Kunjungan Kuliner Pantai Lebih Menurun
GIANYAR, NusaBali
Aneka olahan ikan laut di pesisir Pantai Lebih, Desa Lebih, Kecamatan/Kabupaten Gianyar sebelum pandemi sangat ramai dikunjungi penikmat kuliner.
Namun saat ini, pengunjung anjlok bahkan pendapatan pedagang menurun sampai 80 persen. Kelian Banjar Lebih Beten Kelod, Desa Lebih, Gianyar, Wayan Wirta mengakui kondisi tersebut. Selain pendapatan pedagang menurun sampai 80 persen, pendapatan dari sektor parkir juga mengalami penurunan sampai 80 persen juga. “Secara umum pendapatan menurun sampai 80 persen, untuk bisa hidup sehari-hari saja sudah sangat bersyukur,” kata Wayan Wirta, Selasa (13/7).
Dijelaskannya, di Pantai Lebih ada 40-an pedagang kuliner berbahan baku ikan laut. Sebagian pedagang yang masih beroperasi, menyediakan stok makanan hanya 20 persen saja. “Pedagang tidak berani stok makanan yang banyak, pengunjung sangat sedikit,” imbuh Wayan Wirta.
Bahkan dikatakannya, ada pedagang yang memilih tutup warung, guna menghindari kerugian yang lebih besar.
Wayan Wirta juga menjelaskan warung yang tutup tersebut memilih kembali ke kehidupan sebagai nelayan. Ada 200-an nelayan di Desa Lebih, sedangkan sebelumnya yang aktif sekitar 120 nelayan. “Saat ini nelayan yang aktif bertambah, karena pekerjaan di darat sudah berebut dengan banyak orang,” ujarnya.
Pekerjaan di darat seperti sebagai buruh atau tukang, peluangnya sangat kecil, di samping sangat sedikit warga yang mendirikan bangunan.
Sedangkan hasil tangkapan selain untuk warung kuliner, juga dibawa ke pasar desa atau diambil pengepul. “Saat ombak bagus, di pagi hari nelayan banyak yang melaut. Kembalinya sebagai nelayan, selain sebagai alternatif juga untuk kebutuhan dapur,” ucap Wayan Wirta. 7 nvi
Dijelaskannya, di Pantai Lebih ada 40-an pedagang kuliner berbahan baku ikan laut. Sebagian pedagang yang masih beroperasi, menyediakan stok makanan hanya 20 persen saja. “Pedagang tidak berani stok makanan yang banyak, pengunjung sangat sedikit,” imbuh Wayan Wirta.
Bahkan dikatakannya, ada pedagang yang memilih tutup warung, guna menghindari kerugian yang lebih besar.
Wayan Wirta juga menjelaskan warung yang tutup tersebut memilih kembali ke kehidupan sebagai nelayan. Ada 200-an nelayan di Desa Lebih, sedangkan sebelumnya yang aktif sekitar 120 nelayan. “Saat ini nelayan yang aktif bertambah, karena pekerjaan di darat sudah berebut dengan banyak orang,” ujarnya.
Pekerjaan di darat seperti sebagai buruh atau tukang, peluangnya sangat kecil, di samping sangat sedikit warga yang mendirikan bangunan.
Sedangkan hasil tangkapan selain untuk warung kuliner, juga dibawa ke pasar desa atau diambil pengepul. “Saat ombak bagus, di pagi hari nelayan banyak yang melaut. Kembalinya sebagai nelayan, selain sebagai alternatif juga untuk kebutuhan dapur,” ucap Wayan Wirta. 7 nvi
Komentar