Sehari, Dua Orang Gantung Diri di Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Dua aksi bunuh diri dengan cara gantung diri terjadi di dua lokasi berbeda di Karangasem pada Rabu (21/7).
Korban pertama, I Gusti Gede Rai Peladung, 58, asal Lingkungan Padangkerta Kelod, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem. Sedangkan korban kedua, I Ketut Sudarsa, 40, di Banjar Lusuh Kangin, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem, pukul 14.10 Wita.
Kasus di Lingkungan Padangkerta Kelod, terungkap diketahui saksi yang juga adik korban I Gusti Gede Badra Peladung, 37, dan istrinya korban Ni Gusti Nyoman Alit, 49, Rabu (20/7) pukul 10.00 Wita. Mulanya sang istri Ni Gusti Nyoman Alit sempat menyaksikan suaminya bangun pukul 08.00 Wita, membuang air. Saat itu istri tidak curiga, berlanjut keluar rumah melakukan aktivitas.
Sekitar pukul 10.00 Wita, istrinya kembali ke rumahnya, kemudian hendak membangunkan sang suami, ternyata pintu kamar terkunci. Maka Ni Gusti Nyoman Alit menghubungi iparnya I Gusti Gede Badra Peladung.
Mengingat pintu terkunci, maka berupaya melihat kakaknya dari celah jendela, dari lubang ventilasi dilihat kakaknya telah tergantung, menggunakan selendang merah, mengenakan kaos hijau dan celana pendek cokelat.
Atas kejadian itu dilaporkan sang kakak I Gusti Gede Badra Peladung ke Polsek Karangasem. Maka, petugas melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dipimpin Kapolsek Karangasem Kompol I Wayan Suberata, dinyatakan murni gantung diri. Keluarga korban I Gusti Gede Badra Peladung menyatakan, korban selama ini menderita sakit jantung, "Korban lama menderita sakit jantung tidak kunjung sembuh," jelasnya.
Sedangkan gantung diri di Banjar Lusuh Kangin, Desa Peringsari, terjadi di kamar tidurnya ditemukan menantunya Ni Luh Ade Santi, motifnya lama menderita sakit asam lambung. Keluarga merelakan kepergian korban, dan dikubur di Setra Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Buda Pon Bala, Rabu (21/7) sore, korban meninggal seorang istri dan tiga anak.
Perbekel Peringsari I Wayan Bawa mengatakan, korban telah lama menderita sakit asam lambung. "Motifnya karena lama menderita sakit asam lambung tidak kunjung sembuh," katanya. *k16
Kasus di Lingkungan Padangkerta Kelod, terungkap diketahui saksi yang juga adik korban I Gusti Gede Badra Peladung, 37, dan istrinya korban Ni Gusti Nyoman Alit, 49, Rabu (20/7) pukul 10.00 Wita. Mulanya sang istri Ni Gusti Nyoman Alit sempat menyaksikan suaminya bangun pukul 08.00 Wita, membuang air. Saat itu istri tidak curiga, berlanjut keluar rumah melakukan aktivitas.
Sekitar pukul 10.00 Wita, istrinya kembali ke rumahnya, kemudian hendak membangunkan sang suami, ternyata pintu kamar terkunci. Maka Ni Gusti Nyoman Alit menghubungi iparnya I Gusti Gede Badra Peladung.
Mengingat pintu terkunci, maka berupaya melihat kakaknya dari celah jendela, dari lubang ventilasi dilihat kakaknya telah tergantung, menggunakan selendang merah, mengenakan kaos hijau dan celana pendek cokelat.
Atas kejadian itu dilaporkan sang kakak I Gusti Gede Badra Peladung ke Polsek Karangasem. Maka, petugas melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dipimpin Kapolsek Karangasem Kompol I Wayan Suberata, dinyatakan murni gantung diri. Keluarga korban I Gusti Gede Badra Peladung menyatakan, korban selama ini menderita sakit jantung, "Korban lama menderita sakit jantung tidak kunjung sembuh," jelasnya.
Sedangkan gantung diri di Banjar Lusuh Kangin, Desa Peringsari, terjadi di kamar tidurnya ditemukan menantunya Ni Luh Ade Santi, motifnya lama menderita sakit asam lambung. Keluarga merelakan kepergian korban, dan dikubur di Setra Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Buda Pon Bala, Rabu (21/7) sore, korban meninggal seorang istri dan tiga anak.
Perbekel Peringsari I Wayan Bawa mengatakan, korban telah lama menderita sakit asam lambung. "Motifnya karena lama menderita sakit asam lambung tidak kunjung sembuh," katanya. *k16
1
Komentar