RSUD Wangaya Sulap Garase Jadi IGD
Untuk Pasien Non Covid-19, IGD Khusus Rawat Pasien Covid-19
Tak hanya IGD, kini juga tengah dipersiapkan ruang rawat inap Salya yang sebelumnya digunakan untuk merawat pasien umum untuk pasien Covid-19.
DENPASAR, NusaBali
Akibat ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sering dipenuhi pasien suspect Covid-19, RSUD Wangaya terpaksa menyulap garase ambulans menjadi ruang IGD untuk pasien non Covid-19 alias pasien umum. Hal itu dilakukan untuk antisipasi pasien non Covid-19 terpapar karena satu ruangan dengan pasien Covid-19.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Wangaya, dr Anak Agung Made Widiasa saat diwawancarai di RSUD Wangaya, Jumat (16/7) mengatakan selama ini bed yang ada di IGD sebanyak 15 bed. Tetapi 7 bed digunakan untuk pasien Covid-19. Jika bed Covid-19 meningkat melebihi kapasitas 7 bed, maka sisanya akan ditempatkan di bed pasien non Covid-19.
Sehingga, pasien non Covid-19 harus ditempatkan di luar ruang IGD untuk antisipasi memperparah penyebaran Covid-19 dan harus menerapkan sistem buka tutup. "Selama ini kami hanya punya 7 bed untuk Covid-19. Jadi kalau penuh kita tempatkan di bed non Covid-19. Nah, ini pasien non Covid-19 kan harus ditangani juga, jadi kami tempatkan di luar. Itu yang menyebabkan kami harus membuat ruangan lagi," jelasnya.
Ruangan tersebut menggunakan garase mobil ambulan yang terletak di sebelah timur IGD tepatnya di depan IGD. Garase yang ada sebelumnya hanya memiliki atap. Tetapi, untuk memberikan kenyamanan kepada pasien pihaknya memilih untuk memberikan dinding menggunakan spandek dengan kapasitas 5-7 pasien.
"Sekarang saja bed yang kami sediakan khusus di ruang isolasi sebanyak 72 masih tersisa dua bed. Bor hampir 100 persen. Bahkan, kemarin masuk IGD pasien suspect Covid-19 ada 7 jadi terpaksa kami lakukan pemindahan ke luar untuk pasien non Covid-19," ungkapnya.
Apalagi, Agung Widiasa mengatakan, pasien Covid-19 semakin banyak karena peningkatan kasus terjadi setiap harinya. Dengan kondisi tersebut, pihaknya mau tidak mau harus mempersiapkan segala sesuatunya agar tidak terjadi penumpukan pasien.
Menurut Agung Widiasa, ini pertama kalinya RSUD Wangaya menyulap garase menjadi IGD dengan konsep semi permanen. Sebab, dari awal pandemi Covid-19, baru kali ini termasuk parah dengan pasien yang begitu banyak. "Baru kali ini, awal pandemi Covid-19 juga tidak sampai seperti ini. Paling, hanya buka tutup saja. Dan sekarang kami harus benar-benar mempersiapkan ruangan ini," ungkap pria berbadan tegap ini.
Dikatakannya, bukan hanya IGD, ruang isolasi juga akan terus ditambah. Dari awal ketersediaan bed, sudah tiga kali penambahan karena tingginya kasus setiap harinya. Saat ini, dia mengaku tengah mempersiapkan ruang rawat inap Salya yang sebelumnya digunakan untuk merawat pasien umum.
Dengan kondisi peningkatan yang terus naik, ruangan tersebut dipastikan akan terpakai. Dalam satu ruangan, ada 15 bed yang bisa dimanfaatkan untuk pasien Covid-19. "Ruang Salya ini memang bukan dikhususkan untuk tempat isolasi, karena kami di RSUD Wangaya kan menerima semua pasien bukan hanya Covid-19. Tetapi, karena bed hampir penuh, kami terpaksa gunakan ruangan itu dengan total 15 bed. Kita persiapkan saja dulu sambil menunggu perkembangan lebih lanjut," imbuhnya.
Selain menyiapkan kembali ruang isolasi, RSUD Wangaya juga kebut vaksinasi untuk warga Denpasar. Setiap harinya, RSUD Wangaya menyiapkan 300 antrean untuk vaksinasi. Bahkan, vaksinasi sempat membeludak akibat dari warga luar Denpasar yang datang untuk melakukan vaksinasi kedua.
Beruntungnya, stok vaksin saat ini masih aman. "Kalau vaksin masih aman, stok juga masih ada. Alat Pelindung Diri (APD) juga sudah aman walaupun semoat ada kendala kekuranga. Itu sudah bisa diatasi. Begitu juga oksigen, sudah dipersiapkan Dinas Kesehatan. Jadi yang semuanya sudah aman," tandasnya. *mis
Direktur Utama (Dirut) RSUD Wangaya, dr Anak Agung Made Widiasa saat diwawancarai di RSUD Wangaya, Jumat (16/7) mengatakan selama ini bed yang ada di IGD sebanyak 15 bed. Tetapi 7 bed digunakan untuk pasien Covid-19. Jika bed Covid-19 meningkat melebihi kapasitas 7 bed, maka sisanya akan ditempatkan di bed pasien non Covid-19.
Sehingga, pasien non Covid-19 harus ditempatkan di luar ruang IGD untuk antisipasi memperparah penyebaran Covid-19 dan harus menerapkan sistem buka tutup. "Selama ini kami hanya punya 7 bed untuk Covid-19. Jadi kalau penuh kita tempatkan di bed non Covid-19. Nah, ini pasien non Covid-19 kan harus ditangani juga, jadi kami tempatkan di luar. Itu yang menyebabkan kami harus membuat ruangan lagi," jelasnya.
Ruangan tersebut menggunakan garase mobil ambulan yang terletak di sebelah timur IGD tepatnya di depan IGD. Garase yang ada sebelumnya hanya memiliki atap. Tetapi, untuk memberikan kenyamanan kepada pasien pihaknya memilih untuk memberikan dinding menggunakan spandek dengan kapasitas 5-7 pasien.
"Sekarang saja bed yang kami sediakan khusus di ruang isolasi sebanyak 72 masih tersisa dua bed. Bor hampir 100 persen. Bahkan, kemarin masuk IGD pasien suspect Covid-19 ada 7 jadi terpaksa kami lakukan pemindahan ke luar untuk pasien non Covid-19," ungkapnya.
Apalagi, Agung Widiasa mengatakan, pasien Covid-19 semakin banyak karena peningkatan kasus terjadi setiap harinya. Dengan kondisi tersebut, pihaknya mau tidak mau harus mempersiapkan segala sesuatunya agar tidak terjadi penumpukan pasien.
Menurut Agung Widiasa, ini pertama kalinya RSUD Wangaya menyulap garase menjadi IGD dengan konsep semi permanen. Sebab, dari awal pandemi Covid-19, baru kali ini termasuk parah dengan pasien yang begitu banyak. "Baru kali ini, awal pandemi Covid-19 juga tidak sampai seperti ini. Paling, hanya buka tutup saja. Dan sekarang kami harus benar-benar mempersiapkan ruangan ini," ungkap pria berbadan tegap ini.
Dikatakannya, bukan hanya IGD, ruang isolasi juga akan terus ditambah. Dari awal ketersediaan bed, sudah tiga kali penambahan karena tingginya kasus setiap harinya. Saat ini, dia mengaku tengah mempersiapkan ruang rawat inap Salya yang sebelumnya digunakan untuk merawat pasien umum.
Dengan kondisi peningkatan yang terus naik, ruangan tersebut dipastikan akan terpakai. Dalam satu ruangan, ada 15 bed yang bisa dimanfaatkan untuk pasien Covid-19. "Ruang Salya ini memang bukan dikhususkan untuk tempat isolasi, karena kami di RSUD Wangaya kan menerima semua pasien bukan hanya Covid-19. Tetapi, karena bed hampir penuh, kami terpaksa gunakan ruangan itu dengan total 15 bed. Kita persiapkan saja dulu sambil menunggu perkembangan lebih lanjut," imbuhnya.
Selain menyiapkan kembali ruang isolasi, RSUD Wangaya juga kebut vaksinasi untuk warga Denpasar. Setiap harinya, RSUD Wangaya menyiapkan 300 antrean untuk vaksinasi. Bahkan, vaksinasi sempat membeludak akibat dari warga luar Denpasar yang datang untuk melakukan vaksinasi kedua.
Beruntungnya, stok vaksin saat ini masih aman. "Kalau vaksin masih aman, stok juga masih ada. Alat Pelindung Diri (APD) juga sudah aman walaupun semoat ada kendala kekuranga. Itu sudah bisa diatasi. Begitu juga oksigen, sudah dipersiapkan Dinas Kesehatan. Jadi yang semuanya sudah aman," tandasnya. *mis
1
Komentar