Krama Desa Gelar Pacaruan
Mari kita saling berdamai, jangan merasa diri paling hebat,’ ujar Bupati Suwirta.
Pasca Tragedi Saling Serang di Selat
SEMARAPURA, NusaBali
Pasca tragedi berdarah saling serang antar keluarga dari dua banjar di Desa Selat, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, Selasa (20/12) malam, krama Desa Adat Selat menggelar Pacaruan Panca Sanak Madurga atau Tawur Madya. Upacara ini digelar pada Kajeng Kliwon, Tumpek Wayang, Sabtu (31/12) siang. Upacara ini menghabiskan dana sekitar Rp 20 juta.
Upacara untuk menyucikan wilayah Desa Selat pasca tragedi pertumpahan darah antara sesama warga Desa Adat Selat. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta turut hadir saat upacara pacaruan tersebut.
Bendesa Desa Pakraman Selat Kadek Jiwa mengakui, pacaruan ini untuk menyucikan wilayah desanya. Karena sejumlah warganya sempat terlibat perkelahian yang mengakibatkan beberapa orang mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam. “Biaya upacara sekitar Rp 20 juta oleh desa adat,” katanya. Upacara dipuput Ida Pedanda Gede Griya Cucukan, Desa Tegak, Klungkung.
Kata dia, sejauh ini belum ada sanksi adat yang dikenakan kepada para pelaku. Namun kedepannya seluruh prajuru Desa Adat Selat akan segera merancang sebuah sanksi adat dan memberlakukannya dengan tegas jika ada warganya melakukan aksi serupa. “Kami berharap tidak akan pernah ada lagi kejadian berdarah di desa kami,” ujarnya.
Upacara ini juga disertai persembahyangan di beberapa pura yakni Pura Dalem, Pura Puseh, Pura Celebung, dan Pura Taman Sari.
Bupati Suwirta dalam kesempatan itu berpesan supaya aksi serupa tidak akan pernah terjadi lagi. Dirinya mengajak supaya seluruh warga untuk saling berdamai dengan spirit aksi gema santi (gerakan masyarakat santun dan inovatif). “Mari kita saling berdamai, jangan merasa diri paling hebat, mulailah introspeksi diri/mulat sarira atas setiap perbuatan yang sudah kita perbuat terhadap orang lain,” ujar Bupati Suwirta.
Disebutkan, perlu diadakan kegiatan yang melibatkan seluruh komponen warga untuk meningkatkan rasa kekeluargaan, gotong royong antar sesama krama. Para tokoh adat dan dinas diharapkan berperan aktif membina dan mempersatukan warganya melalui kegiatan positif. “Aktifkan kembali sekaa teruna, bimbinglah anak anak muda untuk melakukan kegiatan yang dapat membangun rasa kekeluargaan dan persatuan demi pembangunan di desa,” kata Bupati asal Nusa Ceningan, Nusa Penida, Klungkung ini.
Setelah upacara selesai, Bupati Suwirta didampingi Ketua Majelis Alit Kecamatan Klungkung I Wayan Sutena dan para prajuru desa adat dan dinas menemui salah satu tersangka yang sekaligus korban yang mengalami luka parah akibat kena tebasan, Wayan Suka Ardana. Ia ditemui di rumahnya. Kepada keluarga Wayan Suka Ardana, Bupati Suwirta mengimbau untuk saling mendamaikan, memaafkan dan seluruh warga kembali bersatu dalam melakukan kegiatan bersifat positif.
Sebelumnya, dua keluarga dari lain Banjar di Desa Selat, Kecamatan Klungkung terlibat aksi saling serang, Selasa (20/12) malam. Kasus ini disulut masalah pemukulan di arena biliar. Dalam insiden tersebut 4 orang terluka sehingga 3 di antaranya harus dilarikan ke IGD RSUD Klungkung. Ketegangan melibatkan I Wayan Suka Ardana alias Roka,36, dan I Gusti Lanang Agung Wiryana alias Lupus,28. Awalnya, Wayan Suka Ardana (asal Banjar Tengah, Desa Selat) asyik bermain biliar bersama sejumlah warga setempat. Kemudian, datang I Gusti Lanang Agung Wiryana, asal Banjar Jeroan, Desa Selat, ke arena biliar. *wa
1
Komentar