dengan pemberitahuan dua pekan.
Copa America tahun ini seharusnya diadakan di Kolombia dan Argentina. Namun, dipindahkan setelah adanya kerusuhan sipil di Kolombia dan lonjakan kasus Covid-19 di Argentina.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menawarkan diri agar negaranya menjadi tuan rumah tunggal Copa America 2021. Namun, Tite menyebut bahwa CONMEBOL melakukan perencanaan terburu-buru dan bermasalah bagi tim serta pemain yang terlibat.
"Organisasi (CONMEBOL) melakukan banyak hal yang tidak diinginkan," kata Tite usai pertandingan, yang dikutip Reuters. "Lapangannya buruk. Para pemain menghadapi risiko yang berlebihan. Ini seharusnya tidak terjadi di turnamen besar seperti ini."
Tite membuat kritik serupa tentang sejumlah kondisi lapangan di awal turnamen dan komentar itu membuatnya didenda 5.000 dolar Amerika (sekitar Rp72 juta). Para pemain Brasil juga mengkritik CONMEBOL menjelang pertandingan pembukaan mereka, dengan mengatakan organisasi itu "tidak memadai." *ant, mao
Komentar