Sabtu, Kebun Raya Gianyar Resmi Dibuka
Penuhi Syarat Agar Dapat Bantuan Pemerintah
GIANYAR, NusaBali
Pemkab Gianyar secara resmi akan membuka Kebun Raya Gianyar (KRG) di Banjar Pilan, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Gianyar.
Hanya saja, peresmian ini digelar secara virtual, Sabtu (17/7), karena dalam situasi pandemi Covid-19. Grand opening ini sebagai syarat dari pemerintah pusat dan lembaga terkait, untuk dapat membantu pengembangan kebun raya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar I Wayan Sudiana SSos mengatakan, KRG akan diresmikan oleh Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra. Bupati akan hadir langsung ke lokasi bersama sejumlah OPD terkait dengan penerapan protokol kesehatan (rokes) ketat. "Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti," jelasnya.
Kata dia, acara ini akan diikuti pejabat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI), kini bernama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIM), juga secara virtual. Grand opening ini direncanakan sejak lama, bertujuan untuk pengembangan di masa depan.
Dijelaskan Sudiana, di KRG sebelumnya, belum ada kantor, kini sudah dibangun. Persyaratan lain untuk memenuhi syarat pengembangan KRG, yakni jumlah tanaman in situ (habitat asli) maupun tanaman eks situ (dari luar habitat asli) sudah memenuhi syarat.
Plt Kepala UPT KRG I Wayan Sudiksa mengatakan, untuk persiapan grand opening telah diawali penataan areal kebun raya, dan pengayaan tanaman koleksi. Untuk pengembangan KRG, jelas dia, masih banyak yang perlu dibenahi, terutama sarana dan prasarana, penataan, dan pengayaan tanaman. "Secara bertahap setelah grand opening, kami akan terus lakukan pembenahan-pembenahan," katanya.
Dia berharap, setelah grand opening, ada bantuan anggaran dari pemerintah pusat atau lembaga lain untuk pengembangan KRG ke depan.
Untuk diketahui, KRG atau sering disebut Kebun Raya Pilan dikembangkan sebagai tempat wisata dan tempat penelitian flora dengan luas 40 hektare lebih.
Kepala DLH Gianyar Ni Made Mirnawati menyebut pengelolaan KRG ada di bawah UPT KRG. UPT ini merawat, menjaga, dan mendampingi bila ada mahasiswa atau akademisi yang melakukan penelitian. "Sekarang kondisinya sudah semakin tertata, namun ekosistem dalam hutan tetap dibiarkan apa adanya," jelas Made Mirnawati, Senin (26/4). Kendati kondisi alamiah dibiarkan alami, namun ada jalan setapak yang tersedia bila ada warga yang ingin menikmati hawa hutan alami.
Di KRG terdapat 163 jenis anggrek dan 165 jenis tanaman lain. "Ada sekitar 300 lebih koleksi tanaman, baik yang merambat, pohon, perdu dan jenis tanaman lain," ungkapnya. Walau demikian, di dalam KRG dipastikan masih ada jenis tanaman yang belum masuk data koleksi.
UPT KRG dengan 20 tenaga dari berbagai disiplin ilmu. Diakui, kunjungan wisata baik domestik masih rendah sekitar 200 wisatawan lokal per tahun. Sedangkan untuk penelitian, ada beberapa akademisi yang melakukan penelitian. Masyarakat bisa menjangkau KRG dari arah selatan atau Jalan Raya Payangan, sekitar 13 km dari Polsek Payangan.*nvi
Komentar